Jumat 23 Sep 2016 15:00 WIB

Boy Mundur, PDIP Terpukul

Red:

JAKARTA -- Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Boy Sadikin mengundurkan diri dari partainya karena kecewa dengan keputusan partai mendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI 2017. Langkah Boy tersebut digadang-gadang bisa jadi pukulan telak bagi parpol yang ia tinggalkan.

Surat pengunduran diri Boy dilayangkan pada Rabu (21/9). Surat itu ditujukan langsung kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Salah satu alasannya mengundurkan diri, tertulis dalam surat itu, karena aspirasinya tentang kepala daerah DKI Jakarta berbeda dengan keputusan Megawati mengusung Ahok.

Boy mengiyakan surat yang beredar luas sejak kemarin pagi tersebut. "Saya tidak suka sama Ahok bukan karena SARA (suku, agama, ras, antargolongan), karena Ahok etnis Tionghoa dan Kristen, tapi karena kepribadiannya yang suka memarahi PNS seakan paling benar. Pembuat (isu) SARA itu Ahok sendiri," kata putra mantan gubernur DKI Ali Sadikin.

Pengamat politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin menilai, pengunduran diri Boy Sadikin akan menjadi pukulan berat bagi PDIP. Menurutnya, hal itu akan menyulitkan langkah partai berlambang banteng itu melakukan konsolidasi kader di akar rumput untuk memenangkan pasangan Ahok-Djarot. "Bahkan, ini boleh disebut sebagai musibah bagi PDIP dalam perhelatan Pilkada DKI Jakarta," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/9).

Said menilai, selama ini Boy Sadikin adalah motor PDIP untuk meraup suara di Jakarta. Ketokohannya di DKI, dalam pandangan Said, bahkan melampaui trah Sukarno. Buktinya, ia pernah mengalahkan secara telak Puti Guntur Soekarnoputra dalam pemilihan ketua DPD PDIP DKI Jakarta pada 2014 lalu.

Ia juga mencatat bahwa Boy berjasa memenangkan pasangan Jokowi-Ahok dalam Pilkada DKI 2012. Kemudian pada 2014, dia membantu kemenangan PDIP dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden di Ibu Kota. Said memperkirakan, mundurnya Boy akan diikuti pula oleh pengurus dan kader PDIP lainnya.

Kandidat calon kepala daerah DKI Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa Boy keluar dari PDIP untuk bergabung dengan kelompok penantang Ahok. "Pak Boy Sadikin tidak bergabung dengan petahana dan Pak Boy bersedia masuk dalam tim kami," kata Sandiaga di Posko Pemenangan Sandiaga Uno, Jakarta Selatan, kemarin. Sandiaga mengatakan, putusan itu diambil saat dia bersama Boy Sadikin bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Rabu (21/9) sore. 

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, bergabungnya Boy tersebut bakal sangat membantu kubu Sandiaga. "Bisa jadi pengaruhnya akan signifikan karena secara politis ia menunjukkan berseberangan dengan partai yang ditinggalkan," kata Siti Zuhro kepada Republika . Ia menilai, keluarnya Boy dari PDIP juga mencerminkan ada kekecewaan serius terhadap mekanisme pengambilan keputusan di internal PDIP.

Di pihak lain, bakal calon wakil gubernur DKI Djarot Djarot Saiful Hidayat menyatakan tak gentar dengan mundurnya Boy Sadikin. Ia meyakini, menang atau tidaknya pasangan yang diusung PDIP tergantung kerja tim, bukan individu-individu.

Di internal PDIP, memang sempat beredar sejumlah nama yang digadang-gadang sebelum akhirnya keputusan mengusung Ahok diumumkan pada Selasa (20/9) lalu. Sebelum PDIP menyatakan dukungan, sejumlah parpol, seperti Nasdem, Hanura, dan Golkar sudah lebih dulu menyatakan dukungan.

Terkait hal itu, juru bicara Tim Pemenangan Ahok, Miryam S Haryani, berharap PDIP tidak merusak harmoni yang sudah terbentuk sebelumnya. "Banyak elemen dan parpol yang sudah dari jauh-jauh hari mendeklarasikan dukungannya untuk Ahok. Bagaimanapun mereka sudah berjuang lebih dulu, jadi tidak bisa dinafikan begitu saja hanya karena menganggap lebih superior," kata Miryam dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Maryam menyadari, politik memang dinamis dan segala sesuatu bisa saja berubah dalam hitungan menit. Akan tetapi, menurutnya, politik juga mengenal etika sehingga tidak semua hal bisa diubah tiba-tiba dengan mengatasnamakan dinamisasi.      rep: Amri Amrullah, Qommaria Rostanti, Dadang Kurnia/antara, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement