Senin 02 Nov 2015 16:00 WIB

Kalla: Tak Ada Lagi Kubu di Golkar

Red:

JAKARTA -- Partai Golkar menggelar silaturahim nasional (silatnas) di kantor DPP Golkar, Ahad (1/11) malam. Wapres Jusuf Kalla yang juga kader senior partai berlambang pohon beringin ini ikut hadir dan mendorong disudahinya perpecahan di tubuh Golkar.

Saat ini, Golkar memiliki kepengurusan ganda. Satu kubu kepengurusan dipimpin Aburizal Bakrie (Ical) yang merupakan hasil munas di Bali. Sedangkan kubu lainnya dipimpin Agung Laksono, hasil munas yang diselenggarakan di Jakarta.

Kalla mengingatkan agar Golkar kembali bersatu dalam kancah nasional. Perpecahan yang terjadi di internal partai harus segera diselesaikan. Jika tidak, menurut dia, hal tersebut tidak sesuai dengan visi dan cita-cita Golkar.

"Saya bilang ke Ical dan Agung, kalau berantem terus ya Golkar jadi ormas saja karena dengan perpecahan, Golkar nggak bisa ikut dalam kontestasi nasional. Cita-cita partai kan mendapatkan kekuasaan," kata Kalla di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

Kedua, Kalla mengatakan, jika kemarin ada perbedaan sehingga timbul perpecahan maka saat ini tak ada lagi perbedaan prinsip. "Saat ini sudah tidak ada lagi kubu-kubu di tubuh Golkar." Ia berharap saat ini baik Ical maupun Agung fokus memikirkan teknis islah Golkar.

Ketiga, menurut Kalla, nantinya islah akan membawa persatuan dan kesolidan dalam Partai Golkar. Ia juga menegaskan, demokrasi di Indonesia tak akan bisa terbentuk tanpa kekuatan Golkar sebagai partai tertua dan terkuat.

Ketua Umum DPP Partai Golkar hasil munas Jakarta Agung Laksono mengatakan, dua kepengurusan Partai Golkar memilih jalan perdamaian melalui silatnas sehingga dalam waktu secepatnya akan kembali bersatu.

Harus diakui, ujar dia, berdasarkan putusan kasasi Mahkamah Agung, tidak ada salah satu kubu yang disahkan sehingga jalur perundingan damai demi bersatunya Partai Golkar perlu dilakukan. Selama hampir setahun, partai ini diwarnai perselisihan dan saling curiga.

"Tapi malam ini (kemarin) kita saling respek untuk bersatu," kata mantan menko kesra ini. Ia menambahkan, betapa pun beratnya persoalan yang dihadapi Partai Golkar, tapi jika semua pihak sama-sama memiliki tekad untuk bersatu maka dapat bersatu.

Sebelum silatnas, Agung mengaku bertemu satu kali dengan Ical untuk membahas penyatuan partai. Baik Ical maupun dirinya mempunyai pandangan yang sama bahwa perselisihan di Golkar secepatnya harus diakhiri.

Agung juga memuji langkah Kalla yang terus melakukan mediasi. "Pak JK meminta kedua kepengurusan partai lebih mengutamakan kepentingan nasional." Hasil jerih payah Kalla membuat Golkar dapat mengikuti pilkada di 246 daerah.

Menurut Agung, meskipun format penyatuan Partai Golkar belum final, tapi kedua kepengurusan sepakat untuk bersama-sama menggunakan kantor DPP Partai Golkar mulai Senin (2/11).

Selain Kalla, dalam silatnas juga hadir sesepuh Golkar, antara lain mantan menteri kehakiman Oetojo Oesman dan mantan menteri koperasi Soebijakto Tjakrawedaya, mantan menteri keuangan JB Soemarlin, dan mantan menteri tenaga kerja Fahmi Idris.

Selain itu, hadir pula putri mantan presiden Soeharto Siti Hardiyanto Rukmana, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan, dan Ketua DPR Setya Novanto. Saat membuka silatnas, Ketua DPP Golkar munas Bali Tantowi Yahya mengatakan, kader paling junior sampai yang paling senior hadir dalam silatnas. Kader senior, kata dia, ada Wapres Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan.

Ia menegaskan, ini merupakan bukti nyata persatuan kader Golkar se-Indonesia. Dengan persatuan, Golkar akan semakin kuat. "Pecahnya Golkar saja sulit dilawan, apalagi kalau bersatu seperti sekarang ini," katanya menegaskan.

Penggagas silatnas, Nurdin Halid, mengharapkan, dengan silatnas ini, perbedaan yang selama 11 bulan terjadi dalam tubuh Golkar bisa hilang. "Mulai malam ini (tadi malam) Golkar adalah satu. Putusan MA kemenangan kita semua," kata Nurdin. n c15/antara ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement