Jumat 18 Mar 2016 16:00 WIB

Drama 120 Menit di Allianz Arena

Red:

MUENCHEN -- Drama selama 120 menit mengiringi kelolosan Bayern Muenchen ke perempat final Liga Champions. Lewat pertarungan sengit, Muenchen berhasil menyingkirkan wakil Italia, Juventus, dengan skor 4-2 pada Kamis (17/3) dini hari WIB. Secara total, Muenchen lolos dengan agregat 6-4.

Kelolosan Muenchen tak terlepas dari gol vital Thomas Mueller yang tercipta pada injury time. Gol itu menyelamatkan Muenchen yang nyaris tersingkir karena tertinggal 1-2 dari Juventus pada 90 menit laga. Namun, tandukan pemain timnas Jerman ini pada menit ke-91 membuat Muenchen memaksakan duel berlanjut ke perpanjangan waktu.

Sebelumnya, Juventus mampu mengejutkan Muenchen setelah unggul 2-0 pada 45 menit babak pertama. Aksi Paul Pogba dan Juan Cuadrado sempat membungkam 80 ribu pendukung Muenchen di Allianz Arena.

Namun pada menit ke-73, Muenchen berhasil mempertipis skor lewat tandukan Robert Lewandowski. Kemenangan Muenchen akhirnya ditentukan pada babak kedua perpanjangan waktu lewat aksi pemain pengganti, Thiago Alcantara dan Kingsley Coman.

Pelatih Bayern Muenchen Josep 'Pep' Guardiola mengaku takjub dengan jalannya laga 120 menit di Allianz Arena. Dia mengaku terkesan dengan permainan yang ditampilkan Juventus pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions itu.

Dia mengatakan, meski bermain sebagai tamu, Juve tetap bisa menunjukkan kekuatan mereka hingga sempat unggul 2-0 hanya dalam kurun waktu 28 menit. Meski, akhirnya bisa dibalas empat gol oleh Muenchen hingga babak tambahan waktu.

"Bayangkan jika Juve bisa membuat gol ketiga. Entah apa yang akan terjadi. Mereka benar-benar tim kuat. Saya ingin mengucapkan selamat kepada mereka," kata Pep seusai laga, dikutip dari laman resmi UEFA.

Pelatih asal Spanyol ini berujar, para pemain Muenchen sempat grogi di awal-awal pertandingan hingga bisa dibobol oleh pemain Juve, Paul Pogba dan Juan Cuadrado. Tak dimungkiri Pep, pasukan Die Roten sempat kalang kabut karena luput mengikuti instruksinya.

"Saya meminta para pemain untuk jangan sampai kebobolan di babak pertama dan hanya perlu menceploskan satu bola saja ke gawang Juve. Tapi, justru Juve tampil mengesankan. Namun, akhirnya kami bisa menguasai laga. Inilah sepak bola di sejumlah menit, kita bisa bermain buruk lalu tiba-tiba berubah pada selanjutnya," kata Pep.

Pelatih yang musim depan akan menangani Manchester City ini menilai, keberhasilan Muenchen bukan karena faktor taktik semata. Sebaliknya, Muenchen disebutnya lolos dari lubang jarum karena mampu memanfaatkan gelora emosi yang luar biasa.

"Comeback itu dilakukan secara emosional, bukan taktis," kata entrenador berusia 45 tahun itu kepada Mediaset Premium, dikutip dari Football Italia, Kamis (17/3).

Di sisi lain, bek tengah Juventus Leonardo Bonucci tidak terlampau kecewa timnya tersingkir dari Liga Champions. Bonucci justru menyampaikan kekaguman atas kinerja mereka. Juventus yang bermain tanpa tiga pemain kunci mereka justru mampu membuat juara Jerman itu menderita. "Saya bangga dan merasa terhormat menjadi bagian dari skuat ini," tulis bek berusia 28 tahun itu lewat Instagram pribadinya.

Ia menyadari Juventus hampir membuat kejutan dengan menjungkalkan Bayern di Jerman. Pada akhirnya, skenario itu tak menjadi kenyataan.

Ia meminta rekan-rekannya tidak terlarut dalam kesedihan mendalam. Masih ada derby Turin melawan Torino di ajang Seri A yang menjadi fokus penting lainnya.

"Pertandingan ini membuat kami lebih dewasa, tidak ada gunanya mengasihani diri sendiri. Pada akhir pekan, ada permainan yang harus dimenangi," ujar Bonucci.

Namun, kegagalan Juventus juga meninggalkan kekecewaan besar, terutama terkait keputusan wasit Jonas Eriksson. Keputusannya yang menganulir gol Alvaro Morata mendapat kecaman dari Direktur Juventus Giseppe Marotta. "Kami kira sangat sulit mempertahankan keadaan dengan kualitas kepemimpinan wasit seperti itu," kata Marotta mengecam.  rep: Frederikus Bata, Gilang Akbar Prambadi, ed: Abdullah Sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement