Jumat 29 May 2015 14:00 WIB

Imam Suroso, Ketua Tim Verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI): Jangan Terlalu Mengabdi pada FIFA

Red:

Bagaimana tanggapan Anda dengan ditangkapnya sejumlah pejabat tinggi FIFA?

Saya secara pribadi bersyukur, jadi FIFA yang dianggap dewa oleh PSSI ternyata elite-elitenya di situ merupakan koruptor, FIFA menjadi sarang koruptor. PSSI salah memersepsi, ternyata dewanya itu rusak juga kan.

Kita jangan apriori menganggap Menpora jelek, saya sangat mengetahui tujuannya untuk membangkitkan semangat atlet Indonesia. Karena, sepak bola ini kan sudah berapa tahun tidak ada namanya. Mudah-mudahan dengan ini jadi pelajaran, FIFA dirombak, PSSI dan Kemenpora ada titik temu sehingga sepak bola lebih baik.

Akankah berpengaruh terhadap sanksi FIFA yang akan dijatuhkan pada 29 Mei?

Dugaan saya berpengaruh, namun demikian Menpora sepertinya mau disanksi atau apa pun dia sudah antisipasi. Lebih baik disanksi beberapa bulan atau setahun, yang penting prestasi sepak bola kita ke depan bagus. Tapi, dugaan saya dengan ada kasus ini, sanksi mungkin tertunda.

Bagaimana penyelesaian dualisme kepengurusan sepak bolah di Tanah Air?

Mohon maaf, PSSI ini kurang menghormati Kemenpora. Ini disebabkan dia terlalu mendewakan FIFA, padahal dia hidup di Indonesia. Terjadilah putus komunikasi karena tidak mau saling menghargai. Teguran itu, kalau dihormati, mungkin tidak akan terjadi sampai seperti ini.

Begitu Kemenpora bilang Arema dan Persebaya tidak boleh bertanding, PSSI malah semuanya tak dipertandingkan. Kelihatan sekali bahwa dia itu membangkang. Harusnya, dengan adanya teguran, langsung menghadap, jadi jangan merasa yang atur saya FIFA.

Bagaimanapun Kemenpora ini atas nama negara, kita harus tunduk pada aturan negara. Sebagai contoh, FIFA bilang ISL lanjutkan pertandingan, tapi begitu Polri tidak beri izin mau ngapain dia, kan tidak bisa juga.

Itu sebetulnya suatu peringatan, akuilah bahwa sebenarnya kita ini orang Indonesia, jangan terlalu mengabdi pada FIFA. FIFA pun harus tunduk pada hukum positif Indonesia. Mudah-mudahan Tuhan bukakan semuanya, FIFA seperti itu.

Anda sendiri melihat Tim Transisi seperti apa?

Memang Tim Transisi dibentuk baru. Dan mohon maaf, sebagian dari mereka mungkin belum paham tentang karut-marut sepak bola di Indonesia. Jadi, dalam kurun waktu dua minggu ini, dia sedang mencari masukan, tetapi bukan berarti tidak bekerja.

Karena keinginan Menpora jelas, pertama, kompetisi tidak boleh berhenti, itu kan jadi priporitas. Sayangnya, PSSI menghalangi. PT Liga Indonesia tak boleh oleh PSSI kalau tidak membawa bendera mereka. Yang jelas, Kemenpora dan Tim Transisi akan terus mengupayakan sepak bola di Tanah Air berjalan dengan baik. n c03 ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement