Rabu 05 Nov 2014 11:00 WIB

Agar Mereka Tidak Menjadi Beban

Red:

Sebanyak 300 anak putus sekolah dari 33 kabupaten/kota di Sumtara Utara terlihat ceria. Kebahagiaan itu lahir  setelah mereka diterima  dan akan mengikuti program belajar di Rumah Belajar Samsung di Tanjung Morawa, Medana, Sumatra Utara (Sumut). 

Di Rumah Belajar Samsung ini, anak-anak muda penerus bangsa tersebut akan mengikuti kursus keahlian bidang elektronik dan teknologi informasi (IT).  Selama enam bulan, mereka akan menimba ilmu keahlian dari instruktur yang sudah memperoleh sertifikasi  dari pihak Samsung.

"Rumah Belajar Samsung ini memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk masa depan yang lebih baik dengan pelatihan keterampilan elektronik," ujar Vice President Corp Busines and Corp Affair PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Kang Hyun Lee, usai peresmian Rumah Belajar Samsung di Tanjung Morawa, pekan lalu.

Pembangunan Rumah Belajar ini merupakan program Corporate  Social Responsblity PT SAIN bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB). Sebelumnya, perusahaan elektronik asal Korea Selatan ini telah membangun sekolah serupa di Jakarta dan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Dengan  diresmikannya Rumah Belajar  di Tanjung Morawa ini, diharapkan sebanyak 900 anak didik akan dihasilkan menjadi teknisi elektronik dalam setahun ke depan.

Menurut Lee, pembangunan rumah belajar ini bertujuan untuk membantu anak-anak putus sekolah, khususnya mereka yang kurang mampu di Sumatra Utara untuk mendapatkan pelatihan  keterampilan elektronik selama enam bilan. Dengan kursus ini, peserta nantinya diharapkan memililki keahlian sebagai bekal untuk mencari pekerjaan bahkan menjadi wirausaha.

"Kami percaya masa depan anak muda dibangun melalui pendidikan yang mereka dapatkan sejak kecil. "Melalui Rumah Belajar  Samsung pun masa depan mereka akan bisa lebih terang," paparnya.

Menurut Lee, program CSR ini oleh Samsung disebut Citizenship, akan bisa mengurangi angka pengangguran, khususnya di Sumut. Sebab, para lulusan Rumah Belajar, seperti di Jakarta dan Cikarang, umumnya sudah bekerja di perusahaan lain, bahkan tidak sedikit di antara mereka yang menjadi wirausaha, semisal teknisi ponsel.

Dari 700 lulusan Rumah Belajar Samsung di dua tempat tersebut, 65 persen di antaranya kini berkarier di perusahaan lain. "Banyak juga yang  bekerja di Samsung Indonesia," katanya.

Wujudkan impian

Sekretaris Yayasan Cinta Anak Bangsa M Farhan mengatakan,  Samsung bersama YCAB  memberikan kesempatan lanjutkan kepada beberapa lulusan terbaik untuk memperdalam kurikulum dan memperoleh sertifikasi diploma satu. Pihaknya juga menjanjikan akan memberikan beasiswa bagi siswa terbaik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana (S-1).

"Kami bersama Samsung berusaha mewujudkan impian anak-anak putus sekolah dan yang memiliki keterbatasn ekonomi untuk menjadi orang hebat yang memiliki budi pekerti, jujur, berkualitas, dan berdedikasi tinggi," ujar presenter kondang ini.

Farhan melanjutkan, jutaan anak Indonesia kini tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk melanjutkan pendidikan dan banyak di antara mereka yang menganggur. Mereka ini merupakan anak bangsa yang juga  tanggung jawab semuanya. Karena itu , ia berharap, agar perusahaan lain melakukan langkah  serupa guna memberikan kesempatakan pada anak-anak mengeyam pendidikan dan sekaligus bisa meminimalisasi pengangguran. "Program ini sangat tepat untuk mengurangi  pengangguran," kata Farhan.

Kristanti, salah seorang lulusan Rumah Belajar Samsung Cikarang mengatakan, sangat beruntung bisa menimba ilmu di sekolah tersebut. Selepas mengikuti pelatihan keterampilan sebagai teknisi TI tahun 2013, remaja lulusan SMA program Kejar Pakat C ini kini bekerja di  Service Center Samsung di Jakarta. "Ini memberikan kesempatan yang lebih baik untuk masa depan saya," katanya.

Kepala Dinas Sosial dan Kesejahteraan Pemprov Sumut Alexius Purba beterima kasih kepada PT SEIN yang telah membangun Rumah Belajar di area PSAR. Langkah ini, kata dia, diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi  perusahaan lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumut. "Kami melakukan perekrutan dari 33 kabupatan/kota untuk menjadi peserta sekolah  ini," katanya.

Rumah Belajar Sambung  dengan luas 170 meter pesegi dibangun di area Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa seluas tiga hektare. Rumah ini memiliki empat ruang kelas dan satu  perpustakaan serta dilengkapi  dengan beberapa komputer serta peralatan elektronik lainnya sebagai fasilitas penunjang  proses belajar. 

Sebelumnya, PSAR telah membuka pelatihan bagi pemuda putus sekolah, seperti bengkel motor dan jahit. Dengan dibukanya Rumah Belajar Sambung maka akan memperkaya pilihan keterampilan bagi anak didik, khususnya yang ingin mendalami bidang elektronik dan IT.  Rumah  belajar ini akan memfokuskan pada home appliance, audio visual, mobile phone (ponsel), dan komputer (IT).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement