Senin 06 Jul 2015 17:00 WIB

Messi Kembali Gigit Jari

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tak banyak pesepak bola profesional yang bisa menuai kesuksesan di usia muda. Fakta sebaliknya terjadi dalam perjalanan hidup seorang Lionel Messi.

Di usia yang baru menginjak 28 tahun ia telah meraih semua trofi di level klub. Bersama Barcelona, Messi menjadi momok bagi pertahanan lawan. Puncaknya raihan empat kali Ballon d'Or serta dua treble winners menjadi bagian yang tak terelakkan darinya.

Namun, semua aura benderang kala berkostum Blaugrana tidak tertular saat La Pulga memperkuat tim nasional Argentina. Sejak 2005 berkostum La Albiceleste senior, baru satu trofi yang berhasil ia persembahkan. Yakni medali emas Olimpiade 2008. Selebihnya, Messi dan Argentina selalu gigit jari.

Ayah satu anak ini pernah membawa tim Tango menjadi juara dunia. Tetapi, itu terjadi di level junior, pada kompetisi di bawah umur 20 tahun (U-20). Sisanya adalah runner up Piala Dunia 2014 di Brasil dan runner up Copa Amerika 2007 di Kolombia. Serta medali perak pada perhelatan turnamen negara-negara Amerika Selatan ini di Cile pada Juni-Juli 2015.

Pada edisi pamungkas, kesan kontrasnya sangat terasa. Argentina yang diperkuat oleh para jugador kelas wahid tak bisa berbicara banyak di Kota Santiago. Belum lagi jika berkaca pada peran para bomber tim Tango yang rajin menggelontorkan gol ke gawang lawan di liga-liga besar Eropa. Keadaan itu membuat negara yang merasa ini adalah generasi emas mereka diliputi kekecewaan yang mendalam.

"Ini kesedihan besar, seperti tahun lalu di Piala Dunia," kata gelandang Javier Mascherano dikutip dari Four-Four Two, Ahad (5/7).

Ya, pemain serbabisa itu menjadi salah satu individu yang sangat terpukul setelah Argentina ditekuk Cile. Pasalnya ia menjadi satu-satunya pemain yang masih tersisa di final secara beruntun dalam empat edisi terakhir. Sejak memulai debut pada 2003, Mascherano tergabung dalam skuat yang kalah di final Copa 2004, 2007, dan 2015. Selain itu, juga Piala Dunia Brasil tahun lalu.

Kendati demikian, Mascherano dan rekan-rekan lain cukup beruntung karena mempunyai seorang Lionel Messi. Bukan rahasia lagi jika Messi kerap menjadi sasaran kritik jika Argentina tanpa gelar pada era mereka. Bukan karena penampilannya yang buruk, melainkan atas dasar perbandingan dengan saat ia berkostum Barcelona.

Hal ini yang membuat sorotan publik lebih mengarah pada pemain yang sering disebut dari planet lain ini. Kemandulannya di Copa Amerika kali bahkan terus menjadi perbincangan. Ya, setelah melalui musim 2014/2015 yang mentereng di Camp Nou, Messi hanya mampu mencetak satu gol di Copa Amerika 2015. Itu pun lewat titik penalti kala melakoni laga pembuka kontra Paraguay.

Kendati demikian, rekan setim Messi, Ezequiel Lavezzi, berkeras kaptennya tersebut bakal menemukan harinya. Messi menurut Lavezzi hanya menunggu waktu untuk merengkuh gelar di level senior.

"Pada titik tertentu, Leo akan memenangkan sesuatu dengan Argentina," ujar penggawa Paris Saint-Germain ini.

Apa pun itu, kegagalan Argentina di Cile terbilang sebuah kerugian. Sebab, ini adalah tahun generasi emas La Albiceleste. Pada Piala Dunia 2018, sebagian besar umur amggota timnas berada di kisaran 30-an. Tentu menjadi sebuah tantangan yang sulit bagi Messi cs. Kesuksesan La Pulga di Katalan seakan menjadi tumbal tim Tango yang sebenarnya hanya gagal pada laga puncak.  c89 ed: Abdullah Sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement