Kamis 11 Feb 2016 16:00 WIB

Bank-Bank Syariah Masih Berekspansi

Red:

JAKARTA - Perbankan syariah sempat mengalami perlambatan karena dampak melemahnya ekonomi di 2015. Data Bank Indonesia menyatakan pangsa pasar perbankan syariah 4,61 persen atau terperangkap di bawah angka lima persen.

Meski mengalami perlambatan, sebagian bank syariah alami pertumbuhan pada akhir 2015. Memasuki 2016, bank-bank syariah pun masih menambah jaringan kantor cabang. Seperti Panin Bank Syariah (PBS) berencana menambah 16 kantor cabang tahun ini sambil tetap mengoptimalkan layanan perbankan syariah (office channeling) di jaringan kantor induk Bank Panin.

Sekretaris Perusahaan Panin Bank Syariah (PBS) Ahmad Fathoni mengatakan, setelah membuka cabang di Solo dan satu kantor kas tambahan di Menara 165 Jakarta Januari 2016 ini, pihaknya masih akan menambah jaringan. Ia mengatakan menyusul beberapa kota seperti Yogyakarta, Tegal, Lampung, Palembang, Medan, Pekanbaru, Banjarmasin, Mataram, Ambon, dan lainnya akan segera dibuka tahun ini. ''Pada 2016 ini kami berencana membuka 16 cabang. Jaringan PBS berbagai kota juga akan didukung layanan syariah di jaringan kantor induk,'' ungkap Fathoni, Rabu (10/2).

Hingga akhir 2015, sudah ada 13 jaringan kantor yang dimiliki PBS yang didukung 150 layanan syariah di jaringan induk (Bank Panin). OJK sendiri memberi ruang bagi PBS untuk membuka hingga 21 cabang. Namun, PBS berupaya berhati-hati dan realistis dalam mengembangkan jaringan. Hal ini mengingat biaya pembukaan cabang yang benar-benar baru memakan biaya antara Rp 3 miliar-Rp 5 miliar jika tidak memanfaatkan fasilitas milik induk.

Selain itu, tahun ini PBS juga berencana menjalankan program laku pandai. Karena OJK mensyaratkan bank pelaksana laku pandai untuk membuka cabang di kawasan timur, PBS mengupayakan pembukaan cabang di Ambon pada sekitar triwulan dua 2016 ini. ''Semoga kami bisa buka cabang di Ambon sehingga bisa segera meluncurkan laku pandai,'' kata Fathoni.

Untuk itu, PBS sedang menjajaki kerja sama dengan jaringan yang memiliki basis konsumen seperti BMT dan perusahaan telekomunikasi. ''Sistem TI kami sudah siap. Melalui Inkopsyah, kami sudah bekerja sama sebelumnya dengan 200-300,'' kata Fathoni.

Sebelumnya, Direktur Utama Panin Bank Syariah (PBS) Deny Hendrawati menuturkan, dengan BOPO industri yang  besar, bank-bank syariah harus bermitra dan manfaatkan infrastruktur, terutama infrastruktur yang sudah ada, seperti layanan syariah di  kantor konvensional (office channeling) dan laku pandai agar tidak semakin membebani BOPO.

Menurut Deny, laku pandai pasti berpengaruh untuk menurunkan BOPO karena biaya membuka cabang baru terbilang mahal. Jika bank syariah pandai memakai fasilitas lain, hasilnya akan lebih luar biasa. ''Dengan laku pandai, kami harap BOPO bisa turun 70-80 persen,'' kata Denny.

Sementara itu, BNI Syariah lebih memilih menguatkan sinergi jaringan dengan induk pada 2016 ini. Direktur Operasional BNI Syariah Junaidi Hisom menyatakan, pada 2016 ini BNI Syariah tidak menambah jaringan kantor dan  lebih memilih berkolaborasi dengan induk untuk  memaksimalkan office channeling. Di akhir 2015, BNI Syariah memiliki 316 gerai jaringan kantor dan 1.700 kantor BNI yang memberi layanan syariah.

Program laku pandai, kata Direktur Bisnis BNI Syariah Imam T Saptono, sudah masuk dalam RBB 2016 dan salah satunya memakai platform induk (BNI) walau induk juga masih terus melakukan penyempurnaan. BNI Syariah akan menggunakan sistem terbaru yang dimiliki induk.

Laku Pandai BNI Syariah akan dilakukan bertahap. Saat ini layanan yang berjalan berupa jasa pembayaran aneka tagihan rekening. Untuk ini saja, transaksinya sudah mencapai 2 juta transaksi per bulan.

Di tahap ke dua, barulah agen laku pandai melayani  pembukaan rekening dengan memanfaatkan jaringan BNI. Di sisi lain, BNI Syariah juga mencari model yang sesuai untuk  agen. ''Manajemen agen bisa lebih lama. Tidak mudah membina agen agar program laku pandai ini optimal,''  ungkap Imam. rep: Fuji Pratiwi  ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement