Ahad 29 Nov 2015 13:00 WIB

Islam di Selandia Baru Potret Terkini Muslim Kiwi

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Islam di Selandia Baru Potret Terkini Muslim Kiwi

Selandia Baru negara paling Islami di dunia dari 208 negara.

Sebuah makalah bertajuk \"Introduction to World Religions\"memantik minat Abdullah Drury terhadap Islam. Berawal dari sana, dua puluh tahun lalu ia memutuskan bersyahadat. Pria Waikato itu tidak sendirian. Menurut Sensus 2013, orang etnis asli Selandia Baru mem bentuk lebih dari seperempat Muslim ne gara itu.

Muslim adalah minoritas di negara itu. 

Jumlahnya hanya berkisar satu persen dari populasi, tapi mereka tak bisa dipandang remeh. Generasi muda mualaf di Selandia Baru terus tumbuh. Mereka mencakup spektrum luas di tengah populasi Kiwi (sebutan untuk orang Selandia Baru). Ada pria, wanita, tua, muda, Pakeha (keturunan Eropa), juga Maori.

Statistik 2013 mendata ke beradaan sekitar 46 ribu Muslim di Selandia Ba- ru. Jumlah ini naik se kitar 28 persen dari 36.072 pada 2006 menjadi 46.149 Mu slim pada 2013. Dalam skala nasional, terdapat 4.400 Muslim Eropa dan 1.100 Muslim Maori. Tidak semua kelahiran Selandia Baru. Ada yang berasal dari kepulauan Pasifik, Asia, Timur Tengah, bahkan Afrika.

Wajah Islam Selandia Baru begitu ma jemuk. Muslim Selandia Baru mere?

presentasikan sebuah ke beragaman besar dalam orientasi agama, etnisitas, latar belakang kelas sosial, dan pendidikan. 

Perbedaan etnis itu merefleksikan ekspansi geografi da lam skala luas, dari Maroko, Filipina, Asia Tengah, Balkan, hingga Sub Sahara. Ko munitas Muslim Selandia Baru sekarang ter diri lebih dari 42 kebangsaan yang berbeda.

Secara umum, menurut World Fact Book CIA, etnis Eropa men capai 71,2 persen, disusul Maori 14,1 persen, Asia 11,3 per sen, dan K epulauan Pasifik 7,6 persen. Per kiraan Juli 2015 menyatakan kurang lebih ada 4,43 jiwa di negara itu.

Pemeluk Kristen menduduki jumlah ter banyak dengan total 44,3 persen dari ber bagai denominasi. Islam hanya ber jumlah 1,1 persen. Namun, cukup men cengangkan bahwa Scheherazade S. Rehman dan Hossein Askari dalam \"How Islamic are Islamic Countries?\" dalam Global Economy Journal 2010, menempatkan Selandia Baru pada posisi pertama negara paling Islami di dunia dari 208 negara.

Muslim pertama Keberadaan Muslim di negara itu pertama kali tercatat dalam sensus pemerintah April 1874. 

Ada 15-17 penambang emas Muslim Cina di Pulau Se latan. Namun, tidak banyak yang diketahui mengenai para imigran ini. Mereka diasumsikan pindah ke Aus tralia atau kembali ke Cina. Keberadaan mereka tidak terlacak lagi dalam sensus tahun berikutnya. Sensus baru menunjukkan peningkatan jumlah Muslim pada dekade 1990-an. Pada 1890-an, beberapa pria Muslim Punjabi bermigrasi ke Pulau Utara. Pada 1900, ada beberapa Muslim tiba dari Gujarat, disertai keluarga dan anggota kerabat.

Gelombang kedua Muslim Selandia Baru terjadi pada 1950-1960-an. Ada sejumlah be sar Muslim asal Semenanjung Balkan, seperti Bos nia, Kosovar, dan Albania, yang melarikan diri dari rezim komunis. 

Pada 1970-an, popu lasi Muslim meningkat dengan per tambahan imigran dari India dan Fiji. Juga, para siswa dari negara- negara Muslim yang belajar di universitas Selandia Baru. Untuk pertama kalinya, sensus 1976 mencatat populasi Mu slim mencapai angka ribuan (1.425 jiwa).

William Shepard dalam The Islamic Contribution\'\', Brian Colless dan Peter Donovan (ed), Religion in New Zealand Society mengamati alasan di balik pertambahan jumlah populasi Muslim ini tak lepas dari beberapa faktor. 

Pertama, migrasi Muslim asli India, khususnya keturunan Fiji. 

Kedua, migrasi pekerja kerah putih dari negara Muslim, khu susnya pada 1970-an. Ketiga, pertukaran pelajar dari negara Muslim. 

Keempat, keha diran diplomat asing dari ne gara Muslim. Per kembangan politik dan kebijakan imigrasi Selandia Baru tu rut menyumbang pertambahan populasi Muslim.

Ruqayya Sulaiman-Hill dalam \"Kiwis on the Straight Path: Muslim Conversion in NZ\", dalam Aotearoa Ethnic Network Journal 2007mengerucut pada beberapa faktor utama konversi orang Selandia Baru. 

Ia mengadakan penelitian terhadap 31 mualaf. Hasilnya, ke banyakan mualaf terpikat oleh faktor teologi. Faktor lain adalah interaksi mualaf dengan Muslim, entah tetangga, teman sekolah, atau teman seperjalanan.

Pernikahan tetap menjadi salah satu faktor pe nyebab konversi, tapi hanya tiga pe r sen responden yang menyebutkan alasan tersebut. Penelitian atau literatur juga berpengaruh, tapi ke banyakan tetap diiringi dengan interaksi langsung. Ia menambahkan, kebanyakan warga Selandia Baru masuk Islam pada usia muda, antara 10-25 tahun.

\"Populasi Muslim lebih muda daripada populasi keseluruhan,\" ujar Shepard, peneliti dari University of Canterbury dalam \"New Zealand\'s Muslims and Their Or ganisations\", New Zealand Journal of Asian 2006. 

Muslim adalah kelompok agama yang paling cepat berkembang di Selandia Baru. 

Pertumbuhan populasi Muslim negara ini sejalan dengan tren pertumbuhan populasi Muslim global. Pada 2030, diperkirakan lebih dari 100 ribu orang (2 persen dari total populasi) akan memeluk Islam.

Ancaman radikalisme Seiring meningkatnya situasi kekerasan di Barat baru-baru ini, radikalisasi Muslim telah menjadi topik yang populer di Selandia Baru. Sejak akhir tahun lalu, parlemen telah mengeluarkan undang-undang antiterorisme dalam upaya mencegah Kiwi bergabung dengan organisasi teroris. 

Generasi muda Muslim dianggap paling rentan terhadap radikalisasi. Mereka menjadi pihak yang sering dipersalahkan.

Untuk sebuah negara yang membanggakan multikulturalisme dan keragaman, akankah Muslim menghadapi diskriminasi? Psikolog dan peneliti dari Victoria University, Dr. Jaimee Stuart, mengiyakan hal itu. Stuart, dalam penelitian Victoria University 2009 yang belum dipublikasikan, menemukan orang- orang Selandia Baru menilai Muslim lebih rendah daripada kelompok agama lain.

Saat kebanyakan imigran usia tiga puluh ke atas bergulat dengan nilai-nilai budaya negara lama dan negara baru, pemuda Muslim menghadapi lapisan kom pleksitas tambahan; identitas etno- re ligius. Hal itu diungkapkan Stuart setelah menghabiskan waktu bertahun- tahun untuk meneliti dinamika pemuda Muslim negara itu.

Representasi media juga menjadi soal bagi generasi muda Muslim. Keberhasilan integrasi pemuda Muslim di seluruh dunia bertentangan dengan gambar yang disajikan di media. Karena itu, inisiatif pemuda Muslim untuk melakukan hal-hal positif diperlukan untuk menjembatani kondisi ini. Cara terbaik untuk mengubah pandangan Islam adalah melalui aktivitas amal membantu mereka,\" ujar Stuart menegaskan. (c38, ed: nashih nashrullah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement