Selasa 27 Sep 2016 14:52 WIB

Aktivitas Warga Garut Mulai Normal

Red:

GARUT  -- Aktivitas warga Kabupaten Garut yang terdampak bencana banjir bandang pekan lalu perlahan-lahan mulai normal. Meski demikian, pencarian korban hilang terus dilakukan oleh tim pencari yang terdiri atas sejumlah komponen.

Berdasarkan pantauan Republika, warga mulai beraktivitas seperti biasa, begitu juga dengan fasilitas umum seperti rumah sakit. Di RSUD Dr Slamet, pelayanan rumah sakit telah berjalan normal.

Direktur RSUD Dr Slamet, Maskut Farid mengatakan, pelayanan yang sudah dapat diberikan RSUD Dr Slamet meliputi IGD, rawat jalan, rawat inap, sampai operasi. Namun, kamar operasi masih harus dipastikan bersih. "Jika tidak aman, kami rujuk pasiennya," kata Maskut kepada Republika, Senin (26/9).

Sesuai instruksi Bupati Garut Rudy Gunawan, aktivitas belajar-mengajar di semua sekolah pun telah dimulai. Pihak sekolah juga telah melakukan pendataan para siswa yang terkena dampak banjir bandang. Berdasarkan pantauan, kebanyakan dari mereka berangkat ke sekolah tanpa pakaian seragam seperti waktu sekolah umumnya. Anak-anak juga tidak memakai sepatu dan tidak terlihat membawa perlengkapan sekolah.

Kedatangan mereka ternyata tidak langsung diikuti kegiatan belajar-mengajar, melainkan harus bergotong royong membersihkan kelas dan bangku dari lumpur. Di SMPN 3 Tarogong Kidul, para siswa tampak bersemangat membersihkan lantai, bangku, kursi, dan buku-buku yang masih bisa dipakai. Selain murid, para guru juga sibuk membersihkan lingkungan sekolahnya sebelum dimulainya kegiatan belajar-mengajar.

Seorang siswa kelas VII SMPN 3 Tarogong Kidul, Zaki, mengatakan, hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah sejak kejadian banjir. Zaki berangkat sekolah dengan kondisi seadanya, tidak memakai seragam sekolah maupun tas dan sepatu. "Sudah beberapa hari sekolah diliburkan, sekarang masuk lagi, tapi saya tidak pakai seragam karena kebanjiran," katanya.

Sementara, ratusan korban bencana banjir mulai dipindahkan ke Rusunawa Cilawu, Garut. Namun, sisanya ada yang masih tinggal di pengungsian. Camat Cilawu Mawardi Ahmad menjelaskan, sebanyak 98 ruangan di rusunawa sudah terisi semua.

Ahmad menilai di rusunawa para pengungsi bisa lebih nyaman. "Kalau di tempat mereka itu masih banyak lumpur, bisa menimbulkan penyakit," ujar Ahmad. Menurut Ahmad, fasilitas air bersih di rusunawa sudah ada meski debit airnya masih terbatas. Untuk mengantisipasi kekurangan air bersih, Kecamatan Cilawu telah meminta bantuan untuk menambah bak penampungan air.

Pencarian korban

Kemarin, petugas gabungan kembali menemukan satu jenazah perempuan di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, yang diduga korban banjir bandang di Garut, Jawa Barat. Humas dan Protokoler Basarnas Bandung Joshua Barjarnahor di Bandung, Jawa Barat, mengatakan, penemuan jenazah ke-34 itu, akan dibawa ke Rumah Sakit Guntur Garut untuk diidentifikasi.

Hingga hari keenam, tim Basarnas bersama petugas unsur lainnya terus melakukan pencarian korban banjir. Tim pencarian yang terlibat berjumlah 3.103 orang yang disebar ke tiga sektor, yakni Lapangan Paris dan Bendungan Copong, Kabupaten Garut, kemudian sektor Waduk Jatigede di Sumedang.

"Nanti ada penyisiran sepanjang Sungai Cimanuk," kata Joshua. Terkait kendala pencarian, kata Joshua, yakni banyaknya tumpukan sampah dan puing-puing material rumah yang rusak diterjang banjir. Jajarannya akan memfokuskan pencarian korban hilang pada tumpukan sampah tersebut.

Di Jakarta, Presiden Joko Widodo meminta tim tanggap darurat meningkatkan upaya pencarian korban banjir bandang Garut. Sebab, masih ada 19 korban yang hilang akibat bencana tersebut. "Presiden memberi arahan supaya pencarian korban ditingkatkan," kata Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Menurut Teten, Presiden telah menginstruksikan Basarnas menambah personel tanggap darurat untuk mencari korban di lokasi bencana. Selain itu, Basarnas juga diminta melibatkan relawan dari masyarakat.

Teten mengakui, wilayah terdampak bencana amat luas, yakni mulai dari hulu Sungai Cimanuk sampai Jati Gede. Karena itu, upaya pencarian korban juga memakan waktu yang cukup lama.    rep: Fuji Eka Permana, Halimatus Sa'diyah/antara, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement