Senin 26 Jan 2015 15:00 WIB

Syariah Jangan Hanya 'Baju'

Red:

DEPOK - Sebagai lembaga pendidikan, pesantren berperan sebagai penyumbang pemikiran dan penyiapan sumber daya manusia (SDM).

Ketua Umum At Turats Indonesia Ustaz Ahmad Utomo (Gus Ut) mengungkapkan, pesantren ingin kata syariah dalam ekonomi syariah nasional tidak hanya "baju", tapi menyentuh substansi syariahnya. Pesantren harus mengawal itu.

Ia mengemukakan, pesantren adalah lembaga yang menyiapkan SDM dan sumber pemikir agar bangsa makmur. Menyiapkan keilmuan agar landasan semua sektor keuangan agar benar-benar syar'i.

"Keluhan masyarakat bank syariah tidak syar'i. Tugas pesantren untuk memberi tahu pelaku keuangan syariah soal itu," kata Gus Ut dalam Sarasehan Akbar Pesantren Untuk Bangsa II: Ekonomi Inklusif dan Bisnis Syariah di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Jum'at (23/1).

Kegiatan sarasehan dan diskusi dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari kalangan pesantren menjadi cara agar informasi di masyarakat sampai pada para pelaku keuangan syariah. "Syariah harus benar-benar dijalankan oleh lembaga keuangan agar tidak jadi jargon belaka dan praktiknya terlihat sama saja dengan konvensional," tutur Gus Ut.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi menuturkan, setelah Walisongo, pesantren berdiri untuk mendidik bangsa yang baru 'kenal' lagi dengan Islam.

Format pendidikan dibuat sesuai kebutuhan Indonesia, made in Indonesia, dengan konten ahli Sunnah wal Jamaah. "Dimasukkanlah pemikiran ulama yang berkorelasi dengan muamalah," ujarnya pada kesempatan yang sama.

Hasyim menambahkan, dalam Islam ada hal-hal yang mengikat, ada pula hal yang diberi ruang untuk mengembangkan kreativitas dengan tetap dalam batas syariah. "Sehingga ada akomodasi terhadap budaya dan pemikiran. Konsep ini sesuai dengan corak Syafiiyah yang banyak diikuti masyarakat Indonesia," kata Hasyim.

Karena bangsa-bangsa tidak statis dan teknologi melesat maka pengemasan nilai-nilai Islam dengan "kemasan" baru penting dilakukan sehingga tetap terasa segar. "Maka, perlu ada pengembangan di pesantren. Pesantren harus terbuka dengan semua cabang ilmu dan mencari akarnya di Alquran," ujar Hasyim.

Dengan mengucapkan La ilaha illa Allah, kata Kiai Hasyim, bukan berarti sudah jadi umat terbaik. "Ilmu itu satu dan terintegrasi, semua ciptaan Allah SWT. Maka, jangan pisah-pisahkan ilmu satu dengan yang lain," tutur Hasyim Muzasi.

Melambat

Dari Mataram dilaporkan, Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan Nusa Tenggara Barat mencatat pertumbuhan industri perbankan syariah di daerah itu dalam kurun waktu empat tahun terakhir terus melambat meskipun berada dalam tren positif.

"Pertumbuhanya tetap positif, namun melambat dari tahun ke tahun karena faktor makro ekonomi," kata Kepala Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) Yusri di Mataram, Jumat (23/1).

Ia menyebutkan, pertumbuhan industri perbankan di NTB, pada 2011 mencapai 60,64 persen, kemudian pada 2012 tumbuh positif hanya 38,45 persen.Tren pertumbuhan positif berlanjut pada 2013, namun pertumbuhannya hanya sebesar 27,88 persen, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan pertumbuhan pada 2014 hanya sebesar 15,99 persen. "Kondisi pelambatan pertumbuhan industri perbankan tidak hanya terjadi di NTB, tapi secara nasional," ujar Yusri.

Meskipun pertumbuhan mengalami pelambatan, kata dia, share industri perbankan di NTB, mencapai 8,7 persen, jauh di atas share industri perbankan syariah secara nasional yang mencapai 4,7 persen dari target sebesar lima persen pada 2014.

Pertumbuhan aset perbankan syariah di NTB juga terus membaik dan sudah mencapai Rp 2,44 triliun hingga 2014. "Namun, masih kalah jauh dibandingkan industri perbankan konvensional yang mencapai Rp 25,55 triliun," ujarnya.

Yusri menilai, prospek pertumbuhan industri perbankan di NTB masih tetap bagus, terlebih mayoritas penduduk di daerah itu lebih dari 90 persen adalah Muslim. "Kami juga tetap mendorong masyarakat untuk mengakses industri perbankan syariah melalui berbagai sosialisasi melibatkan tokoh agama di NTB," kata Yusri.  rep: Fuji Pratiwi antara ed: Irwan Kelana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement