Senin 06 Jul 2015 17:00 WIB

Pesta Bersejarah Cile

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SANTIAGO — Tim nasional Cile berhasil memberikan kebanggaan di depan publiknya sendiri setelah menjuarai Copa America 2015 untuk yang pertama kalinya dalam sejarah tim. Tuan rumah mengandaskan Argentina 4-1 lewat drama adu penalti pada partai puncak di Estadio Nacional, Santiago de Chile, Ahad (5/7) pagi WIB.

Empat algojo Cile, yakni Matias Fernandez, Arturo Vidal, Charles Aaranguiz, dan Alexis Sanchez sukses melakukan tugasnya dengan baik. Sementara, Lionel Messi menjadi satu-satunya dari tiga eksekutor penalti Argentina yang sukses melakukan tugasnya.

Tendangan Gonzalo Higuain melambung di atas mistar Claudo Bravo dan sepakan Ever Banega mampu ditepis kiper Barcelona itu. Gelar ini tentu pencapaian terbaik La Roja, setelah tim hanya mampu mencapai empat kali final.

Sebelumnya, sampai perpanjangan waktu 30 menit, kedua finalis masih belum juga mampu memecah kebuntuan.

Gelar juara ini langsung disambut pesta gegap gempita di segala penjuru Cile. Seusai laga, pemain Cile pun langsung keluar stadion dengan bus terbuka guna diarak keliling Kota Santiago.

Pesta besar ini diakui kapten Cile Claudio, Bravo, sebagai momen sukacita terbesar yang pernah ada di negaranya. Baginya gelar Copa masih serasa seperti mimpi. "Saya selalu bermimpi mendapatkan Copa suatu hari nanti. Itu yang terjadi saat ini," kata Claudio Bravo, usai timnya meraih trofi, dikutip dari situs resmi Copa America 2015, Ahad, (5/7).

Pemain yang juga didaulat sebagai kapten La Roja ini pantas berbangga. Sebab, dalam empat kesempatan berlaga di final, Cile tidak pernah keluar sebagai pemenang alias juara pada beberapa edisi sebelumnya. Yakni pada tahun 1955, 1956, 1979, dan 1987.

Baru pada final kelima ini, tim berkostum merah itu sukses menjadi raja di rumah sendiri. "Kami harus meninggalkan sejarah negatif di belakang. Kemenangan ini didedikasikan untuk semua warga Cile," ujar Bravo.

Kiper yang merumput di klub Barcelona itu menyatakan timnya pantas menang. Ia juga menilai sekarang saatnya bagi armada La Roja untuk berjaya sehingga bisa membahagiakan penggemar.

Ia juga meminta kepada semua penggawa Cile agar mulai fokus di kualifikasi Piala Dunia. Sehingga, bisa tampil lebih meyakinkan pada Piala Dunia 2018 nanti.

"Tetapi, hari ini kami mengambil langkah luar biasa dan generasi ini pantas mendapatkannya," kata pria berusia 32 tahun ini menegaskan.

Kemenangan Cile semakin terasa sempurna. Sebab, pada akhir laga final, gelandang Arturo Vidal didaulat sebagai man of the match atas perannya di lini tengah La Roja.

Kebahagiaan serupa dirasakan pelatih tim nasional Cile, Jorge Sampaoli. Menurutnya, mental juara saat adu penalti yang jadi kunci bagi Cile.

Sampaoli menilai pada babak adu tos-tosan tersebut, Alexis Sanchez mampu memainkan peran krusial. Didaulat sebagai penendang pertama dari Cile, winger Arsenal itu sukses mengecoh  Sergio Romero. Hingga akhirnya, momen itu mampu membangkitkan moral bagi tiga penendang La Roja selanjutnya.

"Penalti Alexis memberi saya sukacita yang luar biasa," kata Sampaoli dikutip dari situs resmi Copa America 2015.

Juru taktik berusia 55 tahun ini lantas melontarkan pujian kepada semua anak asuhnya. Sanchez dan rekan-rekan, kata dia, telah melakukan sebuah pekerjaan besar. Sehingga, bisa memberikan kebanggaan bagi tim dan negara. "Saya ingin menikmati momen ini dengan para pemain saya," ujar Sampaoli.

Mengenai jalannya pertandingan final, Sampaoli menilai timnya lebih mendominasi sejak awal. Sehingga, menurut dia, kemenangan ini menjadi sesuatu yang adil bagi mereka. "Kami memiliki kesempatan untuk menang selama 90 menit," ujarnya.

Ia juga menyinggung kesuksesan armada La Roja menghentikan pengaruh Lionel Messi. Sebab, jika kapten Argentina itu dibiarkan bebas, menurutnya, bisa berdampak fatal bagi Cile.

"Jika itu terjadi, Messi bisa menunjukkan mengapa ia adalah yang terbaik di dunia," ucap arsitek kelahiran Argentina ini. c89 ed: Abdullah Sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement