Kamis 29 Jan 2015 12:00 WIB

Paulus Wirutomo, Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia: Waktu dan Tempat Tertentu Jakarta tidak Aman

Red:

Jakarta menempati peringkat terakhir dari 50 kota besar di dunia yang tidak aman, bagaimana menurut Anda?

Memang tidak dimungkiri, pada waktu dan tempat tertentu wilayah Jakarta sangat tidak aman bagi masyarakat, terutama pada malam hari. Namun, saya tidak bisa memberikan bukti pasti dari data wilayah mana saja yang rawan dalam tindak kejahatan. Kalau kita membicarakan masalah tindak kejahatan, memang tidak bisa langsung dapat menyimpulkan karena terjadi secara fluktuatif.

Riset dari The Economist Intelligence Unit dalam riset yang bertajuk "EIU Safe Cities Index 2015" memasukkan komponen keamanan warga, keamanan infrastruktur, keamanan digital, hingga jaminan kesehatan, apakah memang pada kenyataannya seperti itu?

Sangat betul, bisa kita lihat dari masih banyaknya jalan rusak serta infrastruktur pelayanan publik yang masih minim. Tapi, seiring berjalannya waktu, saya melihat sudah banyak infrastruktur yang sudah mulai dibenahi dan diperbaiki dengan baik.

Apakah hal-hal tersebut ikut memengaruhi sosiologi masyarakat Jakarta dan menyebabkan berkurangnya rasa aman masyarakat?

Sangat berpengaruh bagi masyarakat Jakarta, terutama mereka yang bekerja hingga malam hari. Ketidaknyaman pengamanan pada infrastruktur Jakarta memberikan rasa takut kepada mereka yang menggunakan fasilitas publik.

Apa yang bisa dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta guna meningkatkan keamanan di wilayah tersebut?

Saya berharap mereka dapat segera memperbaiki segala fasilitas dan pelayanan publik. Selain itu, di setiap tempat pelayanan publik diberikan pengamanan yang cukup ketat untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.  cr02 ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement