Jumat 27 Mar 2015 14:40 WIB

Pipip A Rifai Hasan Pengamat Politik Internasional Universitas Paramadina: Saudi Ingin Dominan

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Apa latar belakang Arab Saudi mengerahkan pasukannya membantu Presiden Yaman  Abd-Rabbu Mansour Hadi?

Arab Saudi ingin mendominasi wilayah yang dekat dengannya. Dalam hal ini,  Yaman kan berbatasan langsung dengan Arab Saudi. Selain itu, Saudi juga ingin berada satu posisi di atas Yaman. Terlebih secara politik dan ekonomi Yaman juga lemah.

Sehingga, dengan mudah juga kan Houthi bisa mengambil alih pemerintahan, padahal Houthi yang beraliran Syiah Zaidiyah ini hanya sepertiga di Yaman, namun mereka juga berkolaborasi dengan pendukung Ali Abdullah Saleh, presiden sebelum Hadi.

Apakah seranga Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi juga berhubungan dengan Iran?

Ya memang, selama ini Saudi melihat dalam politik di Timur Tengah yang dijadikan lawan politik utama adalah Iran. Jadi, apa pun yang akan dilakukan Iran, Saudi akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya ia berkepentingan mencegah Iran mempunyai pengaruh di negara lain.

Bahkan, ketika tahun 1990, saat perang Yaman Utara dan Yaman Selatan, menjelang unifikasi, Arab Saudi mendukung Yaman Selatan. Padahal, Yaman Selatan merupakan negara komunis. Ini karena Yaman Utara didukung Iran.

Mengapa Arab Saudi sangat ingin sekali mencegah pengaruh Iran?

Karena revolusi Iran kan menjatuhkan kekuasaan monarki dan Arab Saudi seperti Shah Iran, dikenal sebagai monarkhi absolut. Arab Saudi khawatir sekali dengan adanya protes dari rakyat yang menghendaki demokrasi atau kebebasan yang nanti nasibnya sama seperti Shah Iran.

Kedua, Arab punya penduduk minoritas Syiah di sisi timur,  yaitu di Khoutis. Sebagai contoh, kasus Bahrain yang mayoritas Syiah namun dipimpin oleh Suni. Arab Saudi tidak tanggung-tanggung dalam persepsinya, itu bakal mempengaruhi kekuasaanya.

Pokoknya, Arab Saudi ingin mencegah sebuah perubahan politik yang bisa memengarui kekuasaannya. Jadi, sekarang yang terjadi di Yaman seperti ini, wajar saja Saudi langsung bom, mereka khawatir muncul negara pro-Iran dan tidak bisa diaturnya. Selain itu, Yaman juga kaya minyak dan mempunyai tanah lebih subur, bahkan dulu ada kerajan besar, Saba dipimpin Ratu Sheba.

Bagaimana dengan dukungan negara Timur Tengah lainnya?

Memang Saudi punya kepentingan menginternalisasi persoalan ini. Dia memang tidak sanggup sendirian. Makanya dia menggunakan alasan ada suatu pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. Sudah pasti dia mengajak negara lain, Qatar dan Kuwait.

Kira-kira penyelesaiannya seperti apa?

Kecuali Alqaidah, PBB harus mengundang semua pihak, sama seperti kasus di Suriah. Karena secara de facto, Houthi ini memiliki kekuataan yang sangat kuat. Semua harus diselesaikan secara demokratis.

Apa yang terjadi di Timur Tengah akibat terlambat menganut sistem demokrasi. Akibatnya, politik sektarian selama ini menjadi penyelesaian setiap konflik di Timur Tengah, di mana penyelesaian mengandalkan senjata tidak dengan proses politik demokratis. c07 ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement