Jumat 05 Feb 2016 15:00 WIB

Dinkes Tenangkan Masyarakat Soal Zika

Red:

SLEMAN -- Dinas kesehatan mulai bergerak menginformasikan dan menenangkan masyarakat terkait wabah zika. Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Mafilindati Nuraini meminta masyarakat tak panik.

''Masyarakat tidak perlu panic, tetapi harus tetap waspada. Kami mengimbau agar masyarakat tidak bepergian ke negara yang sudah berstatus kejadian luar biasa zika," kata Mafilindati, Kamis (4/2). Sehari sebelumnya, pemerintah pusat menetapkan travel advisory.

Anjuran tersebut, terutama bagi ibu hamil agar tak bepergian ke negara yang terjangkit zika. Mereka juga diminta hati-hati saat bepergian ke daerah yang berlokasi di dalam negeri yang rawan wabah. Pemerintah masih belum akan menetapkan travel warning.

Sementara ini, jelas Mafilindati, antisipasi terhadap zika dapat dilakukan dengan pencegahan yang sama, seperti pada kasus demam berdarah dengue (DBD). Sebab, kata dia, perantara persebaran virus zika adalah nyamuk yang sama, yaitu Aedes aegypti.

Peneliti utama Eliminate Dengeu Project (EDP) DIY Riris Andono Ahmad menyampampaikan, virus zika tidak lebih mematikan daripada demam berdarah. Sementara ini, serangan penyakit yang berbahaya di Indonesia masih diduduki oleh demam berdarah.

Ia mengemukakan, virus zika yang ditemukan di Indonesia bisa saja berbeda dengan apa yang terdapat di Amerika Latin. Adapun gejala zika ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri persendian, terkadang disertai dengan muncul ruam-ruam merah, dan peradangan pada mata.

Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap mewaspadai keberadaan zika. Ia beralasan, nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus itu banyak berkembang di wilayah tropis, seperti Indonesia. Hal terpenting adalah langkah preventif berupa pemberantasan sarang nyamuk.

Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Muhammad Syafak Hanung menyatakan, tak menyediakan tempat khusus untuk penanganan zika karena penyakit ini sama seperti DBD. Ia menambahkan, laboratorium yang bisa memeriksa zika baru di Lembaga Eijkman, Jakarta.

Dengan demikian, ketika ada pasien di RSUP Dr Sardjito diduga menderita zika akan diambil sampel darahnya dan dibawa ke Eijkman. Jawa Barat menyatakan waspada. Dinas kesehatan di setiap daerah sudah siap mengantisipasi zika.

Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) juga menyiapkan langkah antisipasi. "Kami sudah siap," ujar dokter penyakit dalam RSHS Primal Sudjana. Ia menjelaskan, hal paling mengerikan kalau zika menyerang ibu hamil karena bisa membuat otak bayi tak berkembang. rep: Rizma Riyandi, Neni Ridarineni  Arie Lukihardianti ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement