Jumat 25 Jul 2014 14:00 WIB

Piala Dunia 2018 Terganjal Kasus MH17

Red:

BERLIN -- Dugaan keterlibatan Rusia dalam kecelakaan Malaysian Airlines membuat sejumlah pihak mulai berpikir untuk menerapkan sanksi terhadap Rusia. Salah satu sanksi ini di antaranya pencabutan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018.

Ide pencabutan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 ini diungkapkan sejumlah pejabat senior di pemerintahan konservatif Jerman, pimpinan Kanselir Angela Merkel. Memang, sejumlah negara Barat menilai, Rusia berada di belakang kecelakaan pesawat MH17, yang ditembak separatis Pro-Rusia di Ukraina Timur, 17 Juli silam. Dalam kecelakan itu, setidaknya 298 orang meninggal.

Sebelumnya, Uni Eropa telah mengancam bakal memberikan sanksi ekonomi buat Rusia atas dugaan keterlibatan mereka dalam kecelakaan pesawat di dekat perbatasan Ukraina-Rusia tersebut. Namun, pihak Uni Eropa pada Selasa waktu setempat masih menunda penerapan sanksi itu.

Selain sanksi ekonomi, salah satu pejabat senior Jerman, Michael Fuchs, menyebut pencabutan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 akan memiliki dampak yang lebih serius ketimbang sanksi ekonomi. Selain itu, Fauchs juga menekankan ketidakmampuan Rusia untuk menjaga keamanan wilayah udara mereka.

''FIFA harus mulai mempertimbangkan apakah Moskow merupakan tuan rumah yang layak, jika mereka bahkan tidak mampu menjaga keamanan jalur penerbangan mereka,'' kata Fuchs, yang juga menjabat sebagai wakil Blok Konservatif di Parlemen Jerman kepada media asal Jerman, Handelsblatt Online, seperti dikutip the Guardian.

Sanksi pencabutan tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2018 lebih memberikan dampak ketimbang sanksi ekonomi. Pasalnya, perbatasan Rusia yang panjang justru menyulitkan penerapan sanksi larangan impor tersebut dan justru memberikan peluang untuk adanya pelanggaran-pelanggaran ke wilayah negara lain.

Lebih lanjut Fuchs menyebut, Jerman dan Prancis bisa ditunjuk sebagai pengganti Rusia sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018. Hal senada juga diungkapkan Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Hesse, Peter Beuth. Bahkan, Beuth, yang merupakan salah satu anggota partai konservatif Jerman itu, menilai Presiden Rusia, Vladimir Putin, harus ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan evakuasi kecelakaan pesawat MH17.

''Jika Putin tidak mau bekerja sama dalam investigasi kecelakaan pesawat dan tidak mau terlibat dalam upaya pembersihan tempat kejadian, kami juga tidak bisa membayangkan seperti apa Piala Dunia 2018 mendatang,'' kata Beuth di salah satu harian paling populer di Jerman, Bild, seperti dikutip Associated Press.

Bahkan, Juru Bicara Pemerintah Jerman, Georg Streiter, mendesak FIFA untuk segera mengkaji usulan ini. Pasalnya, gelaran Piala Dunia 2018 tinggal menyisakan empat tahun lagi. ''Kami harus bisa lebih menekan soal masalah ini daripada sebelum-sebelumnya."

Berdasarkan lansiran Assoicated Press, FIFA mengaku telah melakukan koordinasi dengan Federasi Sepak Bola Rusia soal masalah ini. Selain itu, FIFA juga telah melakukan pembicaraan dengan Federasi Sepak Bola Ukraina. Namun, FIFA belum mau berkomentar banyak soal masalah ini.

Sebelumnya, dua senator Partai Republik Amerika juga mendesak FIFA mencoret keanggotaan Rusia. Seperti dilansir Goal, senator Mark Kirk dan Dan Coats sudah mengirim surat kepada Presiden FIFA Joseph "Sepp" Blatter.

Dalam suratnya, kedua senator menulis, "Rusia mencampuri urusan dalam negeri Ukraina yang merupakan anggota FIFA."

Mereka menilai prinsip respect (menghormati) yang didengungkan FIFA sudah tak diindahkan Negeri Beruang Merah. Karena itu, mereka menilai Rusia sudah tidak mengindahkan prinsip fundamental FIFA dan hukum internasional.

rep:reja irfa widodo ed: abdullah sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement