Rabu 22 Jun 2016 15:00 WIB

Geliat Thailand Mengemas Wisata Pasar Malam

Red:

Untuk melihat keramahan wisata Thailand bagi pengunjung Muslim, Republika bersama sejumlah media asal Indonesia diajak berkeliling ke sebagian wilayah Thailand oleh Tourism Authority of Thailand (TAT) pada 24-29 Mei lalu. Perjalanan Thailand Muslim Friendly Destination ini cukup memberikan gambaran mengenai keramahan negara tersebut terhadap wisatawan Muslim. Wartawan Republika, Riga Nurul Iman, menuliskan kisahnya berikut ini:

Pasar menjadi salah satu tujuan wisata di Thailand. Di sejumlah lokasi wisata di negara tersebut selalu terdapat pasar malam yang menarik dikunjungi. Pasar-pasar ini biasanya mulai buka pada pagi hari. Baik pasar modern maupun tradisional tak kalah menarik untuk didatangi. Di ibu kota Thailand, Bangkok, lokasi pasar malam berada di sejumlah titik. Salah satunya yang terkenal adalah Ratchada Night Market atau Road Fai Market. Pasar malam ini berada di area parkir belakang Kompleks Esplanade, Bangkok. Uniknya, pengelola kompleks membolehkan kehadiran pasar malam.

Kawasan Ratchada Night Market mudah dijangkau dari mana-mana, baik menggunakan moda transportasi pribadi maupun umum, seperti MRT, bus, ataupun tuk-tuk. Jam buka pasar ini sekitar pukul 17.00 hingga malam hari atau setelah kawasan tersebut tutup. Ratchada Night Market buka setiap hari dan menjadi lokasi favorit bagi anak muda Thailand untuk nongkrong dan makan-makan. Pasar malam menyediakan jajanan makanan lokal yang murah dan terjangkau.

Lapak-lapak yang ada di dalam Pasar Malam Ratchada ini diatur sedemikian rupa sehingga rapi dan bersih. Para wisatawan yang datang ke Bangkok pun banyak yang datang ke pasar ini. Pasalnya, pasar ini juga menawarkan pernak-pernik cenderamata, seperti gantungan kunci, pakaian, tas, sepatu, dan barang unik serta produk kreatif lainnya.

Selain di Bangkok, pasar malam juga terdapat di daerah Hua Hin. Kawasan Hua Hin merupakan lokasi wisata baru bagi para wisatawan. Di tempat ini, terdapat objek wisata pantai yang indah, istana raja Thailand yang memesona, termasuk pasar malam yang tak kalah menarik. "Ada dua pasar malam yang terkenal di Hua Hin, yakni Hua Hin Night Market dan Cicada Market,'' ujar Indra Nugraha, Marketing Manager Tourism Authority of Thailand (TAT) atau Badan Pariwisata Thaliand di Jakarta.

Dua pasar malam ini berbeda waktu bukanya. Hua Hin Night Market buka setiap hari sejak pukul 18.00 hingga pukul 23.00 WIB. Sementara, Cicada Market yang berlokasi di Phatkasem Road ini hanya buka pada Jumat hingga Ahad mulai pukul 16.00 hingga pukul 23.00 WIB.

Persamaannya, kedua pasar malam ini selalu dipadati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Pasar malam di Hua Hin menawarkan barang ataupun makanan yang unik, kreatif, dan harganya bersaing. Misalnya di Hua Hin Night Market, para pengunjung bisa membeli pernak-pernik lucu khas Hua Hin yang unik dan murah meriah, seperti cenderamata khas Thailand yang bercorak gajah dan pagoda. Di sepanjang kawasan Hua Hin Night Market, banyak ditawarkan jajanan yang enak.

Atmosfer lebih semarak ada di Cicada Market. Pasar malam ini terbilang cukup trendi dengan menawarkan variasi barang dagangan yang beragam. Mulai dari benda seni, seperti lukisan pada media kanvas dan kaus atau t-shirt serta suvenir buatan tangan yang langsung dibuat di depan pembeli. Istimewanya, di tengah-tengah pasar malam terdapat area khusus untuk hiburan musik yang berada di alam terbuka.

Jenis musik yang ditampilkan memberikan kenyamanan bagi pengunjung, seperti jaz. Degan begitu, banyak wisatawan mancanegara yang menontonnya. Di sekitar area musik tersebut, terdapat lapak makanan atau jajanan khas Thailand yang bisa menemani menonton hiburan musik gratis tersebut.

Pasar malam lainnya yang terkenal di Bangkok adalah Asiatique. Kawasan Asiatique ini berada di pinggiran Sungai Chao Pharaya yang indah pada malam hari karena banyak perahu warna-warni yang melintas.

Pinggir rel

Selain pasar malam yang menarik, Thailand juga mampu mengemas pasar tradisional biasa menjadi destinasi wisata unggulan, misalnya, pemandangan pasar tradisional di tepian rel kereta api yang sebenarnya bukan hal yang aneh karena di Indonesia juga ada. Namun, di Thailand, tepatnya di Maeklong, Samut Songkhram, kawasan pedagang yang berjualan di pinggiran rel kereta, justru menjadi salah satu tujuan wisata bagi para turis mancanegara.

Pasar Maeklong ini unik dan mengundang rasa ingin tahu wisatawan untuk melihatnya. Di mana, pedagang memang nekat untuk berjualan dengan berderet di samping rel dan tak ada jarak. Mereka juga memasang tenda di atas rel kereta. Ketika rel masuk dan keluar Stasiun Maeklong, tenda di atas rel kereta ditarik keluar dari lintasan tersebut.

Begitu pun dengan gerobak barang dagangan yang awalnya berada di pinggiran rel kereta. Kereta datang dan keluar Stasiun Maeklong sebanyak delapan kali dari pagi hingga sore hari sehingga para pedagang pun harus membereskan dagangannya sebanyak delapan kali. Sebelum gerbong kereta melintas, memang ada pengumuman melalui pengeras suara yang memberikan informasi kereta akan lewat. Sewaktu melintas, laju kereta juga berjalan lambat sehingga tidak menyebabkan getaran yang cukup kencang.

Keunikan lainnya, kondisi pasar ini terlihat bersih dan tertata dengan baik. Dampaknya, para pembeli juga merasa nyaman untuk datang dan membeli barang kebutuhan hidup sehari-hari, seperti sayuran, buah-buahan, ikan, dan daging. Pemandu wisata yang menemani rombongan kami, Ismail (55 tahun), mengatakan, keberadaan pedagang yang berjualan di pinggiran rel kereta ini sudah berlangsung ratusan tahun. "Memang dari awal para pedagang mencari nafkah dengan berjualan di samping rel,'' ujar dia, yang fasih berbahasa Indonesia.

Menurut Ismail, keunikan dari pasar yang berada di rel kereta ini mengembangkan sektor wisata dan ekonomi bagi Thailand. Fenomena ini juga mendorong pengembangan usaha kreatif, seperti pembuatan kaus bercorakan rel kereta Maeklong.

Di samping pasar malam dan pasar tradisionalnya, Thailand juga terkenal sebagai surga belanja bagi para turis asing. Segala barang ada di Thailand dengan harga yang dinilai jauh lebih murah bila dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia.  ed: Stevy Maradona

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement