Kamis 17 Mar 2016 17:00 WIB

Golkar Malut Dukung Aziz Syamsuddin

Red:

TERNATE — Golkar Maluku Utara (Malut) memutuskan untuk mendukung Aziz Syamsuddin pada musyawarah nasional (munas) mendatang. Ketua DPD I Partai Golkar Malut Ahmad Hidayat Mus mengatakan, keputusan itu dicapai dalam rapat pimpinan daerah (rapimda) di Ternate, Rabu (16/3).

Keputusan dukungan itu melibatkan seluruh DPD II Partai Golkar kabupaten/kota se-Malut. Dia mengklaim, komitmen DPD Partai Golkar Malut dan seluruh kabupaten/kota untuk mendukung Aziz menjadi ketua umum karena mendapat restu dari ketua umum saat ini, Aburizal Bakrie (ARB).

"Saya sudah meminta arahan ke ARB mengenai figur yang tepat untuk memimpin Partai Golkar. Alasan itulah membuat saya bersama-sama pengurus DPD Partai Golkar kabupaten/kota memberikan dukungan ke Aziz," katanya.

Ahmad yang juga ketua tim pemenangan Aziz Syamsuddin ini mengklaim Aziz didukung 21 DPD Golkar se-Indonesia. Pihaknya akan memaksimalkan konsolidasi untuk mempertahankan dukungan tersebut.

Selain memutuskan siapa bakal calon yang akan didukung pada munas nanti, Rapimda DPD Golkar Malut ini juga membahas calon bupati Halmahera Tengah (Halteng) dan Morotai.

Prihatin

Sementara itu, beredarnya berita yang menyebut politikus Golkar Ade Komarudin tak bersedia menjadi calon ketua umum Partai Golkar menimbulkan keprihatinan kader elite Golkar. Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) DPP Partai Golkar Leo Nababan mengatakan, informasi itu sangat kental nuansa politisnya. "Saya menilai itu cara-cara yang tidak fair dalam sebuah kompetisi di Munaslub Partai Golkar," kata Leo.

 

Tim sukses calon ketum Airlangga Hartarto itu menyebut, AD/ART sudah memberikan syarat yang jelas agar semua kader yang memiliki potensi memimpin Partai Golkar bisa maju dan bertanding secara jantan dan jujur.

Di dalam AD/ART disebutkan syarat-syaratnya, yaitu memiliki kartu tanda anggota (KTA) selama lima tahun. Selain itu, harus ada prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela. Jika memenuhi itu semua, seorang kader bisa maju menjadi calon ketum. Calon tersebut diharuskan bertanding dengan jujur dan santun.

Leo mengatakan, Golkar harus mengubah gaya pemilihan dengan cara yang baik dan tidak saling menjatuhkan. Proses menuju munas harus didukung dengan komitmen menciptakan suasana demokratis dalam munas.

Leo meminta semua pihak tidak meneruskan cara-cara yang justru membuat citra Partai Golkar buruk. Jika kader Golkar saling menyerang, akan semakin memperburuk pandangan masyarakat luas terhadap partai tersebut.

"Saya meminta untuk dihentikan. Kampanye menjatuhkan calon lain tidak lagi relevan. Walau tidak menjadi tim sukses Akom, secara pribadi saya sangat menolak cara yang tidak fair ini," katanya.  antara/Muhammad Hafil, ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement