Senin 30 May 2016 14:00 WIB

Spudnik Sujono, Dirjen Hortikultura Kementan: Impor Antisipasi Delay Pasokan

Red:

Pasokan bawang merah selalu disebut aman tapi harganya tinggi, apa masalahnya?

Penetrasi bawang merah masih tersendat. Jadi, ketika pasokan melimpah tapi peredaran di pasar terhambat, harga akan tetap tinggi. Kita saksikan beberapa hari lalu, bawang-bawang dari sentra produksi mengendap di gudang Bulog, padahal jumlahnya melimpah.

Seharusnya ketika bawang merah datang, distribusi segera dilakukan. Posisi terakhir ada 1.220 ton pengiriman bawang merah ke gudang Bulog. Harusnya, barang-barang itu cepat disalurkan ke pasar.

Bulog membantah, bagaimana koordinasi Kementan-Bulog?

Kalau mereka bilang begitu, ya sudah, bagus. Semakin cepat disalurkan, semakin baik. Karena kunci pengendalian harga bawang, ya, barangnya disalurkan ke pasar, dipenuhi permintaannya. Pengalaman lalu-lalu, kita berhasil menurunkan harga bawang merah menjadi Rp 25 ribu dengan bekal menggelontorkan 100 ton bawang saja.

Jika pasokan melimpah, mengapa masih harus impor?

Berdasarkan rapat, sudah diputuskan itu agar menurunkan harga seperti keinginan Presiden, yakni di bawah Rp 25 ribu. Kita sudah sampaikan pasokan bawang melimpah karena mulai panen di mana-mana.

Namun melihat kuota impor bawang merah yang hanya 2.500 ton, petani jangan khawatir. Itu hanya untuk memasok satu hari kebutuhan bawang nasional. Kalau hanya untuk memasok kebutuhan Jakarta saja yang hanya 250 ton sehari, berarti untuk memenuhi 10 hari kebutuhan.

Impor dilakukan untuk memenuhi kemungkinan delay pasokan di sejumlah tempat pada penghujung Mei 2016.

Bagaimana koordinasi penyerapan bawang antara Kementan-Bulog?

Kita bantu menghubungkan Bulog dengan petani bawang. Ini merupakan penugasan dari Kementerian Koordinator Perekonomian. Teknisnya, semua harus bekerja bersama-sama agar harga bawang segera terkendali.

Kenyataannya, Bulog belum berpengalaman mengolah distribusi bawang. Makanya kita fasilitasi dengan membantu pembelian ke petani. Bawang mula-mula dibeli dengan harga Rp 20 ribu per kg. Sejak 24 Mei 2016, harganya diturunkan lagi menjadi Rp 18.540 untuk bawang rogol.

Sedangkan bawang yang masih konde Rp 16.840. Ini berdasarkan hasil rakortas di Menko. Apapun hasil rapat, agenda menstabilkan harga harusnya tidak merepotkan petani dan konsumen.   Oleh Sonia Fitri, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement