Ahad 30 Oct 2016 17:00 WIB

RESENSI

Red:

Belajar Religius Lewat Komik

Judul: Komik Nilai-Nilai Karakter Bangsa: Religius

Penulis: Rahayu Ummi Farida, Nurul Ihsan, dan kawan-kawan

Penerbit: PT Luxima Metro Media

Cetakan pertama: ... , 2016.

Tebal buku:

Menanamkan nilai-nilai baik sejak dini bisa dilakukan lewat cara menyenangkan. Salah satunya lewat bacaan anak-anak yang baik dan positif. Untuk keperluan itu, buku Komik Nilai-Nilai Karakter Bangsa: Religius bisa jadi opsi tepat. Komik religius ini adalah satu dari 18 seri buku cerita bergambar yang mengandung muatan tema nilai-nilai karakter bangsa.

Sesuai judulnya, buku terbitan PT Luxima Metro Media pada 2016 ini mengajarkan sikap dan perilaku religius. Anak dipersuasi untuk patuh melaksanakan ajaran agama sekaligus menjunjung tinggi toleransi dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Meskipun sasaran utamanya adalah pembaca anak dari keluarga yang menganut agama Islam, buku ini tidak mengajarkan fanatisme. Sembilan cerita dalam buku full colour setebal 45 halaman itu juga menampilkan karakter-karakter lintas agama.

Tokoh utamanya adalah kakak beradik Alifa dan Alif serta teman-teman mereka, yaitu Ali, Mei Mei, Made, dan Ni Made. Mereka hidup rukun dan saling menasihati serta mengingatkan satu sama lain.

Tidak hanya anak-anak, terdapat para tokoh orang dewasa, seperti ayah-ibu Alifa dan Alif, Pak Haji, Pak Ustaz, dan lain-lain. Mereka juga memiliki peran penting menjadi pihak yang mengajarkan kebaikan pada anak-anak.

Pada setiap akhir cerita, tercantum kolom bertajuk "Pesan untuk Ananda" yang merangkum pesan moral dengan singkat dan ringan. Pesan itu termasuk seluruh cerita dalam buku dituliskan dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Ini membuat anak-anak dapat belajar bahasa asing secara mandiri sejak usia dini. Bahasa Inggris yang digunakan terbilang sederhana, tapi efektif menambah kosakata anak. Secara keseluruhan, buku yang dibuat oleh tim kreatif dari CBM Agency ini punya tampilan menarik sekaligus cerita yang mudah dipahami. Para penulis naskah, yaitu Rahayu Ummi Farida, Nurul Ihsan, dan kawan-kawan agaknya sudah cukup sering menulis buku yang dikhususkan bagi anak-anak.

Seperti memahami karakter anak yang pembosan, tim kreatif menyisipkan permainan asah otak di setiap jeda cerita. Halaman bernama "Uji Kecerdasanmu" itu mengajak anak mengidentifikasi bentuk, mencari perbedaan gambar, atau permainan tebak kata.

Buku ini memang cocok menjadi teman belajar anak yang menyenangkan. Untuk anak yang lebih belia, orang tua atau kakak bisa membacakannya guna memberikan pemahaman awal tentang apa itu nilai religius.

Namun, judul utama buku dan judul masing-masing cerita sebenarnya bisa dibuat lebih menarik lagi, apalagi bagi pembaca anak-anak. Niat untuk mengajarkan apa itu religius dan pemaparan nilai-nilai karakter bangsa tidak selalu perlu dituangkan secara gamblang dalam kalimat panjang yang mengesankannya sebagai bacaan berat.

Nasihat Sang Guru

Judul buku: Arief Rachman: Guru

Penulis: Ukim Komarudin

Penerbit : Esensi, divisi Penerbit Erlangga

Cetakan I:   2015

Jumlah halaman:

Tanyakan pada pakar pendidikan Arief Rachman bagaimana cara menumbuhkan generasi yang berprestasi. Niscaya ia akan menjawab, pertama-tama harus ada seseorang yang terpanggil jiwanya untuk menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Ketika seseorang memilih menjadi guru, seharusnya ia sadar bahwa pilihannya bukanlah pilihan kedudukan atau status, melainkan pilihan tanggung jawab, demikian ungkap pria kelahiran Malang, 19 Juni 1942 itu.

Arief memahami betul hal tersebut karena ia sendiri menjalani profesi mulia sebagai guru selama puluhan tahun. Kilas kiprahnya di dunia pendidikan Indonesia dan nasihat-nasihat yang ia lontarkan dapat disimak dalam buku berjudul Arief Rachman: Guru.

Sang penulis, Ukim Komarudin, merangkum ujaran bijak Arief yang bisa menjadi tuntunan dan bekal bagi para pendidik, calon pendidik, hingga praktisi manajemen pendidikan. Maka, tak salah jika Ukim yang juga aktif menulis di sejumlah media nasional memaksudkan buku tersebut sebagai infak untuk pendidikan Indonesia.

Buku setebal 197 halaman terbitan Esensi, Divisi Penerbit Erlangga pada 2015 itu dibagi dalam tiga segmen terpisah. Bab-bab tersebut antara lain "Mereka" (catatan tentang siswa), "Kami" (catatan tentang tenaga pengajar), dan "Kita" (catatan tentang manajemen pendidikan). Masing-masing bab mengulas secara spesifik bahasan yang menjadi topik utama. Ukim juga menyisipkan prolog dan penutup yang membuat pembaca buku menikmati konten dengan lebih mengalir.

Tak hanya memaparkan pemikiran Arief Rachman dari sudut pandangnya, sejumlah sosok juga dilibatkan untuk menyampaikan interpretasi personal mengenai kiprah Sang Guru. Sebut saja Anies Baswedan, Guru Besar IKIP Jakarta Conny R Semiawan, alumnus Jurusan Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Herum Hegianing, dan Cut Dandalina yang menjabat sebagai kepala SDN 01 Percontohan Johan Pahlawan, Meulaboh, Aceh Barat.

Secara keseluruhan, buku Arief Rachman: Guru bisa menjadi panduan yang mencerahkan bagi pembaca sasarannya, yakni seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Jika dibaca saksama, banyak untaian nasihat Arief yang memiliki makna mendalam dan akan menyisipkan haru dalam hati. Penyusunan konten cukup jelas dan sistematis berkat daftar isi yamg terintegrasi dengan baik. Ada beberapa tips dan formula unik ala Arief yang ditampilkan dengan dukungan sejumlah foto dan penataan grafis serta warna menarik.

Namun, konten yang amat apik itu sesungguhnya bisa dikemas dalam pemaparan gaya bahasa yang lebih hidup. Dengan begitu, pembaca tak akan merasa dirinya seolah hanya diterpa informasi demi informasi yang pada satu titik bisa menjenuhkan.     Shelbi Asrianti, ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement