Ahad 24 Apr 2016 16:30 WIB

Menengok Kembali Cinta

Red: operator

"Aku akan kembali dalam satu purnama untuk mempertanyakan kembali cintanya...." (hlm 186).

 

Cinta, remaja belia dengan kehidupan yang bisa dikatakan sempurna. Otak yang cerdas, paras yang cantik, keluarga yang bahagia, dan popularitas dimiliki oleh Cinta.

Kehadiran sahabat karib Cinta, yaitu Alya, Carmen, Maura, dan Milly menambah warna dalam hari-hari Cinta yang ceria.

Semua warna dalam hidup Cinta ternyata belum sempurna hingga sosok Rangga hadir dalam hari-harinya. 

Berawal dari puisi yang dimenangkan Rangga dalam lomba sekolah, Cinta berkenalan dengan remaja laki-laki pendiam itu. Meski harus kalah dalam lomba puisi yang biasa ia menangkan, Cinta berbesar hati ingin mewawancarai sosok Rangga sebagai pemenang lomba. Nantinya, Cinta dan teman-temannya akan memasukkan profil Rangga ke dalam mading sekolah yang mereka kelola. 

Sayangnya, sosok di balik puisi puitis yang memenangkan lomba tersebut ternyata tidak seramah yang Cinta perkirakan. Mendapat perlakuan yang kurang ramah dari Rangga membuat Cinta marah dan membenci sosok pria berambut keriting tersebut. Keesokan harinya, Cinta bahkan mengirimkan surat kepada Rangga.

Rangga bereaksi terhadap surat tersebut dan mendatangi Cinta dengan emosi.

Keduanya sempat beradu mulut hingga Rang ga memutuskan untuk pergi dan tanpa sadar menjatuhkan buku Akukarya Sjuman Djaya yang sering remaja laki-laki itu bawa ke mana pun ia pergi. Diam-diam, Cinta pun memungut buku tersebut.

Siapa sangka, buku tersebut menjadi awal kedekatan Cinta dan Rangga. Meski hubungan keduanya sering diselingi dengan pertengkaran kecil, pada akhirnya Cinta dan Rangga menemukan banyak kesamaan pada diri satu sama lain. Kedekatan Cinta dan Rangga tanpa sadar membuat Cinta sedikit menjauh dari teman-teman terbaiknya.

Ketika akhirnya Cinta memilih Rangga, Cinta pun mulai melontarkan satu kebohongan pada teman-teman baiknya. Siapa sangka, satu kebohongan tersebut harus dibayar mahal oleh Cinta.

Kisah percintaan dan lika-liku kehidupan remaja ala Cinta dalam Ada Apa Dengan Cinta? telah mencuri perhatian ba nyak khalayak sejak versi filmnya diluncurkan 7 juni 2002. Hampir setiap pecinta film bisa dipastikan sudah mengetahui bagaimana kisah jalinan asmara Cinta dan Rangga serta hubungan persahabatan Cinta dan teman-temannya akan berakhir.

Novel Ada Apa Dengan Cinta? memiliki alur cerita yang sama dengan film Ada Apa Dengan Cinta? yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra tersebut. Meski menawarkan cerita yang sama dengan filmnya, novel karya Silvarani ini menawarkan sesuatu yang baru.

Novel terbitan Gramedia Pustaka Utama ini memungkinkan para pembaca, baik yang sudah menonton ataupun belum menonton filmnya, memahami karakter dari tiap tokoh Ada Apa Dengan Cinta?

dengan lebih dalam. Pada versi film, ada beberapa holecerita yang tidak terjelaskan dengan gamblang. Beberapa di antaranya ialah alasan ayah Rangga menerima teror bom molotov dan perlakuan kasar ayah Alya kepada Alya.

Untuk menjawab kekosongan tersebut, Silvarani menghadirkan sisi lain yang lebih mendalam lagi. Dengan tetap menjaga alur tetap mengalir, Silvarani dengan halus mengupas apa yang terjadi pada sosok ayah Rangga dan Alya di hadapan para pembaca.

Melalui gaya tulisan yang ekspresif, Silvarani juga berhasil menampilkan emosi yang kuat dari tiap tokoh dalam novel Ada Apa Dengan Cinta?. Dengan begitu, tiap pembaca yang sudah ataupun belum menonton versi film dapat dengan mudah terhubung serta memahami cara berpikir para tokoh. Hal ini dapat memudahkan pembaca untuk masuk serta ikut ke dalam lika- liku masa remaja yang dilalui Cinta dan teman-temannya.

Bagi yang sudah pernah menonton film Ada Apa Dengan Cinta?, membaca versi novel dari film ini tetap akan menghadirkan satu pengalaman baru. Meski Silvarani secara konsisten mengikuti alur sesuai skenario film, ada beberapa ruang yang ia manfaatkan untuk mengem bang kan cerita sehingga membawa kesan yang segar.

Seperti diketahui, film Ada Apa Dengan Cinta?sangat kental dengan semua hal yang populer dan menjadi tren pada era 2000-an. Tentu tren tersebut akan terasa `kuno' jika diadaptasian serta dihadirkan pada masa sekarang melalui novel. 

Di sinilah peran Silvarani menyulap alur cerita agar dapat hadir dengan napas yang mampu masuk dan menyesuaikan diri ke berbagai zaman para pembacanya.

Karena itu, para pembaca remaja pada era 2000-an dan pembaca remaja pada era 2016 dengan mudah dapat merasakan kisah Ada Apa Dengan Cinta? seakan terjadi pada zaman remaja mereka masing-masing saat membaca novel ini.

Bagi pecinta Ada Apa Dengan Cinta? yang telah hafal kisah Cinta dan Rangga dapat memanfaatkan buku ini sebagai `penyegar' ingatan sebelum menonton sekuel film Ada Apa Dengan Cinta? 2yang akan dirilis pada 28 April mendatang. Sedangkan, bagi remaja yang mungkin belum pernah menonton versi film Ada Apa Dengan Cinta?, novel ini dapat menjadi `perkenalan' sebelum mereka menonton sekuel film yang kembali dibintangi oleh Dian Sas trowardoyo dan Nicholas Saputra tersebut.   Adysha C Ramadani, ed: Nina Chairani

 

Judul: Ada Apa dengan Cinta?

Penulis: Silvarani 

Penerbit: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama 

Cetakan: I, Maret 2016 

Tebal: 192 hlm Mira

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement