Jumat 29 Apr 2016 17:00 WIB

SMF Kembangkan EBA Syariah

Red:

JAKARTA — PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) berupaya mengembangkan instrumen efek beragun aset syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP). Hal tersebut merupakan bagian dari amanat pemerintah atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan EBA Syariah.

Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Raharjo Adisusanto menyampaikan, penerbitan produk EBAS-SP diharapkan dapat mengoptimalkan potensi pasar modal syariah di Indonesia. Dalam menggawangi upaya tersebut, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) pada 3 Maret lalu untuk menyosialisasikan dan mengkaji pengembangan pembiayaan berbasis syariah.

Sosialisasi dilakukan melalui seminar bertajuk "Pembiayaan Properti dan Investasi Syariah untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia." Raharjo menilai, realisasi penerbitan EBAS-SP masih membutuhkan dukungan banyak pihak, baik perbankan maupun regulator.

"EBAS-SP ini akan mendiversifikasi instrumen untuk memperoleh kembali dana yang telah disalurkan dalam bentuk KPR Syariah tanpa perlu menunggu tagihan KPR yang dimiliki jatuh tempo," ujar Rahardjo dalam siaran resminya, Rabu (27/4).

Sumber pendanaan KPR Syariah yang disekuritisasi akan digantikan dengan dana investor pasar modal yang berjangka panjang. Sehingga, mengurangi ketidakcocokan jangka waktu (maturity mismatch) serta membantu memitigasi risiko pembiayaan bank syariah.

SMF menerima mandat dari pemerintah untuk membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan yang terjangkau oleh masyarakat. Pelaksanaan mandat ini dapat dilihat dari pertumbuhan aliran dana kumulatif yang telah disalurkan SMF dari pasar modal ke pasar pembiayaan primer perumahan.

Dari perkembangan kinerja SMF selama lima tahun terakhir, pertumbuhan tahun ke tahun meningkat cukup signifikan di tengah kondisi perekonomian yang volatil. Pada kuartal pertama 2016 ini, SMF berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp 1,19 triliun, meningkat Rp 1,16 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2015 yang hanya mencapai Rp 33,17 miliar.

Total aliran dana kumulatif yang disalurkan per Maret 2016 sebesar Rp 21,44 triliun meningkat 6,60 kali lipat dari modal disetor SMF. Pendapatan SMF hingga Maret 2016 mencapai Rp 229,5 miliar, meningkat dibanding Maret 2015 yang mencapai Rp 221,9 miliar. Laba bersih mencapai Rp 85 miliar, meningkat 19,72 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu sebesar Rp 71 miliar.

Naiknya pendapatan berasal dari pinjaman refinancing yang disalurkan. Penerbitan obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) III tahap IV tahun 2016 ini mencapai Rp 630 miliar.

"Penerbitan surat utang ke-23 itu berperan dalam penyediaan likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR, untuk mendukung terealisasinya program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh pemerintah," ungkap Raharjo.

Pinjaman sebesar Rp 1,19 triliun pada kuartal pertama 2016 dialirkan melalui kerja sama refinancing KPR kepada dua bank, yaitu Bank Tabungan Negara (BTN) sebesar Rp 1 triliun dan Bank Riau Kepri sebesar Rp 190 miliar. Bagi Bank Riau Kepri, pinjaman tersebut merupakan pinjaman perdana yang diterima dari SMF.

Raharjo menuturkan, penyaluran dana melalui kerja sama refinancing ke penyalur KPR tersebut digunakan untuk sektor pembiayaan KPR. Dengan demikian, terjadi akselerasi produksi KPR di Indonesia melalui peningkatan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan sehingga terjangkau oleh masyarakat luas.   rep: Fuji Pratiwi c37, ed: Ichsan Emrald Alamsyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement