Jumat 12 Feb 2016 14:00 WIB

Jokowi: Menteri Tanggap Banjir

Red:

Antara/Rony Muharrman

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA--Musim penghujan yang telah memasuki masa puncaknya telah menyebabkan banjir di sejumlah daerah. Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan menteri mengambil langkah cepat untuk menanggulangi bencana tersebut.

"Presiden sudah perintahkan menteri terkait untuk segera mengambil langkah-langkah, baik dari sisi warga yang terkena banjir maupun dari perbaikan infrastrukturnya," ucap dia, Kamis (11/2).

Sebelumnya, Presiden Jokowi melalui akun Twitter-nya mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap potensi banjir. Ia juga meminta pemerintah daerah turun tangan mengatasi bencana tersebut. "Banjir bandang, tanah longsor terjadi di beberapa daerah. Pemda, BPBD harus segera turun tangan," tulis Jokowi.

Di pihak lain, anggota Komisi VIII DPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, anggaran untuk penanggulangan masih terbilang minim. Sehingga, BNPB dan BPBD kerap kali terkendala anggaran saat melakukan tindakan pencegahan maupun penanggulangan. "Jadi, ke depan ini harus jadi bagian yang mesti dikuatkan,'' kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.

Ia menekankan, pemerintah harus memastikan setiap daerah mempunyai anggaran penanggulangan bencana yang memadai. Sehingga, mereka sudah siap melakukan kegiatan preventif.

Meski banjir di Indonesia merupakan peristiwa tahunan, kata Hidayat, pemerintah harusnya bersiap-siap dari jauh hari. Hal itu supaya ketika terjadi banjir tidak menimbulkan dampak kerugian yang besar.

Hidayat juga menilai, banjir adalah dampak dari kebijakan nasional, terutama terkait dengan izin-izin konsesi hutan untuk pertambangan sehingga menyebabkan hutan rusak.

Banjir meluas

Sementara, ancaman meluasnya bencana banjir ke sejumlah daerah lain masih mengemuka. Di Jawa Tengah, tingginya elevasi Sungai Bengawan Solo mengancam daerah-daerah yang dilewatinya.

Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo menyatakan, tinggi permukaan air di pos pengamatan Jurug, kemarin, mencapai 8,33 meter. Ketinggian ini dikategorikan dalam Siaga Kuning. ''Sudah Siaga Kuning. Tapi, hampir merah. Siaga Merah ketinggian mencapai 8,5 meter,'' kata Andi Kusjatmiko, petugas jaga Posko Jurug, kemarin.

Terkait status tersebut, warga di kawasan Ngepung, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, bersiap-siap untuk dievakuasi ke daerah lebih aman. Mereka juga mulai mengevakuasi barang milik mereka.

Karena, di kampung yang berada di aliran Sungai Bengawan Solo ini mulai memasuki rumah. Warga yang dibantu petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membantu proses evakuasi.

Banjir yang terjadi sepanjang Jalan Jenderal Sudirman juga mengakibatkan kepanikan sejumlah pengguna jalan. ''Saya tak menyangka terjadi banjir separah ini. Saya jadi bingung mau lewat jalur mana, semua kondisi jalan tenggelam,'' kata Sumaryono (43), warga Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo.

Sedangkan, di sebagian daerah lain, para pengungsi mulai kewalahan, warga Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, misalnya, mulai kesulitan mendapatkan air bersih. "Kami sulit mencari air bersih untuk kebutuhan sehari-hari hingga harus beli air galon sedangkan bantuan belum ada," kata salah satu warga Kuantan Singingi, Hendri (34), di Teluk Kuantan, kemarin.

Para pengungsi banjir di Desa Kayu Besi, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, juga mulai terserang berbagai penyakit. "Penyakit yang mendera warga, di antaranya, penyakit kulit, seperti kutu air dan kadas. Ini karena warga selalu bersentuhan dengan air kotor akibat banjir dalam beberapa hari terakhir," ujar Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Bangka Arman Agus.

Selain penyakit kulit, warga juga mengeluhkan penyakit demam dan pilek. Manurut Arman Agus, anak-anak juga rentan diserang penyakit diare pascamusibah banjir yang melanda daerah tersebut. rep: Halimatus Sadiyah Edy Setiyoko/antara ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement