Selasa 27 Jan 2015 16:00 WIB

Berkembang di Prancis

Red:

PARIS — Sejumlah faktor membuat Prancis cukup memberi peluang bagi perkembangan keuangan Islam. Keuangan Islam yang bebas bunga dan tumbuh stabil tampak menarik bagi negara-negara maju yang sudah mulai merasakan dampak negatif keuangan konvensional.

Kepala Eksekutif Franco-American Alliance for Islamic Finance (FAAIF) Camille Paldi menjelaskan, ada potensi bagi keuangan Islam untuk berkembang di Prancis.

Ini karena Prancis merupakan negara keempat terbesar pasar keuangan global dan negara peringkat pertama di pasar keuangan Eropa. Prancis juga tergoda untuk menarik likuiditas dari investor negeri kaya minyak di Kawasan Teluk dan Asia.

Selain populasi Muslim yang besar, pikiran terbuka dan pemahaman yang cukup tentang keuangan oleh masyarakat Timur Tengah dan Asia membuat peluang kesuksesan keuangan Islam di Prancis cukup terbuka.

Dari pengalamannya berkeliling Prancis, Paldi percaya, sekali saja keuangan berbasis hukum Alquran ini menunjukkan kesamaan umum dengan ajaran Kristen, menyebar di berbagai kalangan, tumbuh dan mampu menciptakan lapangan kerja dan menyuburkan kewirausahaan, keuangan Islam akan jadi populer dan tren di Prancis.

Paldi kembali mengingatkan mantan menteri ekonomi Prancis sekaligus Kepala IMF, Christine Lagarde, yang dalam sebuah acara televisi sudah secara terbuka mendiskusikan keuangan Islam bagi ekonomi dan masyarakat Prancis.

"Banyak pemerintah dan menteri keuangan di seluruh dunia yang tertarik dengan keuangan Islam karena berbasis pada aset riil dan pembiayaan produktif, menggunakan bagi hasil dan bukan bunga, serta memiliki tingkat pertumbuhan yang stabil," kata Paldi seperti dikutip laman EINPresswire.com, Selasa (20/1).

Menurut Paldi, sistem keuangan dimana uang didapat dari utang seperti saat ini hanya membawa pada krisis siklikal. Belum lagi efek devaluasi mata uang dan efek moral yang ditimbulkan akibat penggunaan produk derivatif yang disebut Paldi justru menyuburkan ketamakan para elite.

Produk derivatif yang tidak terhubung pada ekonomi riil juga menimbulkan ketidakstabilan. Ini sebabnya dalam sejarah AS, produk-produk keuangan derivatif pernah dianggap ilegal di beberapa negara bagian AS.

"Membiarkan bank swasta menciptakan uang lewat bisnis perbankan dan mengubah suku bunga kredit, tidak menghasilkan apa-apa selain kerugian," ungkap Paldi.  ed: Irwan Kelana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement