Jumat 09 Oct 2015 13:00 WIB

Thailand Panggil Dubes Indonesia

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Thailand Panggil Dubes Indonesia 


PHUKET -- Kementerian Luar Negeri Thailand memanggil dubes Indonesia untuk membahas permasalahan asap, Kamis (8/10). Thailand mengeluh karena kawasan wisata Phuket terselimuti asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. 

Departemen Pengendalian Polusi Thailand melaporkan, asap masih menyelimuti Narathiwat, Pattani, Phuket, Satun, Songkhla, Surat Thani, dan Yala. Wilayah paling parah tertutup asap terjadi di tujuan wisata dunia, Phuket. Udara di sana juga dianggap sudah tak sehat.

Di Phuket, kondisi udara telah berada pada level 201 mikrogram per kubik meter. Angka ini melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Pemerintah Thailand, yakni 120 mikrogram. Tingkat polusi kedua terparah terjadi di Songklha. 

Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai menyatakan, pertemuan dengan Dubes Indonesia untuk Thailand Lutfi Rauf bertujuan mendapatkan penjelasan mengenai kondisi kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan asap pekat hingga ke Thailand. 

Don menyampaikan harapannya, kedua negara bekerja sama mengatasi persoalan tersebut. "Kami ingin ada solusi jangka pendek maupun jangka panjang dalam menangani kebakaran hutan lahan yang terjadi setiap tahun,'' katanya, seperti dilansir Bangkok Pos, kemarin. 

Sejumlah pejabat Thailand juga berencana mengangkat isu asap dalam pertemuan pejabat senior ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam waktu dekat ini serta di pertemuan tingkat menteri lingkungan di Hanoi, Vietnam, pada 27-29 Oktober mendatang. 

Deputi Permanen Menlu Thailand Vitavas Srivihok yang mengutip Lutfi Rauf menyatakan, Indonesia meminta maaf kepada Thailand dan negara tetangga lainnya yang terkena dampak asap. Ia juga menyatakan, kebakaran hutan di Indonesia sangat serius. 

Indonesia membutuhkan bantuan untuk memadamkan api akibat kebakaran di Sumatra dan Kalimantan. Merespons situasi sulit yang dihadapi Indonesia, Srivihok menegaskan, Thailand siap memberikan bantuan. 

"Kami menunggu untuk mendapatkan penjelasan perinci mengenai bantuan yang dibutuhkan Indonesia,'' ujar Srivihok. Direktur Kantor Kelautan Phuket Phuriphat Theerakulphisuth menyatakan, jarak pandang di laut kini terbatas karena asap, sekitar satu nautikal mil. 

Karena itu, ia meminta semua operator kapal berhati-hati dengan kondisi ini. Selain itu, speed boat diminta untuk mengurangi kecepatan karena jarak pandang yang terbatas akan membahayakan keselamatan mereka. 

Tak hanya itu, pada Rabu (7/10) pagi lalu, sebanyak 16 penerbangan di bandara Phuket dan Krabi terpaksa harus tertunda. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement