Ahad 29 May 2016 15:11 WIB

Sang Pengantin dari Ketinggian

Red: Arifin

Dronebisa digunakan untuk berbagai hal belakangan ini.

Untuk mengirim barang, untuk meletakkan lampu pada pertunjukan, hingga digunakan sebagai senjata peperangan. Tapi, seorang fotografer inovatif menggunakan droneuntuk mengambil gambar pengantin dengan sudut pandang baru.

Fotografi perkawinan dengan dronetelah menjadi tren dalam satu- dua tahun terakhir. Foto preweddan wedding, begitu sebutan populernya di Indonesia pun butuh anglebaru, untuk mendapatkan keindahan atau kemegahan acaranya. Namun, yang menjadi perhatian adalah si calon pengantin menjadi bagian dari keseluhan pemandangan yang indah itu.

Sudut pandang yang dihasilkan benar-benar baru. Fotografer perkawinan Helene Havard dari Papeete di Tahiti, mengambil gambar spektakuler dengan bantuan operator droneFlying World Pictures. Sebuah sudut pandang burung yang terbang di ketinggian, melihat dunia kecil di bawah sana.

`'Untuk mendapatkan kemungkinan terbang di atas sejumlah tempat dan mendapatkan keindahan dari tempat yang luas merupakan cara mengekspresikan kebebasan yang besar buat saya,'' tulis Helene dalam Boredpanda.

Pemotretan dari udara bisa menangkap keseluruhan lanskap dan memberikan pemandangan yang mengagumkan dari lokasi mana pun.

Menurut laman mereka, Helene Havard disebut Rangefinder Magazine sebagai satu dari 30 bintang yang baru bersinar di kalangan dunia foto perkawinan. Keindahan warna yang dihasilkan, menurut Helene, amat bergantung saat pemotretan. Warna yang jernih bisa didapat pada pemotretan pagi hari.

Tak pelak dronemenjadi peralatan baru yang bagi fotografer yang menggeluti bisnis perhelatan perkawinan.

Termasuk Justin Fone yang menjalani bisnis ini sejak 14 tahun yang lalu.

`'Ketika kami pertama memulai, cuma ada kamera dan tripod,'' kenang Fone.

`'Tapi, kini kamera, tripod, slider, jib, crane, dan pemotret udara.''

Droneuntuk pemotretan praperkawinan bisa diterima sebagian fotografer. Namun, untuk prosesi pernikahannya banyak yang mengelak. Bruce Solko, fotografer dari illinois, termasuk di antaranya. Fotografer yang memotret perkawinan selama 30 tahun ini menolak menerbangkan drone nya untuk membidik saat acara perkawinan. Baginya, peralatan itu terlalu mengganggu, selain itu mengandung risiko kecelakaan. `'Kalau Anda merusak acara mereka, Anda sudah merusak hari penting itu, mereka akan ngamuk,''alasannya.  washingtonpost.com/nextshark.com/Nina CH

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement