Jumat 03 Jul 2015 16:00 WIB

Tambang Papua Mesti Dikelola Sendiri

Red:

JAKARTA — Pengamat energi, Komaidi, menilai tidak ada yang salah dengan niatan PT Freeport Indonesia kembali berinvestasi. Menurut dia, yang sudah jelas salah adalah Indonesia belum punya cukup kemampuan mengelola sendiri sumber daya alam di Papua itu.

Freeport menyiapkan dana investasi 18 miliar dolar AS untuk mengembangkan pertambangan bawah tanah di Papua dan pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur. Komaidi berharap Indonesia mampu mengelola penambangan emas dan tembaga sendiri.

Sayangnya, ia memang harus realistis karena Indonesia belum sanggup melakukannya. "Modal kita terbatas, teknologi tidak mumpuni, dan kualitas sumber daya manusia masih kurang. Jadi, mau bagaimana lagi," kata Komaidi kepada Republika, Kamis (2/7).

Lagi pula, ujar dia, Freeport tidak menyalahi aturan sebab pemerintah sudah bersedia memperpanjang kontrak Freeport. Kecuali kalau belum direstui untuk diperpanjang kemudian mereka melakukan investasi untuk diperpanjang, itu yang harus diwaspadai.

Selain itu, Komaidi melihat pemerintah akan merestui penambahan investasi Freeport untuk menambah penerimaan negara. Apalagi, penerimaan pajak saat ini belum sesuai seperti yang diharapkan dan hampir dipastikan meleset dari target.

"Dengan investasi itu, akan ada tambahan penerimaan dari pajak maupun nonpajak. Saya kira ini juga salah satu tujuannya dan bagian dari kesepakatan perpanjangan kontrak Freeport," kata Komaidi menegaskan.

Sementara, Pemerintah Indonesia akan mendapatkan penyerahan Blok Wabu dari PT Freeport Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan perusahaan asal AS untuk menyerahkan wilayah kerjanya sebesar 58 persen.

Dengan pengembalian lahan tersebut, wilayah kerja Freeport akan berkurang menjadi 90.360 hektare dari semula 212.950 hektare. Menurut Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Blok Wabu merupakan wilayah strategis.

‘’Ada yang menarik dari lokasi yang akan dilepas, ada lokasi yang punya potensi emas cukup besar, yaitu Blok Wabu, yang juga akan diserahkan ke Pemerintah Indonesia," kata Maroef dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (2/7).

Maroef mengatakan Blok Wabu memiliki potensi 4,3 juta ton bijih emas berkadar au 2,47 gram per ton. Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, setelah pengembalian lahan disepakati, wilayah kerja tersebut akan diberikan kepada pemerintah pusat.

Selanjutnya, pemerintah pusat akan memerintahkan pemerintah daerah untuk mengelolanya sebagai potensi daerah. "Saya belum tahu kesiapan pemerintah daerah, tapi kalau kemudian pemerintah daerah butuh bantuan pemerintah pusat atau BUMN, nanti kita bisa turun."

Sudirman mengakui, masalah pengelolaan ini memang belum dibahas secara terperinci. Ia menjelaskan, pengurangan luas wilayah kerja merupakan salah satu kesepakatan dalam amendemen kontrak karya yang disepakati Freeport agar bisa tetap berinvestasi di Indonesia. rep:Satria Kartika Yudha antara ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement