Kamis 01 Oct 2015 15:00 WIB

RI Diminta Tingkatkan Posisi Tawar

Red:

JAKARTA -- Pemerintah Indonesia diminta meningkatkan posisi tawar terhadap Arab Saudi soal pelayanan haji. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini, menyatakan, berdasarkan pemantauan DPR, masih banyak kekurangan dalam layanan haji di Tanah Suci.

"Ini ironis karena secara jumlah, jamaah haji kita paling banyak di sana," ujarnya, saat konferensi pers di gedung DPR, Rabu (30/9). Ia mencontohkan, soal kondisi tenda jamaah yang panas sebab hanya memuat satu AC. Karpet di tenda juga banyak dalam kondisi robek.

Dalam tragedi Mina pun, Jazuli melihat bahwa penanganan yang dilakukan Saudi belum optimal. Banyak jamaah yang mesti menunggu hingga delapan jam untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Korban cedera ringan masuk rumah sakit pukul 14.00 waktu Arab Saudi.

Namun, ternyata mereka baru dilayani delapan jam kemudian, yakni pukul 22.00 waktu Arab Saudi. Jazuli menegaskan, logika ekonominya, Indonesia merupakan penyumbang devisa terbesar bagi Saudi sebab jumlah jamaahnya paling besar.

"Dari sinilah kita mesti lebih menekan Saudi untuk memperhatikan pelayanannya pada jamaah Indonesia," kata Jazuli. Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid mengatakan, dalam Undang-Undang Haji, negara harus menjamin tiga aspek kepada setiap jamaah.

Ketiga aspek itu adalah bimbingan ibadah, pelayanan prima, dan perlindungan keamanan. Kini, aspek bimbingan dan perlindungan menjadi urgensi setelah tragedi Mina. Dalam hal bimbingan, kata dia, semangat ingin ibadah sempurna sering membuat jamaah melanggar.

Bentuknya berupa pelanggaran jadwal pelaksanaan jumrah yang pada akhirnya menyebabkan jatuhnya korban dalam tragedi Mina. "Pembenahan aspek bimbingan ibadah dimulai dengan penetapan standardisasi manasik yang sesuai syariah.

Sedangkan, pembenahan aspek perlindungan keamanan, ia mengatakan, bisa dimulai dengan pendidikan dan pelatihan kepada jamaah terhadap berbagai situasi yang akan dihadapi mereka selama berhaji. Misalnya, soal keamanan saat menuju Mina dan tawaf.

Sodik menyayangkan selama ini aspek perlindungan keamanan hampir tidak pernah diajarkan dan dilatihkan kepada jamaah. "Jamaah hanya dijejali ibadah dan doa, terlalu banyak materi. Ini membuat jamaah bosan dan pusing," katanya menegaskan. n c05/c33 ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement