Rabu 25 Mar 2015 15:00 WIB

Pasar Kelas Menengah Tetap Menarik

Red:

Berkembangnya ekonomi kelas menengah telah mendorong pengembang untuk giat membangun perumahan bagi golongan ini. Strategi resizing atau memperkecil ukuran tipe rumah dengan harga berkisar antara Rp 500 juta–Rp 1 miliar kini menjadi primadona dengan sasaran kelas menengah.

Menurut CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, strategi itu diikuti pengembangan kawasan bisnis dan permukiman baru yang tumbuh subur di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).  "Optimisme sektor properti akan berjalan positif tahun ini, khususnya untuk rumah tapak (residensial)," katanya. Namun, pengembang harus jeli memanfaatkan pasar dan memberikan strategi yang tepat dengan menawarkan produk yang berbeda dan sesuai keinginan konsumen. "Industri properti menengah atas mulai jenuh dan kini bergeser ke segmen menengah yang sebagian besar adalah end user (pengguna)."

Andreas Nawawi, Managing Director Paramount Land menyampaikan, pada 2014 dan awal 2015, semua sektor usaha mengalami koreksi, termasuk industri properti. Namun, perlambatan siklus pasar ini bukan berarti bisnis dan peluang investasi tidak berkembang.

Segmen kelas menengah Indonesia tahun 2015 diperkirakan akan tumbuh menjadi sekitar 90 juta orang, dengan tingkat konsumsi dan daya beli yang tinggi. Kondisi ini juga akan berimplikasi pada peningkatan pemenuhan kebutuhan akan hunian yang bertambah banyak seiring terjadinya pertumbuhan populasi.

Paramount pada awal tahun ini meluncurkan Malibu Village, klaster kelas menengah di Gading Serpong yang memungkinkan pemiliknya memberikan sentuhan personal di desain rumahnya sendiri. "Nilai properti akan terus meningkat karena merupakan objek investasi sepanjang masa," ujarnya. Hiru mahammad, ed:khoirul azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement