Senin 02 Nov 2015 16:00 WIB

Saat Mou Kehabisan Alasan

Red:

Senyum langsung mengembang di wajah Jose Mourinho begitu gelandang Chelsea, Ramires, menjebol gawang Liverpool pada menit keempat laga Liga Primer Inggris di Stamford Bridge, Sabtu (31/10) malam. Senyum simpul sang manajer the Blues mencerminkan gaya khas seorang Mourinho. Pencinta sepak bola, khususnya Liga Primer Inggris, sangat tahu benar gelagat di wajah Mou saat itu.

Apabila menilik latar di balik pertandingan melawan Liverpool, senyum sederhana pelatih asal Portugal ini bisa kaya akan arti. Senyumnya saat itu seolah mencoba memberitahukan ke seantaro dunia bahwa Chelsea siap membungkam ragam kritikan yang selama ini menerpa. Menang melawan tim seperti Liverpool yang diasuh pelatih anyar kenamaan, Juergen Klopp, bisa jadi penawar dari kekalahan tujuh kali pada semua ajang.

Tetapi, sungguh kegelapan sedang menaungi langkah Mourinho. Gol cepat yang lazimnya bisa jadi pengunci kemenangan tim malah menjadi cambuk bagi tim lawan. Pada akhir laga, justru Liverpool berbalik menang 3-1. Kekalahan itu pun jadi noda keenam bagi Chelsea di liga domestik dalam 11 laga terakhir. Senyum Mourinho pada awal pertadingan pun pindah ke muka Klopp.

Rasa malu karena kalah lagi di kandang setelah kekalahan awal Oktober lalu dari Southampton membuat Mou bersikap dingin di meja konferensi pers. Pelatih 52 tahun ini sudah tidak bisa mengelak dari sesi wawancara seperti yang dilakukannya pekan lalu saat Chelsea dikalahkan West Ham United. Tentu saja, pertanyaan para jurnalis langsung memberondong Mou.

Seperti algojo menghadapi napi hukuman mati, para jurnalis yang sudah menunggunya ini langsung "menembaki" Mou dengan beragam pertanyaan. Tetapi, bukan Mou namanya bila harus begitu saja bertekuk lutut di hadapan media. Eks penerjemah di Barcelona ini dengan enteng menjawab semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya. "Saya tidak tahu. Saya tak punya kalimat untuk diucapkan saat ini," kata Mou dengan wajah lurus tanpa rona antusiasme sedikit pun.

Mou terus mengulang kalimat tadi untuk sedikitnya tujuh pertanyaan beruntun yang diajukan kepadanya. Mou baru merespons dengan kalimat lebih berwarna saat terdapat pertanyaan tentang ejekan para fan Chelsea pada pertanyaan kedelapan. "Mereka tidak bodoh," ujar Mou. Pada empat pertanyaan selanjutnya, suami dari Matilde Faria ini hanya menjawab dengan kata 'tidak', salah satunya adalah pertanyaan tentang nasib masa depannya di Stamford Bridge.

Eks pelatih Porto dan Inter Milan ini memang akhir-akhir ini gencar diberitakan akan dipecat sang pemilik Roman Abramovich seiring dengan buruknya performa the Blues awal musim ini. Wawancara pun berakhir. Meskipun sukses menyembunyikan rasa kecewa dan kebingungan terkait situasi timnya, Mou tak bisa menutupi satu hal. Mou yang dikenal bermulut besar ini sudah kehabisan alasan atas performa jeblok Chelsea.

Mengutip pernyataan legenda Liverpool yang jadi komentator dalam laga Chelsea kontra Liverpool Ahad malam, Steve McManaman. Eks gelandang timnas Inggris ini menyebut Mou sudah tidak punya sesuatu untuk dijadikan kambing hitam. "Ini sudah selesai, Chelsea (dalam konteks ini, Mou) harus mengakui bahwa kekalahan ini sudah tak bisa lagi dikeluhkan. Dia sudah kehabisan alasan," kata McManaman. ed: fernan rahadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement