Kamis 11 Sep 2014 16:30 WIB

Bank Syariah Siap Branchless Banking

Red:

JAKARTA — Bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) sudah siap untuk menyediakan fitur bank tanpa kantor cabang (branchless banking). Corporate Secretary PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Nino Sari mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah siap untuk melakukan program branchless banking sejak era tahun 2000-an. Saat itu, katanya, Bank Muamalat mengeluarkan berbagai produk syariah dan mengakomodasi produk jaringan Muamalat.

Kemudian sejak tahun 2011 lalu, pihaknya sudah membangun jaringan teknologi informasi (TI) untuk mendukung branchless banking. Mulai fitur internet banking, mobile branch banking, hingga mobile banking yang akan segera diresmikan.

"Kemudian kartu anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Muamalat juga sudah bekerja sama dengan Visa dan bisa tarik tunai di seluruh jaringan Visa di dunia. Jadi, branchless banking ini tidak menjadi isu dan kami menyambut baik karena kami sangat siap," katanya kepada Republika di Jakarta, Rabu (10/9).

Meski demikian, pihaknya mengaku tidak menargetkan kenaikan transaksi atau nasabah setelah diresmikannya branchless banking ini. Pihaknya hanya menegaskan memastikan memperbaiki fitur produk maupun aksesbilitasnya.

Selain itu, Corporate Communication Bank Panin Syariah Subeni mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan bank induk, yaitu Bank Panin dan shareholders yang baru, yaitu Dubai Islamic Bank (DIB) terkait program branchless banking ini. Sejauh ini, katanya, baik Bank Panin dan DIB sangat mendukung branchless banking Bank Panin  Syariah.

"Insya Allah DIB yang akan mendukung maksimal di segi teknologi informasi (TI)-nya. Kemudian, dari sisi sumber daya manusia (SDM)-nya juga paralel," ujarnya kepada Republika.

Artinya, ia mengungkapkan, tim sumber daya insani Bank Panin Syariah sedang menjaring SDM pilihan untuk mendukung TI. Ini karena tidak semua SDM TI yang kompeten seiring sejalan dengan syariah. "Tetapi, ya semua menunggu keputusan regulasi dari otoritas jasa keuangan (OJK)," katanya.

Saat ini, BUS dan UUS  terus menyosialisasikan rencana kenaikan biaya administrasi di jaringan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bersama, Prima, dan Mandiri yang semula Rp 5.000 menjadi Rp 7.500 dan efektif berlaku per 1 Oktober 2014.

Nino Sari mengatakan, pihaknya kini tengah menyosialisasikan kenaikan harga administrasi transaksi di jaringan ATM Prima, Bersama, maupun Mandiri kepada para nasabah. "Kami umumkan kenaikan transaksi melalui mesin ATM di jaringan kami dan website resmi Bank Muamalat," ujarnya.

Subeni mengaku sejak dua pekan lalu menjadikan call center Bank Panin Syariah siaga selama 24 jam. Salah satunya untuk menjawab pertanyaan seputar kenaikan biaya transaksi ATM ini.

Selain itu, Bank Panin Syariah akan menyosialisasikan via SMS blasting. "Kemudian di layar mesin ATM juga akan diumumkan dan ada tulisan printing di kantor cabang dan di sebelah mesin ATM," katanya.

Pihaknya memastikan terus berupaya meminimalkan keluhan. Pihaknya pun optimistis nasabah Bank Panin Syariah, khususnya nasabah  ritel, merupakan nasabah loyal. Sehingga, para nasabah Bank Panin Syariah dapat paham kondisi tersebut. Apalagi, pihaknya masih membebaskan biaya operasional tabungan Bank Panin Syariah.

Sebagai informasi, mulai 1 Oktober 2014 mendatang, biaya administrasi transaksi melalui jaringan ATM Prima dan ATM Bersama akan naik. Biaya administrasi antarbank naik menjadi Rp 7.500 dari sebelumnya Rp 5.000. Tingginya biaya operasional memaksa pihak Artha Jasa, Prima, dan Bank Mandiri untuk menaikkan biaya transaksi. N rr.laeny sulistyawati ed: irwan kelana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement