Senin 26 May 2014 16:06 WIB

Eko Listiyanto, Ekonom Indef: BI Perlu Dorong Hedging Jadi Alternatif Perusahaan

Red:

oleh:Friska Yolandha--Utang luar negeri swasta melebihi pemerintah. Bagaimana Indef melihat kondisi ini?

Seperti yang kita ketahui, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara di Eropa melakukan stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Selain itu, bank sentral negara-negara tersebut juga membuat kebijakan yang ekspansif, termasuk bunga rendah. Inilah yang saya duga menjadi penyebabnya.

Korporasi lebih memilih melakukan pinjaman di luar karena bunganya lebih rendah dibandingkan meminjam di dalam negeri. Bank Indonesia (BI) yang kita tahu masih mempertahankan suku bunga acuan di level 7,5 persen. Kemarin, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga menaikkan suku bunga penjaminan. Artinya, perbankan menerapkan bunga cukup tinggi.

Depresiasi rupiah dinilai sebagai penyebab tingginya utang luar negeri swasta, menurut Anda?

Tidak juga. Dibandingkan tahun sebelumnya, rupiah cukup menguat. Memang, melemahnya nilai tukar memberi dampak pada likuiditas. Likuiditas perbankan di Indonesia pun masih cukup ketat, jadi korporasi mungkin melihat jika meminjam di perbankan Indonesia akan dihadapkan dengan bunga tinggi. Tapi kondisi rupiah saat ini saya rasa dalam kondisi yang cukup aman.

BI sudah mendorong perusahaan untuk hedging, tapi belum banyak yang menerapkan. Mengapa?

Hedging tampaknya belum menjadi alternatif bagi perusahaan. Karena, sifatnya dari BI baru imbauan, belum ada sanksi yang memengaruhi perilaku perusahaan untuk menjadikan ini sebagai kebiasaan. BI perlu mendorong ini untuk lebih ketat lagi agar perusahaan melakukan bukan sebagai alternatif, tapi kebutuhan.

Apa keuntungan hedging bagi perusahaan?

Dengan lindung nilai tentu kerugian dari efek kurs tidak begitu dirasakan. Tapi seperti yang tadi saya katakan, jika belum menjadi habit, tidak akan banyak perusahaan yang melakukan itu. Bagaimanapun, setiap perusahaan punya hitungan sendiri karena hedging pun ada ongkosnya.ed: andri saubani

sumber : http://pusatdata.republika.co.id/detail.asp?id=738006
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement