Senin 22 Aug 2016 17:00 WIB

Kabut Mulai Sampai Malaysia

Red:

PETALING JAYA--Jarak pandang di sejumlah wilayah Malaysia bagian timur mulai memburuk sepanjang akhir pekan ini. Asap yang menguar dari kebakaran lahan di Kalimantan disebut jadi penyebabnya.

Dilansir oleh Malay Mail Online, salah satu area yang mulai terdampak kabut asap adalah Klang Valley. Selain itu, sejumlah wilayah lainnya di Semenanjung Malaysia, wilayah Sabah, dan Sarawak juga diselimuti asap.

Mengutip Departemen Meteorologi Malaysia, Malay Mail menuliskan bahwa jarak pandang di Petaling Jaya, Selangor, menurun dari delapan kilometer (km) menjadi lima km pada Ahad (21/8) pagi. Sedangkan, di Batu Embun, Pahang, jarak pandang dilaporkan sempat mencapai 1,5 km sejak Sabtu (20/8) kendati kemudian membaik menjadi lima km pada petang hari.

Sementara, di Bintulu, Sarawak, jarak pandang dilaporkan 10 km kemarin pagi, kemudian memburuk menjadi 1,6 km pada siang hari. Menjelang sore, jarak pandang membaik jadi enam km.

Indeks pencemaran udara di Port Klang dilaporkan pada taraf sedang, di angka 76. Sedangkan, di Seberang Jaya ISPU, tercatat pada angka 60, di Nilai, angkanya 65, Bintulu pada angka 49, dan Kota Kinabalu tercatat pada angka 52. Peningkatan pencemaran udara paling parah tercatat di Batu Muda pada angka 88 atau mendekati taraf tidak sehat.

Sejumlah daerah di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah memang mencatatkan peningkatan tajam kebakaran lahan, dua pekan belakangan. Sepanjang pekan lalu, menurut pindaian satelit milik lembaga Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), terdapat 543 titik panas di Kalimantan Barat dan delapan titik panas di Kalimantan Tengah.

Danramil 16 Sedau Kapten Inf Taufik Wiramansyah mengatakan, pihaknya melakukan penyekatan lahan di Semelagi, Singkawang Utara, untuk menghindari meluasnya kebakaran lahan yang terjadi di Selakau, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. "Sekarang kita lakukan penyekatan lahan agar kebakaran lahan yang dari Selakau tidak lari ke arah Singkawang Utara," kata Taufik, Sabtu (20/8) malam.

Penyekatan lahan, ujarnya, dibantu dari Rindam XII/TPR, Polsek Singkawang Utara, dan warga setempat. Menurutnya, sudah ada tiga titik kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Koramil 16-Sedau.

Taufik menjelaskan, tiga titik itu meliputi Semelagi Singkawang Utara 50 hektare, Pangmilang Singkawang Selatan 30 hektare, dan Senggang Singkawang Timur 20 hektare. "Secara keseluruhan, ada 100 hektare lahan yang sudah terbakar di wilayah Koramil 16-Sedau," tuturnya.

Mengingat cuaca cukup panas sekarang ini, Taufik mengimbau agar warga jangan lagi membuka lahan dengan cara dibakar. Dan, bagi yang merokok, pesannya, diminta untuk berhati-hati membuang puntung rokok karena jika dibuang sembarangan, dikhawatirkan akan menyulut dan menjadi api apabila terkena tanah yang gambut.

Taufik menegaskan, apabila kedapatan ada warga yang membakar lahan, baik yang disengaja maupun tidak, tentu konsekuensi yang akan dilakukan adalah penindakan sesuai keputusan tim terpadu. "Karena, ini sudah merupakan arahan dari Dandim, kapolres, dan Pemkot Singkawang," katanya. Sementara, sejak Sabtu pagi, Kota Singkawang sudah mulai diselimuti kabut asap tipis. Kabut asap itu tampak mulai sekitar pukul 09.00 WITA, Sabtu (20/8).

Menurut Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis MH telah meminta BNPB agar mengerahkan helikopter water bombing, memancing hujan buatan, dan helikopter patroli sejak Jumat (19/8).

BPPT, kata Sutopo, menyiapkan pesawat terbang Casa TNI AU dan bahan semai untuk hujan buatan. Diperkirakan, hujan buatan mulai dilakukan pada pekan ini. Menurutnya, keterbatasan pesawat terbang menyebabkan operasi hujan buatan seringkali terkendala.

Dia mengatakan, dalam sepekan terakhir, titik panas di Kalimantan Barat meningkat secara signifikan. Satelit Modis dari NASA mendeteksi 158 hotspot di Kalimantan Barat pada Jumat pagi. Sedangkan, pada Kamis (18/8), jumlah hotspot di Kalimantan Barat sebanyak 106 hotspot. Gubernur Kalbar, kata dia, telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yang berlaku sejak 1 Juni 2016 hingga 1 September 2016.

Jumlah titik panas di Kalimantan Barat sempat bertambah hingga mencapai 636 titik pada Jumat (19/8). Sehari sebelumnya, titik panas di provinsi tersebut telah mencapai 447 titik.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, ATT Nyarong, bertambahnya jumlah hotspot di Kalbar disebabkan masih banyaknya warga yang membuka ladang dengan membakar lahan. Dia menjelaskan, hingga pukul 07.00 WITA, ada enam wilayah di Kalbar yang memiliki titik hotspot tertinggi.

Di antaranya, Sanggau (205 titik), Kapuas Hulu (112 titik), Sintang (63 titik), Landak (56 titik), Melawi (47 titik), dan Kubu Raya (40 titik). Pada Kamis (18/8), tercatat ada lima daerah yang memiliki titik hotspot tertinggi, yakni Sanggau (182 titik), Kapuas Hulu (80 titik), Ketapang (50 titik), Melawi (46 titik), dan Sintang (27 titik).    rep: Fitriyan Zamzami, Dian Erika Nugraheny/antara, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement