Kamis 26 May 2016 14:00 WIB

Pembiayaan BSM Tumbuh Positif

Red:

JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) yang berfokus pada segmen ritel mencatat angka positif pada pembiayaan sepanjang Kuartal I 2016. Secara umum, pembiayaan BSM per Maret 2016 sebesar Rp 50,77 triilun, meningkat dibandingkan posisi Maret 2015 (year on year) yang sebesar Rp 48,8 triliun.

Direktur Keuangan dan Strategi BSM Agus Dwi Handaya mengatakan, gadai dan cicil emas sebagai salah satu produk unggulan BSM mencatatkan kinerja yang sangat signifikan. Per Maret 2016, outstanding pembiayaan gadai BSM mencapai Rp 1,37 triliun atau naik 16,32 persen dibandingkan periode Maret 2015 sebesar Rp 1,18 triliun.

Adapun cicil emas BSM pada Maret Rp 296 miliar atau naik sekitar 51 persen dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesar Rp 196 miliar. Di antara pembiayaan tersebut, BSM Griya masih mencatatkan pertumbuhan yang baik.

Pembiayaan Griya BSM per Maret 2016 mencapai Rp 9,2 triliun atau naik dibanding periode Maret 2015 yang sebesar Rp 9,04 triliun. Untuk BSM Griya, BSM memberikan pembiayaan untuk rumah tapak dan apartemen, baik baru maupun rumah tangan kedua. BSM menyasar pembiayaan rumah dengan kisaran harga Rp 500 juta hingga Rp 750 juta.

Sementara itu, BSM kembali memperoleh penghargaan The Best Islamic Retail Bank dari Triple A Islamic Awards-The Asset Hong Kong. Tahun lalu, BSM juga meraih penghargaan yang sama dari lembaga riset keuangan asal Hong Kong itu.

Selain The Best Islamic Tetail Bank, BSM juga memperoleh penghargaan The Best Islamic Trade Finance dan The Best Islamic Bank of Indonesia. BSM juga memperoleh penghargaan untuk kategori kualitas layanan dari Marketing Research of Indonesia (MRI) untuk kategori The Best Overall Performance.

Sesuai Corporate Plan (Corplan) 2016-2020, BSM memfokuskan bisnisnya pada segmen ritel. Untuk segmen, BSM mengunggulkan produk-produk, seperti Tabungan BSM, Tabungan Mabrur, pembiayaan gadai dan cicil emas, Pembiayaan Pensiun, dan Pembiayaan BSM Griya.

Agus menambahkan, strategi fokus pada segmen ritel BSM pilih melihat segmen ekonomi Indonesia yang mayoritas berada di segmen mikro kecil dan menengah ditambah potensi populasi Muslim di Indonesia yang mencapai 90 persen. ''Alhamdulillah sesuai Corplan, kinerja BSM mulai on track dan memperoleh apresiasi dari pihak asing,'' ungkap Agus Dwi dalam siaran resmi kepada Republika, Selasa (24/5).

Tabungan BSM sebagai mesin likuiditas BSM juga menunjukkan pertumbuh positif. Per Maret 2016, Tabungan BSM mencapai Rp 24,26 triliun atau naik 10,28 persen dibandingkan kinerja Tabungan BSM per Maret 2015 sebesar Rp 22 triliun. Jumlah nasabah tabungan di BSM mencapai lebih dari 6,4 juta. Pangsa pasar Tabungan BSM di industri perbankan syariah per Februari 2016 mencapai 35,66 persen.

Untuk Tabungan Mabrur, BSM saat ini masih menguasai pangsa pasar tabungan haji regular sebesar 29 persen. Jumlah penabung haji reguler BSM per Maret 2016 sudah lebih dari sejuta penabung. Adapun, untuk haji khusus, pangsa pasar BSM mencapai 32,53 persen dengan jumlah penabung sekitar 80 ribu calon jamaah haji khusus.

Per Maret 2016, BSM merupakan bank syariah satu-satunya yang sudah bisa masuk kategori bank BUKU III dengan modal inti Rp 5,42 triliun. Setelah upaya konsolidasi yang fokus pada pembenahan sepanjang 2015, pada Maret 2016 BSM membukukan laba Rp 75,72 miliar atau naik dibandingkan laba per Maret 2015 yang sebesar Rp 51,63 miliar. Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) BSM per Maret 2016 sebesar 13,39 persen.    rep: Fuji Pratiwi, ed: Ichsan Emrald Alamsyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement