Senin 26 Dec 2016 15:00 WIB

Polri Tembak Terduga Teroris

Red:

JAKARTA — Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri kembali melakukan penangkapan terhadap sejumlah warga yang disebut merencanakan aksi terorisme pada Ahad (25/12). Dalam penangkapan di wilayah Jatiluhur, Purwakarta, tersebut, dua orang tewas ditembak.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto mengungkapkan, penangkapan pertama dilakukan di Jalan Ubrug, Cibinong, Jatiluhur, Purwakarta, sekitar pukul 09.00 WIB. "Di lokasi telah ditangkap dua orang pelaku teroris," kata Rikwanto kepada wartawan pada Ahad (25/12).

Selanjutnya, kata Rikwanto, pengembangan dari penangkapan pertama, tim bergerak ke sebuah rumah di rumah terapung Danau Jatiluhur. Dua pelaku yang hendak ditangkap kemudian melakukan perlawanan sehingga terjadi kontak senjata yang menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Dua teroris yang ditangkap hidup bernama Rijal alias Abu Arham (29 tahun) dan Ivan Rahmat Syarif (28 tahun), warga Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan, dua yang ditembak mati, Abu Sovi alias Abu Azis alias Mas Brow, warga Kecamatan Kotawaringin, Kabupaten Bandung, serta Abu Faiz, warga Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan mengklaim, para terduga teroris yang digerebek merupakan jaringan Bahrun Naim. Ia adalah WNI yang menurut kepolisian sudah bergabung dengan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta menetap di Suriah sejak 2014. Pada Rabu (21/12) lalu, Densus 88 juga menewaskan tiga orang yang diduga tergabung dalam jaringan yang sama di Bekasi.

Petugas menyita sejumlah senjata tajam, golok, serta surat yang menyuruh mereka menjadi pelaku pengeboman. "Setelah ditangkap, ternyata kami menemukan sejumlah surat perintah supaya mereka jadi 'pengantin' pengeboman," ujar Anton kepada Republika, kemarin.

Namun, pihaknya masih belum mengetahui sasaran pengeboman mereka. Terlebih, dari empat terduga teroris itu, dua di antaranya harus tewas akibat melakukan perlawanan terhadap petugas.

Sebelumnya, petugas sempat memprediksi sasaran mereka adalah pejabat negara di Jakarta. Keberadaan pihak-pihak yang ditangkap dan ditembak kemarin, kata Anton, juga hampir luput dari pantauan petugas.

"Makanya, terus kita selidiki. Apa kaitan mereka dengan Waduk Jatiluhur," ujarnya. Bila bendungan ini diledakkan, lanjut Anton, dampaknya bisa menjalar ke mana-mana. "Karawang, Bekasi, Subang, bahkan Jakarta, menurut kapolda Jabar, bisa terendam banjir."

Karena itu, petugas melakukan penyisiran dengan menyelam ke dasar waduk. Penyelaman ini dalam rangka mensterilkan kawasan tersebut. Pihak kepolisian mengkhawatirkan, di dasar waduk terdapat bahan-bahan yang membahayakan. "Tapi, kita juga belum tahu sasarannya apa dan di mana," ujar Anton.

Penangkapan kemarin telah menggegerkan Kampung Karang Layung, Desa Cibinong, Kecamatan Jatiluhur. Puluhan anggota Densus 88 Antiteror yang berpakaian khas serbahitam sejak kemarin pagi menyambangi kampung di ujung Waduk Jatiluhur ini.

Keberadaan pasukan khusus tersebut sontak saja menjadi perhatian warga di sekitar Bendungan Ubrug tersebut. Gugun Gunawan (33 tahun), warga setempat, mengaku tak mengira kalau di kampungnya ada terduga teroris. "Kalau tidak ada Densus 88, kami tak tahu ada teroris," ujar pemuda berkulit sawo matang ini kepada Republika.

Penggerebekan ini, lanjut Gugun, menyedot perhatian semua orang. Apalagi, saat petugas khusus dan aparat kepolisian dari Polres Purwakarta sibuk hilir mudik menyisir lokasi ini.

Warga yang melihat tak boleh mendekati keberadaan petugas antiteror itu. Selain mobil polisi yang hilir mudik, langit Jatiluhur juga diramaikan oleh dua unit helikopter kepolisian. "Pokoknya hari ini ramai, genting, dan mencekam," ujarnya.

Menjelang siang, terdengar suara letusan tembakan dari kejauhan. Tak berapa lama, warga melihat kepulan asap hitam keluar dari salah satu rumah yang mengapung di Waduk Jatiluhur.

Maksum Kosasih (32 tahun), warga setempat, mengatakan, kejadian ini merupakan kali pertama adanya teroris di tempat ini. Karena itu, warga sangat antusias melihat sekaligus mengabadikannya. "Kami sudah seperti wartawan saja, sibuk memotret dan merekam gambar," ujarnya sambil terkekeh.     rep: Fauziah Mursid, Ita Nina Winarsih, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement