Kamis 30 Oct 2014 13:46 WIB

Anggaran Subsudi BBM Terancam Jebol

Red:

JAKARTA -- Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani memprediksi anggaran untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) bakal melampaui batas yang telah ditetapkan. Salah satu faktor pemicunya karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

"Ada potensi melampaui target. Tapi, ini hanya kemungkinan. Kami masih melakukan review," kata Askolani di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (29/10).

Seperti diketahui, alokasi untuk subsidi BBM pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 ditetapkan sebesar Rp 246,5 triliun untuk kuota BBM subsidi sebesar 46 juta kiloliter.  

Nilai kurs dalam APBN-P 2014 dipatok sebesar Rp 11.600 per dolar AS.  Sementara nilai tukar rupiah saat ini telah mencapai Rp 12 ribu per dolar AS. Nilai tukar berpengaruh karena Indonesia masih bergantung pada impor. 

Askolani belum bisa memastikan secara tepat berapa besaran anggaran yang jebol. Meskipun sebelumnya, pemerintah pernah bilang potensi jebolnya anggaran mencapai Rp 10 triliun setiap pelemahan rupiah sebesar lima persen. 

"Angka pasti belum bisa disampaikan. Bisa lebih sedikit. Kami masih menghitung-hitung dan melakukan pemantauan per dua minggu," tambahnya.

Dia menambahkan, selain nilai kurs, faktor lain yang dapat memengaruhi adalah Indonesia Crude Price (ICP) dan juga volume BBM subsidi itu sendiri. 

Khusus volume, pemerintah saat ini masih mempertimbangkan kebijakan mengingat kuota sebesar 46 juta kl diprediksi sudah akan habis sebelum 31 Desember.

"Intinya kami masih harus memantau nilai kurs, ICP, dan juga volume. Ini semua angkanya dinamis," ujarnya.

Menurut Direktur BBM BPH Migas Hendra Fadly, Rabu (29/10), kuota BBM bersubsidi untuk solar hanya cukup hingga 7 Desember. Sementara premium 22 Desember.

Kepala BPH Migas Andy N Sommeng di Jakarta, Rabu mengatakan, pihaknya telah meminta PT Pertamina (Persero) dan badan usaha swasta penyalur lainnya melakukan langkah-langkah pengendalian pemakaian BBM subsidi agar tidak melebihi kuota. 

Ia mengatakan, pengendalian pemakaian BBM telah dilakukan di sejumlah wilayah seperti Makassar, Sulsel, yang membatasi kendaraan motor mengisi maksimal Rp 20 ribu.

n antara rep: satria kartika yudha, aldian wahyu wijaya ed: teguh firmansyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement