Kamis 07 Jan 2016 14:00 WIB

Performa Naik Turun Liverpool

Red:

MERSEYSIDE — Harapan Liverpudlian untuk melihat Liverpool kembali mendapatkan nama besarnya musim ini masih harus melewati jalan berliku. Langkah manajemen Liverpool yang meminang manajer sekaliber Juergen Klopp untuk menggantikan Brendan Rodgers tak lantas menjamin konsistensi performa the Reds.

Inkonsistensi performa Liverpool tergambar bila membandingkan catatan the Reds di Liga Primer, Capital One Cup, dan Liga Europa. Di Liga Primer, Liverpool baru saja bertekuk lutut di kaki West Ham dengan skor 0-2, akhir pekan lalu.

Namun, di laga semifinal Capital One Cup melawan Stoke City, Rabu (6/1) dini hari WIB, Liverpool malah tampil baik dengan mencatat kemenangan 1-0 di markas lawan. Pun halnya di ajang Liga Europa yang mana Liverpool belum terbendung oleh tim lain.

Alhasil, peluang juara Liverpool pun terbuka di Liga Europa ataupun Capital One Cup. Sedangkan di Liga Primer, kata juara sepertinya masih berupa mimpi yang belum jadi nyata.

Usai menang melawan Stoke, Klopp malah mengaku frustrasi. Rasa frustrasi pelatih asal Jerman ini tak terlepas dari kondisi fisik pemain yang tak konsisten. Hal inilah yang dinilai Klopp sebagai biang keladi tak stabilnya performa the Reds. "Saya frustrasi karena masalah cedera. Saat ada pemain yang sudah pulih, pemain lain malah cedera. Inilah siklus yang akhirnya mengganggu performa tim," kata Klopp, seperti dilansir laman resmi klub, Rabu (6/1).

Pernyataan Klopp tak terlepas dari cederanya Kolo Toure di akhir laga melawan Stoke. Sebelumnya, sejumlah penggawa Liverpool pun harus menepi. Ini seperti Martin Skrtel, Joe Gomez, Jon Flanagan, Daniel Sturridge, Danny Ings, dan Divock Origi.

Dengan komposisi tim yang tidak lengkap ini, Klopp jadi sulit untuk meraih hasil optimal di Liga Primer. Hasilnya tercermin dari catatan kemenangan Liverpool musim ini. Di bawah Klopp, Liverpool bekas racikan Rodgers hanya mencatat lima kemenangan dalam 12 laga.

Artinya, jumlah persentase kemenangan Liverpool tak lebih dari 50 persen. Tepatnya, hanya 41,7 persen. Jumlah ini lebih unggul sedikit dibanding Liverpool ala Rodgers yang punya persentase 37,5.

Dalam urusan meraih kemenangan ini, sebenarnya langkah Liverpool sempat cukup meyakinkan sejak ditangani Klopp. Meski dua laga awal berakhir seri, pelatih 48 tahun itu mulai membawa Liverpool meroket dengan menghantam tuan rumah Chelsea 3-1.

Namun, pada pekan selanjutnya, Liverpool kembali menelan pil pahit karena kalah 1-2 di kandang kontra Crystal Palace. Di sinilah titik awal penampilan Liverpool terlihat mulai angin-anginan di Liga Primer Inggris. Pada pekan selanjutnya mereka menang besar atas Manchester City di Stadion Etihad dengan skor mencolok 4-1. Lalu menang lagi pada pekan berikutnya saat menjamu Swansea City dengan skor tipis 1-0.

Namun, tak lama, Liverpool kembali harus keok setelah dikalahkan tim macam Newcastle, Watford, dan West Ham United. Dengan hasil-hasil ini, Klopp hanya membuat Liverpool kini ada di peringkat ke-8 klasemen sementara Liga primer Inggris dengan 30 poin. Rekor catatan poin per laga Liverpool pun ada di angka 1,5 saja. Jumlah ini sama saja dengan Rodgers yang juga punya poin per laga 1,5 dalam delapan pertandingannya menangani Liverpool.

"Ya, sulit bagi tim dengan kondisi pemain tak lengkap. Ini ditambah jadwal istirahat yang sangat terbatas," kata Klopp beralibi. Walau kerap tak konsisten, Klopp sudah mampu menampakkan sisi perbaikan soal membobol gawang lawan. Klopp membuat mereka punya catatan 1,2 gol per partai. Total dalam 12 laga, Klopp membuat Liverpool melesakkan 14 gol ke gawang lawan.

Saat masih dilatih Rodgers, catatan gol per laga Liverpool hanya mentok di angka satu gol per laga. Manajer asal Jerman ini juga belum bisa membuat catatan akurasi tembakan Merseyside Merah ke gawang lawan mengilat. Ditangani Klopp, Liverpool punya akurasi tembakan hanya 39,55 persen menjadi gol.

Meski demikian, dalam hal membuat tembakan per laga, Liverpool sekarang lebih baik ketimbang di era Rodgers. Bersama Klopp, setiap laganya Liverpool rata-rata membuat 11,2 tembakan, naik dari 10,3 di bawah kepelatihan Rodgers. Di sektor pertahanan, Klopp lumayan baik membentuk taktik pertahanan Liverpool.

Sejauh ini di Liga Primer Inggris Liverpool hanya kebobolan 1,2 gol per laga. Catatan ini lebih baik sedikit dibanding di masa Rodgers yang harus menelan 1,25 kali kemasukan per pertandingan. Segi penguasaan bola Liverpool pun cukup baik dengan punya rataan menguasai 58,99 persen.

Walau ada perbaikan, legenda Liverpool Robbie Fowler menuntut adanya nilai lebih. Sisi yang disorot Fowler adalah kedalaman materi tim. Eks penyerang the Reds ini meminta Klopp untuk menambah pemain baru di bursa transfer musim ini. "Jelas mesti ada pemain baru yang datang," kata Fowler seperti dikutip Four Four Two. Pandangan Fowler ini diamini legenda Liverpool lainnya, Jamie Carragher. "Ini bukan skuatnya dan bukan skuat terbaik," ungkapnya.n ed: abdullah sammy

***

Faktor Penyebab Inkonsistensi Liverpool

Faktor cedera

Performa Liverpool yang naik turun musim ini tak lepas dari faktor badai cedera. Hingga awal Januari ini, setidaknya delapan pemain andalan Liverpool yang mengisi daftar cedera. Mereka adalah Martin Skrtel, Jon Flanagan, Joe Gomez, Jordan Henderson, Jordan Rossiter, Daniel Sturridge, Danny Ings, dan Divock Origi. Teranyar, bek tengah Dejan Lovren pun tersungkur pascamengalami masalah pada otot kakinya pada laga kontra Stoke, Rabu (6/1).

Performa Kiper Mengecewakan

Penjaga gawang Liverpool saat ini, Simon Mignolet dan Adam Bogdan, belum menunjukkan performa maksimal. Keduanya bahkan kerap melakukan blunder, seperti saat laga melawan Watford. Liverpool pun diyakini akan mendatangkan satu kiper baru. Nama kiper Stoke City, Jack Butland, pun disebut jadi yang paling pas mengisi pos vital ini.

Kedalaman Materi

Materi pemain Liverpool musim ini bisa dikatakan cukup tipis. Lihat saja di sektor penyerangan. Praktis hanya Christian Benteke, Divock Origi, dan Danny Ings yang berposisi sebagai penyerang murni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement