Selasa 27 Jan 2015 16:00 WIB

HRW: Polisi Mesir Berlebihan

Red:

KAIRO -- Human Rights Watch (HRW) menuding polisi Mesir bertindak berlebihan dalam menghadapi para demonstran. Pada Ahad (25/1), seantero Mesir diguncang aksi massa memperingati empat tahun revolusi yang menumbangkan kekuasaan Presiden Husni Mubarak.

Insiden kekerasan yang melibatkan polisi dan demonstran, menyebabkan paling tidak 18 orang tewas. HRW mengkritisi bentrokan di Kairo dan Alexandria. Saat itu, massa Ikhwanul Muslimin (IM) menyerukan aksi menentang Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.

"Empat tahun setelah revolusi di Mesir, polisi masih membunuhi para demonstran," kata Direktur HRW Timur Tengah dan Afrika Utara Sarah Leah Whitson, Senin (26/1). Ia meminta penyelidikan independen atas penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi Mesir itu.

Mestinya, kata dia, polisi bertindak sewajarnya karena mereka menghadapi aksi massa damai. Pengamat politik, Ahmed Sayed el-Naggar, meminta pertanggungjawaban Presiden al-Sisi karena jatuhnya banyak korban tewas dalam aksi massa, Ahad lalu.

Ia mempersoalkan kematian aktivis perempuan, Shaimaa Sabbagh, yang ditembak mati polisi pada Sabtu (24/1). Sabbagh ditembak dalam jarak dekat di bagian muka dan punggung. Ia bersama massa sedang menuju Lapangan Tahrir saat diserang polisi.

"Polisi sangat berlebihan dalam menangani pengunjuk rasa," kata Naggar seperti dikutip laman berita al-Ahram. Ia menyatakan, sangat wajar ketika pendukung Sabbagh marah atas kematian aktivis tersebut. Sabbagh tak berbuat kekerasan tetapi ditembak mati polisi.

Setelah empat tahun kekacauan politik dan ekonomi, sebagian warga Mesir memilih mendukung al-Sisi. Meski ia memperoleh kekuasaan melalui kudeta militer, tetapi ia dianggap mampu memulihkan stabilitas keamanan Mesir.

Al-Sisi mengerahkan pasukan keamanan di Semenanjung Sinai. Pasukan ini mengadang kelompok militan yang sering mengancam keamanan di perbatasan Mesir dan Gaza. Bahkan, dia menutup perbatasan Gaza untuk menjamin keamanan Mesir.

Mereka juga menyatakan al-Sisi berani mengambil langkah strategis memperbaiki perekonomian. Namun, para penentangnya menuduh al-Sisi mengembalikan Mesir ke kekuasaan otoriter. Mereka mengatakan, situasi sekarang seperti masa pemerintahan Presiden Husni Mubarak. rep: Gita Amanda ap/reuters ed: Ferry

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement