Jumat 30 Jan 2015 13:39 WIB

Laga Pelipur Lara

Red:

NEWCASTLE — Para penikmat sepak bola di Asia pastinya sudah tidak sabar menunggu laga final turnamen ini digelar. Dua tim terbaik, yaitu Korea Selatan dan Australia akan berhadapan pada partai puncak Sabtu (31/1). Namun, sebelum beranjak ke laga penuh prestise itu, masih ada satu pertandingan lagi yang terjadwal di kompetisi Piala Asia 2015.

Partai tersebut adalah laga perebutan tempat ketiga antara tim nasional Irak versus Uni Emirat Arab (UEA) yang berlangsung di Newcastle Stadium, Kota Newcastle, Australia, Jumat (30/1). Bagi sebagian kalangan, laga seperti ini hanyalah formalitas pelengkap jadwal.

Namun, di balik kegagalan dua tim ini ke final, ada misi penting yang telah terkonsep sejak dini. Setidaknya mencapai level empat besar Asia bisa membuka jalan menuju kemajuan sepak bola negara-negara Timur Tengah ini.

"Mencapai semifinal dengan 20 pemain muda sangat menguntungkan kami. Sepuluh tahun ke depan saya pikir mimpi kami masuk Piala Dunia akan menjadi kenyataan," ujar kapten Irak Younus Mahmood dilansir dari situs resmi AFC, Kamis (29/1).

Para pendukung Irak boleh berbangga, perjalanan tim yang dijuluki Singa Mesopotamia ini ke level empat besar sangat dramatis. Lolos sebagai runner-up Grup D di bawah Jepang, mereka mampu menyingkirkan salah satu favorit juara, Iran, lewat drama adu penalti.

Namun, langkah mereka harus terhenti setelah mengalami kekalahan 0-2 dari Korsel di semifinal. Sementara, bagi pelatih Uni Emirat Arab, Mahdi Ali Hassan, mencapai level semifinal berarti sudah memenuhi target awal sebelum kompetisi ini digelar.

Ia bahkan mengakui banyak pelajaran berharga yang diperoleh timnya. Pelajaran tersebut, di antaranya bagaimana menjaga konsistensi, fokus, serta belajar bermain di bawah tekanan lawan.

"Ini adalah pelajaran besar. Kami belajar konsentrasi selama 90 menit. Berrmain di bawah tekanan setiap tiga hari adalah pengalaman hebat bagi para pemain," ujar pelatih berusia 49 tahun ini.

Serupa dengan Irak, UEA pun lolos sebagai runner-up Grup C di bawah Iran. Bahkan di perempat final, the Falcons, julukan UEA, mampu menyingkirkan juara bertahan Jepang via drama adu penalti. Sayangnya langkah UEA harus terhenti usai ditekuk tuan rumah Australia dua gol tanpa balas.

Melihat perjalanan kedua tim menuju perebutan tempat ketiga ini, sepertinya mereka cukup puas akan pencapaian yang diperoleh. Tetapi, bukan berarti dua kesebelasan yang bertanding nanti akan melepas begitu saja laga ini. Setidaknya hasrat untuk masuk dalam tiga besar menjadi pelecut semangat.

Berkaca dari lima laga terakhir kedua tim, lagi-lagi data identik yang berbicara. Dari lima laga kedua, Irak dan UEA sama-sama meraih dua kemenangan, sisanya berakhir imbang.

Namun, patut diingat bahwa dua kemenangan UEA tercipta di dua laga terakhir. Artinya, dalam perkembangan sepak bola terkini, Majed Naser cs sedikit di atas Irak. Terbukti dari peringkat FIFA, UEA berada di urutan ke-80 dunia, atau yang kelima untuk kawasan Asia. Sementara, Irak berada di peringkat ke-114 dunia, atau yang ke-13 di Asia.

Terlepas dari catatan statistik di atas, kedua tim diprediksi tampil lepas. Meski cuma bertajuk perebutan tempat ketiga, sebagai pemain profesional, masing-masing kesebelasan akan bahu membahu mencuri kemenangan, setidaknya sebagai pelipur lara setelah mimpi ke final urung tercapai.n c89 ed: abdullah sammy

Lima Pertandingan Terakhir Kedua Tim

20/11/14    UEA 2-0 Irak

18/01/13    UEA 2-1 Irak

15/01/11    UEA 0-1 Irak

23/11/10    Irak 0-0 UEA

18/11/09    UEA 0-1 Irak

Fakta Jelang Laga

- Prestasi terbaik Irak di level Asia adalah menjadi juara pada 2007, sedangkan bagi UEA, prestasi terbaiknya adalah runner up pada 1996.

- Penyerang UEA Ali Ahmed Mabkhout memimpin daftar top scorers sementara turnamen Piala Asia kali ini dengan empat gol.

- Sepanjang 22 kali pertemuan kedua tim, Irak memenangkan delapan pertandingan, UEA menang lima pertandingan, sisanya berakhir imbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement