Rabu 13 Jan 2016 15:00 WIB

Kader PKS Diajak Konsolidasi Demokrasi

Red:

JAKARTA – Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengapresiasi keberhasilan partainya dalam Pilkada serentak 2015 lalu. PKS meraih kemenangan tertinggi dibandingkan dengan partai lain.

"Alhamdulillah, PKS menjadi partai dengan persentase kemenangan tertinggi di Pilkada 2015, lebih dari 50 persen," ujar Sohibul, Selasa (12/1).

Menurutnya, kemenangan PKS dalam pilkada serentak lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan sekitar 40 persen. Kesuksesan besar PKS dalam Pilkada serentak 2015 menjadi modal baik untuk pilkada serentak berikutnya.

Keberhasilan PKS tersebut, terang Sohibul, menjawab dugaan banyak pihak yang menilai PKS tak akan mencapai kesuksesan di pilkada dan hanya menempati posisi keempat. Ini juga menjawab keraguan sejumlah pihak.

Walau di luar kabinet, jelas Sohibul, PKS berhasil meraih kemenangan besar di Pilkada 2015. Menurutnya, hal ini adalah pertanda positif untuk menghadapi Pilkada serentak 2017.

Dalam pilkada serentak yang digelar 9 Desember 2015 lalu, PKS mendukung dan mengusung pasangan calon kepala daerah di 173 pilkada. Dari jumlah itu, paslon yang didukung PKS menang di 88 pilkada atau sekitar 50,9 persen. Persentase ini melampaui keberhasilan partai-partai lain yang rata-rata mencapai kemenangan di bawah 50 persen.

Tiga aspek konsolidasi

Ketua Majelis Syuro PKS periode 2010-2015 KH Hilmi Aminuddin menyampaikan amanat dalam Rakornas PKS di Depok, Jawa Barat. Dalam amanatnya, ia menekankan tiga aspek konsolidasi menuju kemenangan dakwah.

"Tanpa motivasi dan tujuan untuk menegakkan kalimat Allah, sangat sulit mempersatukan aneka ragam sumber daya manusia (SDM), pendidikan, bahkan faktor budayanya yang tersebar dari 17 ribu pulau yang ada di Indonesia. Tapi, alhamdulillah, dengan kesatuan tekad kita bisa menyatukannya," kata Hilmi dalam acara yang sama.

Amanat pertama, ujar dia, hendaknya para kader PKS senantiasa melakukan konsolidasi motivasi. Motivasi yang ditekankan adalah kesadaran untuk memilih dakwah sebagai jalan perjuangan.

Jika dari awal, kader PKS tidak dengan kesadaran atau tidak berani untuk memilih hal tersebut, bukan tidak mungkin akan terjadi split personality pada kemudian hari. Kesadaran motivasi untuk memilih jalan dakwah haruslah dibuktikan dengan pengorbanan besar, yaitu pengorbanan waktu, harta, tenaga, bahkan jiwa.

Amanat kedua, hendaknya para kader PKS melakukan konsolidasi orientasi, yaitu hanya menjadikan Allah dalam setiap amal di segala bidang. Sehingga, orientasi inilah yang akan melahirkan semangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khoirot).

"Kejelasan orientasi Allah SWT seperti digambarkan pada ayat walikulli wijhatun huwa muwalliiha. Setiap orang harus punya orientasi dalam mencapai sesuatu.

Amanat ketiga, ujar Hilmi, konsolidasi integrasi. Poin ini sebagaimana prinsip dari ajaran Islam, yaitu totalitas dan menyeluruh (syammil mutakammil).

Maksudnya, agar setiap potensi SDM yang ada di PKS dapat terintegrasi demi tegaknya Islam. "Generasi tua, generasi muda, ikhwan (putra), akhwat (putri) harus terintegrasi dalam satu kesatuan yang utuh, jangan sampai yang satu tidak merasa ada hubungan dengan yang lain." n ed: erdy nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement