Rabu 24 Dec 2014 17:00 WIB

Puput TD Putra, Direktur Eksekutif WALHI DKI Jakarta: Jakarta Bisa Ambles Jika Terus Seperti Ini

Red:

Apa yang menyebabkan permukaan tanah di Jakarta terus mengalami penurunan?

Hal tersebut diakibatkan oleh laju pembangunan kota yang sangat tinggi. Terutama pembangunan sumur bor untuk gedung, hotel, apartemen, dan sebagainya. Karena penyedotan air bawah tanah yang berlebihan, tanah di Jakarta menjadi turun. Bahkan, sekarang penurunannya sudah mencapai dua hingga delapan centimeter per tahun. Ini menyebabkan air laut lebih tinggi dari daratan.

Bagaimana dampak penurunan permukaan tanah terhadap kehidupan masyarakat?

Oh jelas ini sangat berdampak. Terutama pada air. Saat ini air laut bisa merembesi daratan, sehingga air bisa jadi tidak layak dikonsumsi lagi. Ditambah daya tampung tanah di Jakarta terhadap air hujan sangat rendah, sekitar 20 persen. Berbeda dengan Bogor, daya serap airnya masih 40 sampai 50 persen. Lambat laun Jakarta bisa ambles jika terus dibiarkan seperti ini.

Daerah mana yang penurunan permukaan tanahnya paling parah?

Jakarta Utara paling parah dan sangat dikwatirkan. Hampir 45 persen permukaan tanah DKI Jakarta sudah di bawah permukaan laut seperti penjaringan dan pluit. Penurunan muka air tanah sangat erat hubungannya dengan intrusi air laut sehingga bila dibiarkan berkelanjutan akan terjadi land subsdance (amblesan tanah).

Siapa yang bertanggung jawab terhadap kondisi ini?

Pengusaha dan pelaku pembangunan. Sebab, mereka terus-menerus mendirikan gedung. Pemerintah pun bertanggung jawab, karena izin pendirian gedung terus diberikan. Lihat saja pembangunan di mana-mana. Termasuk juga masyarakat.

Apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah ini?

Pertama pemerintah harus mampu membatasi izin pendirian gedung. Jangan terlalu dipermudahlah. Kedua, masyarakat pun harus mendukung program pemerintah dalam pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). n c97 ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement