Sabtu 22 Oct 2016 17:00 WIB

Jessica Ennis-Hill

Red:

Keinginan pensiun dari bintang Olimpiade Jessica Ennis-Hill ternyata tak membuatnya tergoda untuk menjadi presenter di televisi. Atlet kelahiran Sheffield, Yorkshire, Inggris, ini mengaku masih ingin tetap berkecimpung dengan dunia olahraga.

''Jadi presenter televisi? Saya tak yakin jika itu cocok buat saya. Yang jelas, sekarang ini saya ingin menikmati dulu momentum (pensiun) dan merefleksikan banyak hal untuk menatap diri ke depan,'' katanya dalam wawancaranya kepada BBC.

Peraih medali emas pada Olimpiade London 2012 ini mengaku sudah mendengar ada yang menggosipkannya untuk tampil pada serial televisi di Inggris, I'm A Celebrity, hingga menjadi seorang presenter televisi.

Namun, Jessica menegaskan, saat ini dirinya masih ingin melanjutkan dulu aktivitasnya di olahraga. ''Saya senang melibatkan orang-orang ke dalam olahraga, membantu orang untuk aktif dan sehat. Semua itu membuat saya senang dan saya memiliki hasrat untuk hal semacam itu, ujarnya.

Jessica menjelaskan keputusannya untuk tak lagi tampil di laga internasional karena tak ingin memaksa batas kesanggupan dirinya. Ia menyadari cedera kaki yang tak kunjung pulih telah membuatnya tak mau berspekulasi dengan tetap mengibarkan kejayaannya di lintasan internasional.

"Tubuh saya tidak lagi bisa menerima latihan seperti yang sudah dilakukan selama ini. Yang saya takutkan, situasi ini berpotensi melukai saya dan akhirnya membuat saya kecewa," ujar dia.

Ennis-Hill atlet juara dunia di tujuh cabang olahraga atletik. Prestasi tertinggi dia pahat sejak 2009 lalu dengan menyabet gelar juara sapta lomba dunia. Gelar tersebut, dia pertahankan sampai 2015. Padahal, satu tahun sebelum gelar terakhirnya itu, dia baru melahirkan putri pertamanya.

Saat Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, namanya kembali berkibar di cabang sapta lomba sebagai salah satu peraih medali emas terbanyak untuk negaranya. Padahal, menjelang pesta olahraga akbar sedunia itu, Jessica dalam kondisi yang tak prima akibat cedera engkel kaki. Namun, kondisinya tersebut tak membuat dia gagal hadir di podium tertinggi atletik.

Akan tetapi, kata dia, gelaran Olimpiade Rio sepertinya bakal menjadi lintasan internasional terakhirnya. "Sapta lomba membutuhkan kondisi 100 persen. Namun, kami, para atlet juga manusia dan membutuhkan pengobatan," ujar dia.   rep: Bambang Noroyono, ed: M Akbar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement