Selasa 28 Jun 2016 15:00 WIB

Pemerintah Larang Persija Tampil di Ibu Kota

Red:

JAKARTA -- Pemerintah bersikap tegas menyikapi insiden kerusuhan yang terjadi antara suporter sepak bola Jakmania dan petugas kepolisian akhir pekan lalu. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menegaskan, memberikan sanksi kepada semua pihak terkait insiden yang kembali mencoreng citra sepak bola nasional.

Menpora Imam Nahrawi mengatakan, sanksi tegas tersebut, yaitu berupa hukuman kepada klub Persija Jakarta. Klub Ibu Kota itu tak boleh menjadi tuan rumah penyelenggaraan ISC 2016 selama enam kali. "Menegaskan kepada Persija Jakarta agar melakukan pertandingan di luar Jakarta," katanya, dalam pernyataan resmi yang dibacakan di Kemenpora, Jakarta, Senin (27/6).

Adapun pertandingan Persija Jakarta dalam waktu dekat ini, pada 3 Juli mendatang tetap menjadikan sanksi kali ini sebagai dasar larangan tampil di Ibu Kota. Selain itu, hukuman kepada Jakmania, suporter Persija Jakarta pun terikat. Yaitu, berupa larangan kepada Jakmania untuk menjadi penonton saat pertandingan Persija Jakarta berlangsung. Larangan itu pun berlaku selama enam kali pertandingan yang akan dilakoni Persija Jakarta di sisa kompetisi ISC 2016.

Pemerintah juga meminta para Jakmania agar tak menggunakan segala bentuk atribut suporter klub Ibu Kota dalam setiap gelaran pertandingan sepak bola, selama hukuman tersebut berlaku. "Sanksi ini sekaligus meminta kepada Persija sebagai klub untuk melakukan pembinaan kepada para pendukungnya. Agar ada konsolidasi yang baik," ujar Imam.

Sanksi terhadap Persija Jakarta diberikan menyusul insiden kerusuhan yang terjadi pada Jumat (24/6). Ketika itu, Jakmania bentrok dengan kepolisian saat pertandingan berlangsung antara Persija Jakarta dan Sriwijaya FC di Gelora Bung Karno (GBK). Kerusuhan tersebut membuat enam anggota kepolisian luka berat, dan satu di antaranya kritis akibat disiram air keras.

Menpora Imam juga memberikan teguran keras kepada PT GTS selaku penyelenggara kompetisi. Pertama, meminta pertanggungjawaban penyelenggara ISC berupa ganti kerugian dampak dari insiden, termasuk tanggung jawab terhadap para korban. Kedua PT GTS melakukan evaluasi dan perbaikan menyeluruh sistem keamanan pertandingan di sisa gelaran ISC.

Kemudian, meminta PT GTS menyelesaikan dampak keributan dalam pertandingan selama gelaran ISC. Imam mencatat ada sejumlah insiden mengerikan selama gelaran ISC, termasuk yang dilakukan oleh suporter militer terhadap suporter sipil yang terjadi bulan lalu di Gresik. "Saya meminta jaminan tegas dari penyelenggara agar kejadian serupa tak terulang," ujar Imam.

Terakhir, Imam meminta agar PT GTS wajib menyelesaikan dokumen jaminan laporan hasil evaluasi dan perbaikan penyelenggaraan ISC paling lambat 15 Juli mendatang. Dengan adanya sanksi-sanksi ini, pemerintah pun memastikan, gelaran ISC 2016 tak dihentikan seperti yang direncanakan pascainsiden kerusuhan.

Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) mendukung sikap tegas pemerintah dalam memberikan rekomendasi sanksi berat terhadap Persija Jakarta dan para suporternya, the Jakmania. Federasi induk sepak bola nasional itu pun mendukung agar PT GTS, selaku penyelenggara gelaran ISC 2016 tak segan memberikan hukuman terhadap klub-klub serta suporter, yang membuat rusuh sepak bola nasional.

Sekretaris Jenderal PSSI, Azwan Karim mengatakan, insiden pada 24 Juni di SU GBK patut mendapat hukuman berat. Alasannya, PSSI menilai kerusuhan antara Jakmania dan kepolisian ketika itu, merupakan kejadian serius dan berskala besar bahkan menimbulkan korban luka.

Karena itu, PSSI menghendaki agar sanksi harus diterapkan. "PSSI menilai, kejadian kerusuhan kemarin sebagai peristiwa yang sangat mengganggu perbaikan sepak bola nasional," ujar Azwan saat konferensi pers bersama pemerintah dan pihak yang terlibat gelaran ISC 2016 di Kemenpora, Jakarta, Senin (27/6).

Kehadiran Azwan kali ini di Kemenpora, sepertinya menjadi kesertaan perdana PSSI dan pemerintah dalam menyikapi kondisi sepak bola bersama pascanormalisasi federasi nasional. Kehadiran PSSI menjadi penting lantaran kembalinya fungsi federasi nasional sebagai badan induk sepak bola di Tanah Air.    rep: Bambang Noroyono, Ali Mansur, ed: Andri Saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement