Jumat 13 Jan 2017 17:15 WIB

Menangkap Cakalang Ramah Lingkungan

Red:

 

Republika/Prayogi                      

 

 

 

 

 

 

 

 

Nelayan penangkap ikan cakalang di Larantuka memiliki cara yang ramah lingkungan dalam menangkap ikan. Cara ini diyakini mampu menjaga suplai ikan di lautan tanpa harus menangkap ikan secara berlebih (over fishing).

Teknik ini dikenal dengan nama Huhate. Penggemar olahraga memancing menyebutnya "pole and line". Alat pancingnya menggunakan joran yang dipakai kebanyakan nelayan, tapi masih sangat tradisional. Tangkai pancingnya menggunakan bambu khusus yang lentur. Pada kail Huhate biasanya diberi bulu ayam atau potongan tali rafia sehingga menyamarkannya dari penglihatan ikan.

Sedangkan umpan yang digunakan adalah ikan teri yang terlebih dahulu diambil dari bagan. Umpan tersebut diusahakan tetap hidup agar lebih mudah memancing sekumpulan cakalang. Hampir seluruh tepian kapal terdapat instalasi pipa untuk menyemprotkan air guna mengelabui keberadaan kapal dari pandangan ikan.

Nelayan Larantuka sendiri  mulai mengenal teknik Huhate pada tahun 80-an hingga sekarang. Namun, saat ini mereka harus bersabar akibat semakin menurunnya hasil tangkapan cakalang mereka. Bukan tanpa alasan, hal ini diakibatkan oleh penggunaan alat tangkap yang merusak ekosistem laut, seperti jaring pukat cincin, pukat harimau, bahkan bom.

"Dulu kami memancing cakalang hanya membutuhkan jarak hanya beberapa mil, tapi sekarang kita harus menempuh jarak berpuluh mil untuk mendapatkan ikan," ujar Nakhoda Kapal Flotim 17,  Loren.     Foto dan Teks, Prayogi, ed: Yogi Ardhi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement