Senin 23 May 2016 13:00 WIB

Warga Diminta Hindari Zona Merah

Red:

KARO -- Tujuh orang tewas dan dua kritis akibat guguran awan panas gunung Sinabung yang menggulung desa Gamber, Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sabtu (21/5) sore. Mereka diterjang awan panas saat sedang berkebun di ladang di desa yang masuk dalam zona merah tersebut.

Selama ini, meski dilarang, sejumlah warga memang tetap nekat melakukan aktivitas, bahkan sesekali tinggal di desa itu. Untuk menghindari kejadian serupa, Dandim 02/05 Karo Letkol Inf Agustatius Sitepu mengatakan, pihaknya akan memperketat penjagaan di pintu masuk menuju Desa Gamber.

Ia pun mengimbau warga untuk mematuhi larangan yang telah dibuat pemerintah demi keamanan dan keselamatan mereka sendiri. "Tolonglah, jaga diri masing-masing, jangan tambah korban lagi. Kalau butuh informasi, Dandim bersedia memberikan informasi terkini Gunung Sinabung," kata Agustatius saat mengunjungi Sesa Gamber, Ahad (22/5).

Selain itu, Agustatius menegaskan, prajurit Kodim 02/05 Karo tidak akan permisif dan membiarkan masyarakat beraktivitas di desa-desa yang telah ditetapkan sebagai zona merah. Agustatius kemarin telah memimpin prajuritnya untuk menyisir dan mengevakuasi masyarakat yang masih tinggal di Desa Gamber.

"Kami imbau warga untuk meninggalkan tempat itu. Personel sudah menjaga lokasi yang sudah diportal agar warga tidak masuk ke dalam," kata Agustatius menjelaskan. Selain itu, personel juga ada yang berjaga di posko untuk menerima pengaduan orang hilang terkait kejadian ini.

Pelaksana Tugas Gubernur Sumatra Utara HT Erry Nuradi juga menginstruksikan Pemerintah Kabupaten Karo dan instansi terkait untuk memastikan pengosongan area yang berada dalam radius lima kilometer dari Gunung Sinabung. Erry Nuradi mengatakan, seluruh instansi di Karo yang menangani kebencanaan harus memastikan pengosongan tersebut.

Pengosongan area dalam radius lima kilometer dari Gunung Sinabung tersebut sangat dibutuhkan karena masuk zona merah yang sangat berbahaya. "Kami imbau, jangan menempati lagi area radius lima kilometer itu karena daerah berbahaya," katanya. Pihaknya juga mengharapkan masyarakat Kabupaten Karo dapat mengindahkan imbauan pemerintah tersebut demi keselamatan jiwanya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, belum diketahui secara pasti berapa banyak masyarakat yang berada di Desa Gamber saat kejadian luncuran awan panas. "Harusnya tidak ada aktivitas masyarakat di zona bahaya Gunung Sinabung," kata Sutopo, kemarin.

Menurut dia, sebagian masyarakat tetap nekat berkebun dan tinggal sementara waktu sambil mengolah kebun dan ladangnya. "Alasan ekonomi jadi faktor utama yang menyebabkan masyarakat Desa Gamber tetap nekat melanggar larangan masuk ke desanya," ujar Sutopo.

Sutopo mengatakan, Desa Gamber terletak pada radius empat kilometer di sisi tenggara dari puncak kawah Gunung Sinabung. Desa Gamber sudah dinyatakan sebagai daerah berbahaya atau zona merah. "Berdasarkan rekomendasi PVMBG, tidak diperbolehkan adanya aktivitas masyarakat di wilayah itu karena berbahaya dari ancaman awan panas, lava pijar, bom, lapili, abu pekat, dan material lain dari erupsi Sinabung," ujarnya.

BNPB juga telah menyatakan bahwa ancaman bencana lahar dingin di sekitar Gunung Sinabung di Kabupaten Karo makin meningkat sejak dua pekan lalu. Ancaman lahar dingin meningkat seiring dengan bertambahnya material piroklastik produk erupsi Gunung Sinabung sejak Agustus 2010 hingga saat ini.

Dalam catatan BNPB, ada sekitar 50 juta meter kubik material piroklastik di Gunung Sinabung yang siap menjadi lahar dingin saat hujan di puncak gunung. "Ancaman ini nyata saat banjir lahar dingin menerjang Desa Kutambaru dan sekitar Kecamatan Tiganderket," kata Sutopo, pekan lalu.

Ia mengatakan, banjir lahar dingin sempat terjadi di Desa Kutambaru dan sekitar Kecamatan Tiganderket pada Senin (9/5) pukul 15.45 WIB. Banjir lahar dingin tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia dan satu orang lainnya hilang. Selain itu, empat orang mengalami luka ringan hingga sedang akibat terbawa arus lahar dingin.   rep: Issha Harrumma, Wisnu Aji Prasetiyo, Rizkiansyah/antara, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement