Sabtu 28 May 2016 21:01 WIB

Impor Bawang Tunggu Pasar

Red: Arifin

Asosiasi menolak rencana impor bawang pemerintah.

 

JAKARTA -- Pemerintah berencana melakukan impor bawang merah 2.500-5.000 ton untuk menstabilkan harga bawang merah yang cukup tinggi.

Meski demikian, pelaksanaan impor tersebut masih merujuk reaksi pasar pasca-operasi pasar Bulog.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, saat ini Perum Bulog sedang melakukan operasi pasar (OP) untuk menstabilkan harga. Sekitar 1.000 ton bawang merah telah disebarkan oleh Bulog.

"Bulog kanmasih ada suplai.

Jadi, mereka turunkan bawang untuk menekan harga. Ini akan dijual Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per kilogram (kg)," ujar Musdhalifah di kantor Menko Perekonomian, Jumat (27/5). Setelah melakukan operasi pasar, jika harga bawang merah masih tinggi, bahkan tidak turun ke kisaran harga Rp 20 ribu-Rp 25 ribu, pemerintah baru mengimpor bawang merah guna menjaga harga tersebut.

Menurut Musdhalifah, impor bawang merah ini memang memungkinkan. Apalagi, pada bulan Ramadhan masyarakat diharapkan bisa menikmati kebahagiaan tanpa terbenani peningkatan harga pangan, seperti bawang merah dan daging sapi.

"Kita akan coba agar rakyat senang di bulan ini (Ramadhan)," ujarnya.

Sementara, untuk impor daging, Musdhalifah menyebut pemerintah sudah melakukannya. Daging ini juga akan akan di sebar melalui Bulog melalui operasi pasar. Harapannya operasi ini bisa sesuai dengan keinginan pemerintah di kisaran harga Rp 80 ribu-Rp 85 ribu.

Pihak Perum Bulog membenarkan telah melepas seribu ton bawang melalui operasi pasar ke sejumlah lokasi di Indonesia. Di antaranya, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Selatan, dan Sulawesi Selatan.

"Bawang merah digelontorkan ke pasar melalui penjualan eceran maupun grosir," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti dalam rilis resmi, kemarin. Ia mengklaim, OP yang dilaksanakan dalam lima hari terakhir berhasil mengendalikan harga bawang merah kelas medium di pasar induk dari harga sebelumnya Rp 27 ribu menjadi Rp 23 ribu-Rp 24 ribu.

Agar harga tetap stabil pada tingkat harga yang wajar, Bulog akan terus menggelontorkan bawang ke pasar sebanyak 20-30 ton per hari seharga Rp 21 ribu- Rp 23 ribu. Dengan turunnya harga grosir, diharapkan harga di konsumen juga akan tertarik turun. 

Di lain pihak, Ketua Dewan Bawang Nasional Amin Kartiawan Danova menolak keputusan impor bawang merah sebanyak 2.500 ton oleh pemerintah pusat. Sebab, menurutnya ketersediaan bawang nasional cukup, bahkan surplus.

"Jika tidak percaya, silakan turun cek langsung ke lapangan. Saya ada data dan barangnya,"

kata dia. Menurutnya, jangan hanya karena kepentingan segelintir orang, pemerintah dengan mudah memutuskan impor. 

Ia mengamini harga bawang merah melonjak jelang Ramadhan. Tetapi, harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sejauh ini masih normal. Sehingga, keputusan impor dinilainya sangat terburu- buru. 

Menurut Amin, harga di Pasar Induk Kramat Jati selama ini menjadi acuan paling akurat. Hal tersebut mengingat selisih harga antara petani dan pedagang bandar pasar yang jadi tempat kulakan pedagang tersebut tidak terlalu jauh. 

"Acuannya lihat di Pasar Induk, harga bawang masih Rp 20 ribu per kilogram. Kalau mau cari yang Rp 13 ribu per kilo juga ada," ujarnya. Itu artinya, harga di petani sudah murah, yakni Rp 16 ribu-Rp 20 ribu per kilogram.

Ia mengklaim telah mengumpulkan data secara rutin bawang merah yang masuk ke Pasar Induk dari sentra-sentra produksi bawang merah.   rep: Debbie Sutrisno, Sonia Fitri, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement