Jumat 03 Jun 2016 18:00 WIB

Pedagang Enggan Jual Daging Sapi Impor

Red:

Foto : reuters  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CIREBON -- Pedagang daging sapi di pasar tradisional tidak mau menjual daging sapi impor beku. Mereka beralasan, konsumen lebih menyukai membeli daging sapi segar. Setelah dimasak, rasa daging sapi segar lebih enak.

"Saya pernah jual (daging sapi impor beku) sekali, sekarang tidak mau lagi," ujar pedagang daging sapi di Pasar Kanoman Kota Cirebon, Diding, Kamis  (2/6). Pemerintah berencana mengimpor 10 ribu ton daging sapi untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran.

Diding menjelaskan, berdasarkan pengalamannya saat menjual daging sapi impor beku, warna daging sudah berwarna kehijauan setelah satu jam dipajang. Akibatnya, konsumennya tidak ada yang mau membeli daging tersebut.

Diding mengaku, harga daging sapi impor beku lebih murah, yakni Rp 80 ribu per kilogram. Namun, konsumennya tetap lebih memilih membeli daging sapi segar meski harganya lebih mahal. "Makanya saya pun pilih untuk menjual daging sapi segar saja," jelas Diding. 

Untuk daging sapi segar, harganya bervariasi tergantung kualitas daging sapinya. Untuk daging sapi yang masih bergajih, dijual dengan harga Rp 95 ribu per kilogram. Sedangkan daging has dalam kualitas baru, dijual seharga Rp 120 ribu per kilogram.

Diding menyatakan, dirinya mendapat kiriman daging sapi segar setiap pagi dari rumah potong hewan (RPH) Batembat, Kabupaten Cirebon. Hingga kini, pasokan dari RPH tersebut masih normal. "Permintaan daging sapi dari konsumen pun masih normal," ujar Diding.

Penolakan terhadap daging sapi impor beku juga disampaikan seorang pemilik rumah makan di kawasan Jalan Veteran, Kota Cirebon, Badar. Dia menyatakan, lebih memilih membeli daging sapi segar untuk diolah menjadi masakan.

"Saya tidak mau membuat masakan dari daging sapi impor beku," kata Badar. Daging sapi impor beku akan terasa hambar saat dimasak menjadi rendang maupun olahan daging lainnya. Hal itu akan membuat konsumen tak lagi membeli masakannya.

Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon Ali Efendi meminta kepada supplier untuk menjamin pasokan sapi. Mereka pun menekankan agar pedagang tidak menaikkan harga terlalu tinggi.

"Jaminan itu sangat dibutuhkan karena Kabupaten Cirebon memang masih bergantung dari daerah lain, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujar dia. Pemkab Cirebon memiliki satu RPH, yakni RPH Batembat di Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon.

RPH tersebut dilengkapi dengan tempat penampungan sapi sementara yang bisa menampung 100 hingga 200 ekor sapi hidup.

Harga daging sapi yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, masih tinggi atau berada dikisaran Rp 100 ribu per kilogram. Pemda hanya menjamin stok daging sapi akan normal selama Ramadhan.

Namun, Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin, mengakui harga daging sapi agak sulit turun. Sebab, konsumsi daging sapi di kabupaten ini rata-rata dipasok dari penjual lokal yang membeli ternak lokal. Makanya, pemkab kesulitan mengintervensi harga.

Harun (46 tahun) seorang pedagang daging sapi di Kecamatan Kwandang mengatakan, ia tidak berani menurunkan harga jual daging sapi, namun tidak berani menaikkannya hingga mencapai Rp 110 ribu per kilogram. Jika harga sapi bisa turun, ia menjamin daging sapi turun minimal Rp 90 ribu per kilogram.

Hanifa Lihawa (63 tahun) berharap harga daging sapi akan turun pada minggu pertama bulan Ramadhan agar bisa terjangkau. "Harga daging mencapai Rp100 ribu per kilogram sudah bertahan lama, lebih dari dua tahun. Pemerintah diharapkan serius menekan harga daging hingga ke daerah-daerah."

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gorontalo Utara, Asrin Menu, mengatakan, pasokan daging sapi masih terpenuhi oleh ternak sapi lokal. Rata-rata pedagang daging sapi memasok ternak dari pedagang lokal.

Ia optimistis swasembada daging di kabupaten ini bisa tercapai tahun 2018 nanti seiring upaya pihaknya meningkatkan populasi ternak sapi dari 26 ribu ekor mencapai minimal 100 ribu ekor. Ia mengaku, tingginya populasi ternak sapi dapat menurunkan harga daging sapi.  rep: Lilis Sri Handayani antara/Sonia Fitri/Andrian Saputra/Issha Haruma ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement