Ahad 29 May 2016 15:08 WIB

Melukis dengan Anyaman Silang

Red: Arifin

Kristik adalah jenis kerajinan yang mudah dengan hasil yang luar biasa 

 

Mulanya, Thomas Subandriyo hanya senang menemani mendiang istrinya merangkai sulaman demi sulaman silang menjadi sebuah gambar utuh yang cantik.

Seiring berjalannya waktu, ketertarikan Thomas pada seni bernama cross stich, kruistik atau kristik ini mulai tumbuh. Tak terasa, kini sudah 15 tahun berlalu sejak Thomas menggenggam jarum, benang dan kain pertamanya untuk membuat sebuah gambar menarik dari rangkaian sulaman-sulaman silang.

Mulanya, Thomas membuat karya seni kristik dengan desain pola yang dijual di pasaran. Salah satu desain pola kristik yang umum ditemui pada saat itu ialah gambar pemandangan. Kemudian, terlintas di benak Thomas untuk membuat desain pola kristiknya sendiri agar karya yang ia hasilkan terasa lebih menarik dan bermakna.

Karena belum mengetahui adanya program perangkat lunak untuk membuat pola kristik, Thomas memanfaatkan program pengolah gambar biasa untuk mendesain pola kristiknya.

Yang terbesit di benak Thomas saat membuat desain pola kristik pertamanya ialah wajah sang istri. "Saya membuat wajah istri saya, itu yang pertama kali saya buat dengan desain sendiri," kenang Thomas.

Mengerjakan kristik dengan pola berupa foto tentu tidak semudah mengerjakan pola yang dijual umum di pasaran. Butuh waktu satu tahun bagi Thomas kala itu untuk merangkai sulaman silang di atas kain agar membentuk wajah istri yang dicintainya.

Tema tradisional Indonesia Kini, Thomas telah menjadi salah satu sosok yang dikenal dalam dunia kristik Indonesia.

Ketertarikannya pada kristik mendorong Thomas untuk bisa menghasilkan desain pola krsitik yang lebih dinamis dan berkarakter.

Dengan teknik editingganda yang ia lakukan pada gambar 'mentah' dan dalam proses pengerjaan menggunakan perangkat lunak khusus kristik, Thomas berhasil meminimalkan jumlah warna yang akan dipakai dalam membuat sebuah karya seni kristik.

Meski jumlah warna yang dihasilkan lebih sedikit, hasil yang didapat tetap memiliki kualitas yang sama sekaligus lebih hemat.

"Kalau dainas luar negeri, misalnya, untuk satu gambar pemandangan memakai 70-80 warna, saya bisa 40 warna ke bawah dengan kualitas warna krsitik yang sama," terang pria berusia 48 tahun ini.

Kini, desain pola kristik yang dihasilkan oleh Thomas melalui brandIndokristik tak hanya tersebar di Indonesia saja. Sejumlah negara Asia hingga Eropa dan Amerika pun menaruh minat yang besar terhadap kemampuan Thomas dalam menghasilkan desain pola kristik.

Thomas mengatakan, desain pola kristik sangat beragam dan tidak terbatas. Akan tetapi, Thomas melihat minat para pecinta kristik yang datang kepadanya cenderung menyukai desain pola yang berasal dari foto serta desain religi kristiani bagi pecinta kristik di luar negeri.

Semangat Thomas untuk terus mengembangkan kristik Indonesia tak berhenti di situ.

Melalui Kristik Untuk Indonesia yang ia usung, Thomas ingin menunjukkan kecintaannya pada Indonesia melalui kristik. Bersama dengan 324 pecinta kristik yang tersebar di seluruh Indonesia, ia membuat karya seni kristik dengan tema kain-kain tradisional Indonesia.

Karya seni kristik bertema kain tradisional nusantara ini nantinya akan dipamerkan di Jakarta pada 2017.

Pola-pola kain tradisional yang dibuat Thomas dan dibantu dua temannya, mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Dari masing- masing provinsi, lanjut Thomas, ia mengambil minimal delapan pola yang akan 'disulap' menjadi desain pola kristik untuk kemudian disulam silang oleh para relawan pecinta kristik.

"Hobi itu bukan sekadar hobi, ya. Semoga ini mendorong teman-teman yang mencintai kristik untuk berkomunitas secara positif.

Semoga semakkin berani mengungkapkan kebanggaan kita pada Indonesia," harap pria yang berdomisili di Purwokerto ini.

Kecintaan Thomas yang besar terhadap kristik bukan tanpa sebab. Bagi Thomas, kristik mengajarkannya dua hal kepadanya yaitu kedisiplinan dan kesabaran. Kedisiplinan dan kesabaran, lanjut Thomas, sangat ia rasakan ketika harus menyulam dengan mengikuti pola satu demi satu.

Jika saat mengikuti pola kristik ia tidak sabar dan tidak disiplin, maka hasil sulamannya pun menjadi tidak sesuai. Jika hal itu terjadi, Thomas mengatakan sulaman silang yang sudah ia buat harus dibongkar ulang.

"Kristik mengajarkan saya kedisiplinan dan kesabaran, dua nilai itu yang sangat, sangat, saya rasakan," terang pria yang juga hobi menulis ini.

Senada dengan Thomas, Hanu Yuliawati semula hanya mengenal kristik sebagai seni menyulam dengan benang wol dan jaring plastik saat duduk di bangku SMP. Karena itu, Hanu belum memiliki ketertarikan khusus terhadap kristik. Terlebih, jaring plastik yang digunakan dapat dengan mudah patah jika terlipat sehingga dapat merusak seluruh sulaman woll yang sudah terangkai.

Akan tetapi, pandangan wanita berusia 38 tahun terhadap seni kristik berubah ketika memasuki tahun 2010. Kala itu, teman Hanu memperkenalkan kristik yang lebih beragam dengan media yang lebih tahan lama pula, yaitu benang DMC, jarum, dan kain sebagai pengganti jaring plastik ala kristik zaman dulu.

Disiplin, kesabaran, dan waktu lama Dengan pilihan yang lebih banyak, Hanu mulai tertarik untuk membuat karya seni kristik untuk mengisi waktu luangnya. Akan tetapi lama-kelamaan Hanu justru jatuh hati pada kristik dan merasa harus meluangkan waktu untuk melakukan hobinya tersebut. Terlebih ada banyak pola menarik dan cantik seperti pemandangan hingga bunga yang dapat ditemukan di pasaran dengan mudah.

Pengerjaan kristik sendiri, lanjut Hanu, membutuhkan waktu yang cukup beragam tergantung desain pola serta ukuran kristik yang di kerjakan. Jika desain yang dikerjakan sederhana dan berukuran kecil, maka karya seni kristik bisa dirampungkan dalam waktu satu hari.

Akan tetapi, desain pola kristik yang lebih rumit seperti pola yang berasal dari foto membutuhkan waktu lebih lama. Pasalnya, untuk bisa menghasilkan kristik foto yang 'nyata' diperlukan banyak gradasi warna.

Meski membuat karya seni kristik dari gambar foto cukup rumit, Hanu seakan tidak bisa berpaling. Kini Hanu justru lebih berfokus dalam membuat karya seni kristik dengan pola yang berasal dari foto.

Foto yang Hanu gunakan dalam membuat kristik foto pertamanya ialah foto keluarga Hanu sendiri. Setelah foto tersebut dikonversikan menjadi desain pola kristik, Hanu mulai menyulam silang pola tersebut di atas kain hingga membentuk gambaran foto keluarganya.

Keterampilan Hanu dalam menghasilkan kristik foto yang nyata dalam waktu cepat pun menuai banyak pujian. Komunitas tempatnya bernaung, Bandung Resep Kristik (Bandrek) pun sempat meminta Hanu untuk membuat kristik foto wajah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil beserta sang istri, Atalia Praratya.

"Waktu itu kami mau kasih souvenirdalam rangka Ultah Bandung. Saya sanggupinsebulan (untuk menyelesaikan kristik)," cerita Hanu.

Tak hanya Ridwan Kamil, sejumlah tokoh lain pun sempat menjadi 'objek lukisan' Hanu di atas kainnya. Beberapa di antaranya ialah Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawan hingga kapolres sukabumi. 

Bagi Hanu, kunci dalam menghasilkan karya seni kristik yang baik ialah bahan yang digunakan serta strategi yang tepat agar pembuatan karya tidak memakan waktu lama.

Salah satunya, Hanu mengatakan penggunaan benang DMC cenderung menghasilkan warna yanglebih baik jika dibandingkan dengan benang kristik lainnya.

"DMC lebih nutup ke kainnya, kalau blockinghitam nggak 'ketombean', tidak ada putih-putih kain yang kelihatan," kata ibu rumah tangga yang juga hobi membaca ini.

Selain itu, Hanu juga mengingatkan bahwa penempatan karya seni kristik ke dalam bingkai memegang peranan tak kalah penting. Jika menyerahkan pemasangan bingkai karya seni kristik pada yang bukan ahlinya, maka kemungkinan karya tersebut menjadi rusak cukup besar.

Bagi pemula, Hanu menyarankan desain pola kristik yang sederhana dan berukuran kecil sebagai permulaan belajar. Pasalnya, desain pola tersebut cenderung 'anti gagal' sehingga dapat menumbuhkan semangat untuk terus mengkristik.

Selain itu, Hanu pun menyarankan agar memilih motif atau desain pola kristik yang disukai. Misalkan, jika si pemula senang dengan bunga, maka memilih desain pola kristik bergambar bunga akan membantu menambah antusiasme dalam menyelesaikan karya.

"Kalau rumit, bisa langsung drop. Yang kecil saja dengan motif sesuai kesukaan. Biar semangat," pesan Hanu.  Oleh Adysha C Ramadani, ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement