Senin 30 Mar 2015 13:00 WIB

Enny Sri Hartati Ekonom Indef: Pemerintah Kurang Matang

Red:

Bagaimana tanggapan Anda mengenai kenaikan harga BBM?

Pemerintah kurang matang dalam membuat kebijakan menaikkan harga BBM. Pasalnya, efek domino dari kenaikan tarif BBM seperti tidak dipikirkan. Padahal, kenaikan harga BBM turut mengerek harga sembilan bahan pokok (sembako). Selain itu, kerap terjadi apabila harga sembako sudah naik akan sulit untuk diturunkan. Artinya, apabila ternyata harga BBM akan dinaikkan kembali, seharusnya kenaikan BBM pada 18 November 2014 tak perlu diturunkan.

Investasi swasta belum meningkat karena belum terealisasi pada 2015 ini. Daya beli masyarakat yang menjadi tulang punggung pendapatan negara malah turun karena kenaikan harga BBM. Alhasil, pertumbuhan ekonomi terancam merosot.

Berarti kenaikan harga BBM tidak tepat?

Sebenarnya, dalam menaikkan harga BBM harus berdasarkan kalkulasi yang matang. Pasalnya, kenaikan harga BBM yang harusnya tepat dilakukan menjadi tidak tepat apabila kalkulasi tidak dilakukan secara matang. Semisal, harus dipikirkan masalah distribusi, tata niaga, dan lainnya. Padahal, kenaikan harga BBM merupakan hal bagus untuk beralih menggunakan energi baru dan terbarukan. Penggunaan energi baru dan terbarukan merupakan jalan untuk kedaulatan energi.

Apa solusinya ?

Pemerintah perlu mengalkulasikan secara matang sebelum menaikkan harga BBM. Artinya, apabila diprediksi dalam waktu dekat akan kembali naik harga minyak mentah dunia dan kurs dolar AS, maka, sebaiknya harga BBM tidak usah diturunkan. Manajemen saving harus dilakukan dengan baik. Pertamina sebelumnya juga sudah membuat data tren harga minyak. ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement