Sabtu 15 Oct 2016 18:00 WIB

Liliyana Natsir Bisnis Properti dan Pijat

Red:

Setelah mendapatkan emas di Olimpiade 2016, pemain ganda campuran Liliyana Natsir dikabarkan akan pensiun. Tetapi, pebulu tangkis yang akrab disapa Butet itu mengaku masih belum mau berkomentar banyak terkait rencana gantung raketnya.

Keputusan pensiun nanti belum ditentukan dan belum bisa ngomong banyak ke depannya bagaimana. Saya masih ada kontrak sampai Januari, masih mau memantapkan diri saya masih mau main atau nggak, kata Butet, pekan lalu.

Hal yang jelas, Butet mengaku, dirinya masih ingin fokus pada pertandingan pada tahun ini. Meskipun, kata Butet, setiap atlet memiliki masanya masing-masing. Dalam hal stamina dan motivasi pun, ia mengalami naik turun, terlebih usianya yang sudah menginjak 30 tahun. Soon or later pasti saya harus putuskan itu (pensiun), ujarnya.

Saat ini, wanita kelahiran Manado itu mengaku sudah mempersiapkan diri jelang pensiun. Salah satu yang ingin dia lakukan adalah terjun ke dunia bisnis. Saat ini, Butet sedang membangun bisnis properti dan pijat.

Saat ini saya juga belajar bisnis, yaitu properti kecil-kecilan dan buka refleksi pijat. Soalnya saya tidak mau nantinya setelah pensiun tidak ada kegiatan. Yang penting ada kegiatan menghasilkan uang. Hasil yang saya dapat saat ini akan saya gunakan untuk modal usaha. Karena memang nggak bisa juga main dengan raket seterusnya, jelas Butet.

Untuk bisnis properti, lanjut Butet, dirinya membuka bisnis di daerah Bekasi, Jawa Barat. Sementara, untuk pijat refleksi ia membuka di dekat rumahnya, Gading Serpong, Tangerang Selatan. Bisnis itu harus turun langsung, jadi saya persiapkan dari sekarang. Semoga saya bisa sharing pengalaman saya nantinya, ujarnya.

Ia pun tidak malu meminta nasihat kepada para seniornya yang sudah lebih dulu terjun langsung di dunia bisnis. Selama kariernya, Butet telah merebut berbagai gelar bergengsi. Selain Olimpiade, dia telah mendapatkan gelar monumental lainnya, seperti All England dan Kejuaraan Dunia.

Dia juga mengoleksi medali emas SEA Games. Asian Games adalah satu-satunya gelar yang belum pernah dia rasakan selama kariernya. Prestasi terbaiknya adalah medali perak di Incheon, Korea, 2014 lalu.

rep: Dian Fath Risalah, ed: M Akbar

Johanna Konta, Gelar tak Terduga

Petenis perempuan nomor satu di Inggris, Johanna Konta, berhasil meraih gelar terbesarnya musim ini. Petenis 25 tahun tersebut menyabet trofi Cina Terbuka 2016. Konta mengandaskan petenis Polandia, Agnieska Radwanska, di final pada akhir pekan lalu.

Konta mengandaskan petenis nomor tiga dunia tersebut dalam dua set sekaligus. Pada set pertama, petenis peringkat 14 dunia tersebut unggul 6-4. Sedangkan, pada set kedua, Konta kembali mendominasi permainan Radwanska dengan keunggulan 6-2.

Saya benar-benar senang dengan apa yang pekan ini saya hasilkan. Ini (gelar Cina Terbuka) hasil yang spektakuler, ujar dia seperti dikutip dari BBC Sport, Senin (10/10).

Menurut dia, kemenangan atas Radwanska memang tak terduga. Apalagi, kata dia, reputasi petenis Polandia tersebut di peringkat dunia.

Jika menengok prestasi kedua petenis, Konta jauh berada di bawah Radwanska. Lawannya kali ini merupakan petenis nomor tiga dunia versi Women Tennis Associated (WTA). Tentu saja, ia menyadari kalau namanya tak diunggulkan pada turnamen tersebut. Saya sangat senang bisa mengalahkannya, ujar dia.

Gelar Cina Terbuka 2016 bukan cuma meningkatkan reputasi Konta. Modal gelar tersebut membuat posisinya merangkak naik ke WTA. Sebelum Cina Terbuka, Konta berada di peringkat ke-14, mengalahkan Radwanska. Saat ini Konta berada di peringkat sembilan dengan perolehan 3.455 poin.

Sementara, bagi Radwanska, kekalahan kali ini tak menggeser posisinya di peringkat ketiga dunia. Tetapi, paling membanggakan bagi Konta, gelar Cina Terbuka bukan hanya membuat dia masuk ke 10 besar dunia, melainkan juga  prestasi itu membuat dia menjadi petenis perempuan pertama yang menembus 10 besar WTA selama 32 tahun terakhir. Petenis perempuan terakhir yang pernah masuk ke jajaran 10 besar dunia, yaitu Jo Durie pada 1984 lalu.

 Bambang Noroyono, ed: M Akbar

Coleen Rooney, Marah kepada Fan Inggris

Coleen Rooney marah. Istri pesepak bola Wayne Rooney itu berang dengan sikap para fan di Inggris yang mencemooh suaminya saat tim Tiga Singa menjamu Malta pada laga kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa di Stadion Wembley, pekan lalu.

Pada laga tersebut Inggris menang 2-0 atas Malta. Tetapi, olok-olok tetap dialamatkan kepada bomber milik Manchester United (MU) tersebut. Cemooh tersebut lantaran penampilan pemain bernomor punggung 10 itu tak maksimal dan terus menurun.

Coleen mengatakan, suaminya tak masalah dengan segudang kritik dan opini. Tetapi, cemoohan tentu bukan satu perilaku yang pantas didapatkan suaminya dari para fan Inggris.

Setiap orang memang harus memiliki opini dan penilaian. Tapi, hidup ini singkat, (mengapa) tidak memberikan orang kesempatan. Orang lain lupa bahwa setiap manusia punya perasaan, kata dia, lewat jejaring sosialnya, seperti dilansir the Daily Mail.

Ucapan Coleen tersebut bukan menenteramkan situasi. Sebaliknya, cicitan Coleen malah menimbulkan kegaduhan baru di dunia maya. Para pengkritik malah mengaitkan menurunnya kualitas bermain Rooney tersebut tak sebanding dengan upahnya.

Seorang netizen, seperti diberitakan the Daily Mail, malah membalas cicitan Coleen dengan mengatakan, Rooney pantas dihukum. Kritikan itu, menurut sang netizen, menjadi hukuman paling enteng.

Ketika Anda mendapatkan 1 juta pounds per empat pekan dan itu membuat Anda nyaman, maka orang lain memiliki hak untuk menghakiminya, demikian ucapan salah seorang nitizen.

Namun, Coleen merespons pengkritik tersebut dengan mengatakan, tak semua fan di Inggris punya perasaan dan akal. Menurut dia, mengkaitkan upah suaminya dengan penampilan adalah satu kesimpulan yang bodoh. Kata-kata kasar Anda hanya semakin meninggalkan luka untuk orang lain. Semoga harimu menyenangkan, ujar dia.

Rooney memang mengalami penurunan performa. Di Liga Inggris, bahkan pelatih MU Jose Mourinho sudah dua laga tak mengandalkan mantan kapten timnas Inggris tersebut. Pada laga timnas Inggris selanjutnya melawan Slovenia, pelatih Gareth Southgate bakal membangkucadangkan Rooney.     Bambang Noroyono, ed: M Akbar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement