Ahad 24 Jul 2016 17:15 WIB

Cerita Perpustakaan Terpencil dari Baubau

Red: Arifin

Bukan berada di kota besar.

Meski berjarak 5,4 mil dari Kota Baubau, perpustakaan Pulau Wisata Kelurahan Sukanayo Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, menempati posisi lima besar.

Siapa sangka perpustakaan di tempat sejauh itu masuk hitungan pada lomba perpustakaan desa/kelurahan tingkat nasional 2016?

"Yang paling penting kami melihat tidak hanya luas lokasi dan bangunannya, tetapi sejauhmana titik ungkit terhadap penyelenggaraan tingkat kecerdasan masyarakatnya dan apresiasi masyarakat terhadap keinginan membacanya," ujar ketua tim dewan juri yang juga dari Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional RI, T Syamsul Bahri di Baubau, Jumat (22/7).

Kekuatan swadaya Tim juri telah melakukan peninjauan lapangan pada tahap penilaian kedua. Sebelumnya adalah penilaian dokumen perpustakaan dari masing-masing daerah di nusantara.

Selain itu, kata dia, penilaian lainnya seperti jumlah koleksi buku di perpustakaan minimal 2.500 buku, rak tempat buku, ruangan perpustakaan dan lokasi di sekitar perpustakaan yang memberikan kenyamanan dalam membaca buku.

"Inilah peluang bagi perpustakaan Pulau Wisata yang berjarak sekitar 5,4 mil laut dari pusat Kota Baubau tersebut menjadi juara," ujarnya.

Ia menambahkan, hal terpenting lain juga menjadi perhatian pemerintah terhadap masyarakat khususnya di bidang perpustakaan ini sehingga kehadiran perpustakaan dirasakan oleh masyarakat.

"Dan yang menarik kami lihat perpustakaan Pulau Wisata ini, gedungnya dibangun atas swadaya masyarakat," ujar Syamsul yang didampingi tim juri lain, Ahmad Adli Harahap dari Ditjen Bangda Kemendagri dan Rita Suartini, Pustakawan Pertama Perpustakaan Nasional RI.

Lima daerah yang masuk lima besar pada lomba perpustakaan desa/kelurahan tingkat nasional, yakni Sultra (Kota Baubau), Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Gorontalo , dan Bengkulu.

Peninjauan lapangan juga dilakukan di tempat-tempat itu.

"Setelah peninjauan lapangan, maka penilaian tahap terakhir dengan melakukan persentase masing-masing daerah yang akan dilaksanakan pada 15 Agustus 2016 di Jakarta," ujarnya.

Menurut dia, setelah ada pemeringkatan dan menjadi juara nanti, maka yang penting juga harus mempertahankan dan bisa menjadi contoh bagi perpustakaan desa/kelurahan di sekitarnya.

"Pemerintah wajib membekali masyarakatnya dengan pengetahuan yang tidak didapat di bangku sekolah sehingga ada peningkatan kecerdasan masyarakat terhadap kehadiran perpustakaan," ujarnya.

Lima puluh persen Syamsul juga menyarankan, perpustakaan Pulau Wisata Sukanayo ditingkatkan terkait pelayanan buku termasuk materi kelautan dan perikanan karena wilayahnya berada di pesisir sehingga masyarakat yang membaca buku itu memiliki referensi yang berkaitan dengan aktifitas di wilayah itu.

Wali Kota Baubau AS Tamrin mengatakan, Pemkot Baubau telah memberikan perhatian khusus kepada pengembangan perpustakaan desa/kelurahan di daerahnya.

"Kami berharap tidak berpuas diri atas prestasi yang diraih Perpustakaan Pulau Wisata Sukanayo, tapi justru bisa menjadi cambuk untuk selalu berjuang dalam pengembangan bu da ya tata cara masyarakat Kota Baubau,"

ujar Asisten I Setda Kota Baubau La Ode Aswad yang memba ca kan sambutan tertulis Wali Kota Baubau.

Pemerintah Kota Baubau telah mengadakan bimbingan teknis dan memberikan bantuan sarana dan prasarana perpustakaan, walaupun masih terbatas.

Kepala Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sultra La Ongke mengatakan, jumlah perpustakaan desa/kelurahan di Sultra sebanyak 2.028, namun baru 50 persen yang sudah mendapatkan bantuan buku.

"Kami minta masyarakat untuk terus mencintai perpustakaan dan buku, karena buku merupakan salah satu sumber referensi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia," ujarnya.

Peninjuan Perpustakaan Pulau Wisata Sukanayo itu, tim juri juga meninjau produk kerajinan tangan dan makanan olahan oleh kalangan ibu-ibu yang terinspirasi dari membaca buku.      antara, ed: Nina CH

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement